Apa Saja Yang Menyebabkan Terjadinya
Sikap orang tua nan salah dan kurang baik sering siapa menimbulkan akibat-akibat munculnya kekerasan nan terjadi terhadap momongan dalam rumah jenjang, terkhusus pada anak perempuan. Berikut faktor-faktor tersebut:
a. Sosok Tua Otoriter
Anak yang di tuntun dengan keras akan cendurung tumbuh dan berkembang menjadi anak yang penurut akan hanya anak juga
2
Awaru, Ilmu masyarakat Batih.Bandung, Cv. Sarana Sains Indonesia
(2021).
akan bertaruk menjadi anak yang penakut. Dan dikhawatirkan orang lanjut usia yang mendominasi akan mewujudkan anak menjadi pemberontak dan menuju apa kembali yang sudah tetapkan orang tua yang kemudian akan berimbas pada tindakan kekerasan orang tua terhadap anak.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Maryam selaku orangtua:
“Kami dalam mendidik anak asuh itu keras, saya mendidik
anak kalau batat itu bilang baik-baik jika nggak di
tangkap suara tumbok, pendidik ajarin apa yang diajarkan di
sekolah di ejakan, di ajarin di ngaji pula. Kalau pendidik panjang itu tergantung keuangan, kalau cak semau uang kita lanjut kalau gak suka-suka yang gak terserah.Kalau anak asuh marah sira nangis, paling kalau gak cak hendak makan yaudah.”
3
Orang tua selalu memiliki caranya tersendiri n domestik proses memberikan arahan kepada anak, sama dengan nan privat wawancara berbunga Maryam, menjelaskan bahwa didikan nan berikan kepada anak yakni dengan cara yang berkanjang, cenderung lebih dengan kekerasan, sama dengan; mencentang bila momongan tak kepingin mendengarkan atau mematuhi orang tua.
b. Kekhawatiran Berlebihan Ayah bunda
Pada dasarnya anak yang sering mendapatkan perlakuan kegalauan yang berlebih, selalu melindungi, dan melarang akan takhlik anak bersemi menjadi anak asuh yang tak memilik rasa percaya diri dan tidak dapat mengandalkan dirinya sendiri. Intern kondisi ini akan memungkinkan anak melakukan suatu yang bukan diharapkan oleh individu tua, serta akan memungkinkan anak melanggar apa yang dilarang orang tua yang mana ini akan mengakibatkan terjadinya kekerasan pada anak.
3
Maryam, Wawancara dengan M. Pada rontok 09 Juni 2022.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yani selaku orang tua:
“Kita laksana orang tua wajar jika mengatak anak, centung.
Wajib lebih lagi kita pelihara dia. Barang apa yang terjadi diluar kita enggak gayutan bisa tau. Kalau ada apa-barang apa diluar saya lagi yang kusut.”
4
Kebingungan khalayak tua kepada anak tentunya adalah sesuatu yang berkarakter mendasar, yang mana memang sudah semestinya ibu bapak melakukan perannya. Berbunga pernyataan di atas Yani, mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi ayah bunda mencemaskan anak-ananya ketika tidak berada di dalam pantauannya. Aturan-adat yang diberikan kepada anak merupakan bentuk berpokok bagian pemantuan ayah bunda kerumahtanggaan menjaga anaknya. Karena orang tua enggak camar mengetahui apa nan terjadi terhadap anak momen berada di luar rumah. Sehingga aturan diberlakukan hendaknya anak tetap senantiasa berada dalam jangkauan orang tua. Akan tetapi, berbedanya halnya dengan anak asuh yang mengartikan kekhawatiran terlalu itu ibarat sesuatu yang tidak mesti dan berakhir akan terkesan mengekang.
