Ada Berapa Gender Di Thailand
Bangkok
– Thailand ialah negara dengan nilai budaya istimewa. Mereka terlampau religius intern nilai Buddhisme, tapi di sisi tidak permisif cak menanya identitas gender & syahwat.
Thailand di Asia Tenggara yang luasnya seputar 500 ribu kilometer persegi merupakan destinasi favorit wisatawan dunia. Tadbir di sana merupakan monarki konstitusional maupun kekaisaran, dengan mayoritas penghuni Thailand menganut Agama Buddha.
detikTravel sekali lagi luang berziarah ke Bangkok, Thailand pekan lampau. Kami pun diantar makanya koteng tour guide berbahasa Indonesia, Dia, nan ialah penduduk steril negara Thailand.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Thailand ini 95 persen menganut agama Buddha. Sisanya Mukmin dan agama lain. Jadi banyak di sini memang pernak-pernik tangan kanan Buddha,” katanya saat mengantar kami dan rombongan.
Anda lagi merencana, bahwa intim 90 uang penduduk Thailand tak boleh beristiadat Inggris. Dari kecil, penghuni Thailand diajarkan Bahasa Inggris, tetapi mayoritas enggak sebatas pendidikan tahapan.
“Di sini, berpangkal kecil mutakadim diajarkan Bahasa Inggris. Semata-mata, setelah 4-5 tahun jarang terserah kursus Bahasa Inggris. Bintang sartan sudah sangat legal beristiadat Thailand, dari congor atau tulisan,” lanjur Sira.
Kuil Wat Arun di Thailand (Shinta/detikTravel)
Beliau kembali menguraikan, karena banyak pemuja Agama Buddha, tidak heran suka-suka banyak biksu di Thailand.
“Di sini, banyak biksu di bervariasi daerah. Umumnya mereka keliling, kemudian banyak turunan nan menyerahkan nafkah dan didoakan. Saja, mereka enggak boleh memegang uang,” introduksi sira.
Anda mengatakan, apabila seorang biksu ingin membeli sesuatu, harus orang tak nan memegang uangnya.
“Jikalau mau beli apapun, harus bani adam yang jabat uangnya. Biasanya ada khalayak tidak nan tolong mereka seandainya mau membeli sesuatu,” katanya.
Ilustrasi Biksu di Thailand (Spirit/detikTravel)
Sebagaimana aturan nan berlaku publik, biksu lagi tak diperbolehkan lakukan menikah. Kamu pula menceritakan bahwa beberapa wanita dengan sukma tertentu di Thailand belum menikah karena para lelaki menjadi biksu. Meski, kini sudah lalu banyak juga biksu amoi.
“Dalam pembantu, satu barangkali seumur kehidupan koteng laki-laki harus menjadi Biksu. Biksu pun juga tidak bisa menikah, oleh 18 persen wanita sukma 35-45 tahun di Thailand, belum menikah,” tambah Dia.
Anda juga bercerita mengenai atma di Thailand. Bahwa, sememangnya Thailand terdiri berasal dua kaki introduksi nan berbeda makna.
“Thailand itu sebenarnya dari dua prolog. Itu Thai, dan Land. Thai artinya Otonomi, Land artinya ketel tanah, bintang karkata ini provinsi nonblok. Di sini, bilang hal bebas,” ujar Anda.
Kamu melanjutkan, konteks bebas di sini ialah cak bertanya umur saban manusia. Mandu semangat dan perilaku ditentukan makanya per individu tersebut.
“Misalnya, di sini, seksualitas netral. Mengidas gender lagi bebas. Kepingin junjungan-junjungan, amoi, alias tidak semua dipilih sendiri,” katanya.
Hidup lilin batik di Khaosan Road (Shinta/detikTravel)
Kata Kamu, pelecok suatu contohnya adalah apapun gendernya, semua orang mendapatkan hak yang setimpal. Termasuk privat pegangan.
“Di sini, transgender ataupun sejenisnya itu dapat kerja barang segala apa saja. Bisa di dinas, di plural kancah. Jadi semuanya selaras belaka, sumber akar susu n kepunyaan kemampuan,” kata Engkau.
Enggak heran, Thailand pun memang tenar dengan bermacam-macam ulah tipe dan perbedaan. Namun, di tengah perbedaan, Thailand masih vitalitas menempel satu sama lain
(sna/fay)
Source: https://caribes.net/ada-berapa-gender-di-thailand/