Sama dengan yang disampaikan maka dari itu Rahmah:
“sering dilarang ini itu juga kadang tuh kesal sekali saya, jengkel karena apa-apa diatur, kayak keluar nggak dapat lama-lama, ada batasan jamnya. Caruk saya sengaja pulang telat-telat, memang sengaja. Karena makin di larang bertambah doyan saya langgar itu… paling tak sekali dikekang”
5
Berlandaskan pernyataan Rahmah yang mengekspos bahwa kegalauan bani adam renta malar-malar akanmenjadikan anak mengamalkan kebohongan. Kebohongan nan sengaja dilakukan anak ini disebabkan karena perasaan kesal dan jengkel kepada ibu bapak yang cak acap menjatah resan yang membatasi jam anak ketika berada di asing rumah. Sehingga anak merasa tertantang,
4
Yani, Wawancara dengan Y. Pada tanggal 07 Juni 2022.
5
Rahmah, interviu dengan R. Pada tanggal 02 Juni 2022.
menjadikan semakin menyukai berbohong dan kejedot resan-resan yang diberlakukan oleh ayah bunda.
c. Permintaan Orang Tua
Tuntutan turunan tua yang tidak sesuai dengan situasi, menuntut anak harus bisa memenuhi keinganan hamba allah lanjut usia nan mungkin dengan nilai-nilai terlalu tangga yang mana akan berimbas pada tekanan orang tua menuntut anak atau bahkan mengerasi anak agar melakukan apa nan orang tua renta inginkan, dan kemudian akan mengakibatkan pada kekerasan pada anak, terutama orang tua nan bertambah sering menghendaki anak perempuan.
“Hai, saya sebagai orang tua pula mau anak saya menuruti barang apa yang namun inginkan. Bukan semua.Tapi ada satu atau dua yang sangat ingin anak saya mau mendengar saya, dituruti.Kita individu tua masa dia bukan kepingin.”
6
Tanpa disadari oleh anak adam sepuh, mereka majuh kali mengabaikan perasaan anak, ini disebabkan oleh kurangnya kepeduliaan orang tua renta pada apa nan momongan inginkan. Karena orang tua terlalu larut atas harapan-harapan nan belum boleh terwujud, dan berharap anaknya nan akan mengantikan perannya internal mewujudkan impian yang terpendam. Akan doang, malar-malar hal tersebutlah nan membuat basyar tua tanpa ingat memberikan tuntutan besar kepada anak asuh.
Sama dengan nan disampaikan maka dari itu Wiwi:
“Menurut saya enggak semua keinginan dan permintaan orang sepuh harus kita lakukan, karena anak asuh pun punya impian, eumm, keinganan kita seorang, tidak selalu harus di atur orang tua. Karena kalau sosok bertongkat sendok membatasi ataupun kasih tuntutan-permintaan itu senyatanya itu apa yang nggak bisa dia lakukan sekaligus mulai dewasa dulu. Dan menurut saya itu enggak etis.emm, paling sering itu centung orang berida kita paling
6
Yani, interviu dengan Y.Pada tanggal 07 Juni 2022.
banyak harapannya sama kita anak perawan, paling besarlah harapannya.”
7
Kata majemuk berbunga Wiwi, tuntutan pamrih dan keinganan dari ibu bapak menggunung beban yang lain bagi anak, serta pembatasan-pembatasan dari turunan tua pun takhlik anak semakin terbebani.
Setiap anak nona n domestik keluarga karuan memiliki kedahagaan ataupun impian-impian mereka sendiri. Doang, sering mungkin anak asuh perempuan merasakan bahara yang begitu langka momen harus masuk takhlik apa yang dikehendaki maka itu ayah bunda. Padahal belum karuan semua anak sanggup melakukan itu semua, serta permintaan tersebut menjadi satu sikap kebiasaan nan dilakukan oleh orang tua.
Pandangan individu berida yang menganggap anak terbiasa menuruti/ mematuhi keinginannya sudah menjadi suatu yang mutlak. Sehingga tanpa disadari bahwa sepatutnya ada manusia lanjut umur telah mengabaikan anaknya demi kepentingannya seorang dengan petisi osean terhadap anak. Sedangkan untuk anak perempuan petisi yang diberikan oleh orang tua pula menjadi beban serta menyulitkan karena pastinya setiap anak memiliki impian dan cita-cita yang diraih. Tetapi dengan adanya beban harapan cucu adam tua di waktu mudanya mewujudkan momongan dalam kebimbanngan antara mematuhi orang tuanya alias mengejar keinginannya.
Mahajana di Desa Ulee Lueng seorang enggak rendah nan menerapkan sebuah tuntutan andai orang lanjut umur terhadap anak-anaknya. Sehingga hal seperti ini dianggap tinggal wajar buat landasan awam dan sudah menjadi suatu keharusan/barang bawaan yang semestinya.
d. Ketidakpercayaan Ibu bapak Pada Anak
Adanya ketidak percayaan berasal orang tua kepada anak yang
membentuk anak merasa tak di anggap special, merasa
terangsingkan, enggak dihargai, dan tercemooh. Hal ini menyebabkan
7
Wiwi, wawancara dengan WA. Puas tanggal 22 Juni 2022.
momongan menjadi pribadi yang tertutup kepada orangtuanya, demen berbohong, dan menjadi pembangkang. Lingkungan sosial boleh menjadi pelarian bersumber ketidak percayaan ini. Pelarian ini dapat menyebabkan anak tertambat ke internal lingkungan sosial yang buruk karena tidak adanya pengawasan dari orangtua.
Sebagaimana diungkapkan oleh Fiya:
“Seharusnya orang tua lontok tuh berkeyakinan seimbang anak. Bukan sebaiknya malah, memang harus kita sebagai anak mendapat asisten berusul ayah bunda. Tapi kalo saya malah tak. Orang renta saya nggak bisa beriktikad sederajat anaknya sendiri. Selalu curiga smaa anak. Apa-apa tuh kan selalu ditanya itu-itu aja… di ulang-ulang terus sampek kita denger capek, dah. Apalagi kalo soal persen itu sih parah siapa bukan percayaannya. Pas kita minta uang ingin beli apa atau ada keperluan lah runyam mungkin dikasih, di soal-cak bertanya terus untuk segala apa padahal udah dibilang patut mohon. Karna nggak ada kepercayaan itulah enggak salah kalo saya rumit kepingin bicara dengan orangtua.Minimal terik emang orangtua enggak bisa percaya sebanding anak sendiri.”
8
e. Diskriminasi Anak Adam Dan Gadis
Sering kelihatannya basyar tua khusunya untuk di wilayah Aceh, lebih memperiotaskan anak lanang dibandingkan dengan anak perempuan. Ayah bunda juga membidik cinta membanding-banding anak amoi dengan anak laki-laki. Tentunya segala yang dilakukan ibu bapak itu merupakan sebuah angkara bikin anak perempuan, dikarenakan kedua anak asuh tersebut sangatlah berbeda.
Seperti mana nan diungkapkan oleh Lina:
“…. Pelalah bisa jadi saya di banding-bandingkan dengan momongan bujang di flat, justru kalau di keluarga saya itu mereka menganggap momongan jejaka tuh paling berharga, semua-
8
Fiya, Soal jawab dengan Fiya. Plong copot 02 Juni 2022.
semuanya lebih momongan bujang. Kayak misal kamar, anak perempuan di kondominium saya yang nggak dapet kamar. Menengah yang cowok dapet kamar. Yang perempuan malah tidur di depan tv.”
9
Wawanrembuk Lina mengatakan n domestik wawancaranya kondisi dalam keluarga yang mencerca guna anak asuh pria dari pada upik. Laki-laki dianggap paling bermanfaat dan mendapatkan semuanya sama dengan dalam pembagian kamar, momongan junjungan-junjungan mendapatnya akan tetapi sebaliknya anak perempuan justru harus tidur di luar kamar, tepatnya didepan televisi. Peristiwa tersebut tidaklah baik dan tak menguntungkan cak bagi anak kuntum. Lina menyebutkan akomodasi kerumahtanggaan rumahnya terdapat satu televisi yang berada di ruang tamu dan berkumpul tanggungan di satu wadah, satu meja yang terletak di dapur, dan tiga kamar. Satu kamar terdapat di pendiangan yang digunakan oleh orangtua Lina, dua kamar di depan digunakan maka itu adik berpunca Ibu Lina dengan suaminya. Ampas satu kamar pun digunakan oleh sepupu Lina dengan istrinya. Keluarga Lina terdapat 3 kepala keluarga, sehingga membentuk Lina enggak diprioritaskan untuk mendapakan kamar.
Begitu juga kembali nan diungkapkan oleh Fiya:
“Dirumah yang paliang diprioritaskan itu si ragil karna bujang suatu dirumah. Segala apa-apa itu cerbak anak pemuda…
kalau beli alat pencernaan comar nan disuka proporsional adek yang bujang itu, kalo adek nggak suka langsung cepet-cepet tukar ke kedenya. Terus kan, kayak adek cowok ngamuk … marah-berang karna apa yang dia cak hendak gak dibeli, nggak diturutin itu buruk perut saya yang kena alias nggak adek-adek saya nan cewe. Kadang tuh panas hati liat orang tua pikiran ke anak cowok.Bukan kadang, sih, tapi emang iri kali.Pengen gitu barang apa yang saya ingin diturutin nggak pake merepet dulu.”
10
9
Lina, Wawancara dengan Lina. Plong tanggal 11 Juni 2022.
10
Fiya, Wawancara dengan Fiya. Pada sungkap 02 Juni 2022.
Hasil wawancara dengan Fiya, mengatakan perlakuan sosok tua nan membedakan antara momongan-anaknya dan lebih memperiotaskan anak laki-laki tidaklah baik. Karena setiap anak semestinya diperlakukan sama, tanpa adanya perbedaan. Apalagi ketika keistimewaan momongan lelaki selalu diutamakan mewujudkan anak kuntum merasa sentimen dan kepingin mendapatkan eigendom yang sama.
Sebagai halnya yang diungkapkan lagi oleh Wiwi:
“Momongan perempuan nan selalu di suruh-suruh. Kayak masak, nyuci rok, bersihin flat, iyasih itu emang tugas kita juga. Tapi enggaklah apa-segala apa anak asuh perempuan. Kayak makan itu yang cowok harus kita ambilin nasinya kalo nggak nanti murka-marah. Gitu selalu karna udah terdokrin semenjak kecil jadinya kebiasaan”
Hasil temu duga dengan Wiwi, anak yang terbiasa bersumber kecil sudah teedoktrin melakukan perintah khalayak tua ini termaktub pada habitus yang mana orang tua menggunakan pembiasaan dengan menjadikan pengaruh bakal melakukan perintah kepada anak asuh perempuan seperti dalam ungkapan Wiwi bahwa momongan nona harus melayani momongan laki-laki dengan baik jika tidak orang tua lontok akan menumpahkan kemarahannya.
Sesungguhnya banyak dari orang tua sangatlah menganakemaskan momongan-anaknya, akan saja mereka terkadang abnormal bisa bersikap independen kurangnya keluasan pikiran, dan kurangnya kedewasaan secara khalayak dalam memberikan rahmat sayang nan adil. Tentunya peristiwa demikian akan menciptakan menjadikan orang tua sulit menyempurnakan kebutuhan anak-anak asuh, serta kemungkinan akan meningkatkan kekerasan secara fisik, verbal alias psikis pada anak dara. Apalagi dengan adanya diskriminasi-diskriminasi terhadap anak amoi dan suami-laki dalam rumah, ini membuat akan membentuk anak asuh membenci satu selevel lainnya. Apalagi dengan tindakan orang renta yang lebih memperioritaskan anak lanang internal tanggungan semakin menambah kecemburuan plong anak dara.
f. Kekerasan yang Dihasilkan Antar Generasi
Perilaku kekerasan dapat diturunkan dari generasi ke generasi karena bukan tidak mungkin orang tua renta yang melalukan kekerasan terhadap anak di sebabkan pola asuhan yang dituruti dari orang tuanya dahulu yang kemudian mewariskan didikan yang didapatkan kepada anaknya. Anak-anak yang menerima perlakuan yang kurang baik dan kekerasan akan memungkinkan menerima perilaku ini bagaikan teladan kelak detik menjadi bani adam tua.
Akan tetapi, tidak semua anak asuh akan bermain demikian karena bisa namun anak-momongan yang mendapat kekerasan bukan menjadikan didikan keras basyar tau diturunkan pada anak mereka.
Anak yang optimistis suatu perlakuan/perilaku nan buruk dan memahamkan bahwa tindakan kekerasan adalah hal yang wajar cenderung akan lebih mudah menjadi orang wreda yang menurunkan kekerasan terhadap anak. Sementara jika dibandingkan dengan anak asuh-anak asuh yang memahami dan berpengharapan bahwa orang tua mereka salah privat memperlakukan mereka dengan tindakan kekerasan.
11
“Kalau anak asuh untuk salah itu ditegur terus merepet tubin hilang lagi nanti marah pula. Malah main hp, apalagi ngak cuci pakaian karena main hp. Dia kalo berang ia gak peduli dan tetap melakukan apa yag disuruh. Jaman saya dahulu kalo suka-suka anak-anaknya nan berantam teguh itu nggak peduli siapa yang keseleo mamak saya tetap cubit atau nggak palu.
Kalo orang-hamba allah tua suntuk gitu nggak segala apa-barang apa, karena orangtua persisten makara anak nurut. Makanya saya juga kadang gitu ke anak biar nurut. Anak adam dan amoi nggak ada bedanya, jikalau lagi berhantaman tetap berdua kenal pukul, gak peduli sekiranya boncel. Anak laki-laki ini seram ke saya, Mandu jaga ada nan beda. Mengalah itu embok.Saya pernah keluarkan hp karena mereka gak cak hendak dengar.”
12
11
Rozak, “Kekerasan Terhadap Momongan N domestik Rumah Tinggi Perspektif
Hukum Islam.” Pemalang, STIT Pemalang dan Sekretaris Forum Advokasi KLA
(Ii kabupaten Patut Anak) Vol. 9, No. 1 (2013)”
12
Rahmah, Wawancara dengan Rahmah. Sreg tanggal 02 Juni 2022.
Hasil wawancara dengan Rahmah selaku orang tua, mendedahkan bahwa ketika anak asuh melakukan kesalahan yang dilakukan oleh Rahmah ialah menjuluki dan mengomeli. Cak semau jeda dalam kemarahannya sebagai orang tua. Kekecewaan Rahmah kepada
anaknya disaat anak lalai dengan Handphone hingga lupa cak bagi
melakukan tugas atau rutinitas nan bosor makan diajarkan seperti;
mencuci gaun. Akan saja, sungguhpun dalam kemarahan tunak melakukan perintah orang tua. Rahmah juga mengatakan bahwa bukan ada perbedaan perlakukan privat mendidik anak, baik itu adam ataupun perempuan. Jika kedua anak bersanggit maka keduanya tetap dipukul tidak mempedulikan batasan atma, selain itu bila privat hal berang Rahmah pun tidak segan melempar benda
seperti Handphone bila sang anak enggak cak hendak mendengarkan.
Begitupun nan sebagaimana yang disampaikan maka dari itu Ayu:
“jika anak bakal pelecok itu ya ditegur kadang-kadang seandainya ubah di sejumlah ya di pengetuk tapi kadang gak dipukul di biarin aja gitu nanti berubah sendiri. Paling damping ya sama, tapi karena anak junjungan-laki bisa dibawa-bawa, cara memperlakukan anak maskulin itu lebih sama kayak perempuan. Kalau saya berang gak dipeduli.Sosok lanjut umur saya juga gitu ke saya. Ada memang segala apa-apa yang terlampau saya bisa dari orang tua saya ajarin ke anak.Tapi ya nggak semualah.”
13
Pengalaman dalam mengakui didikan yang kemudian diwariskan kepada anak bukan demap berbuah baik. Apalagi bila pewarisan generasi ke generasi itu berwujud kerumahtanggaan bentuk kekerasan.
Seperti pernyataan berpunca Rahmah dan Ayu yang tidak memperdulikan batasan hidup momongan, bila berbuat kesalahan akan tetap diberikan pukulan atau bahkan tetapi akan mendiamkan momongan.
Tidak menyapa atau menasehati dengan baik dan halus justru ini anak asuh akantetap kembali berbuat kesalahan yang setara.
13
Ayu, Interviu dengan A. pada tanggal 02 Juni 2022.
Kekerasan antar generasi tidak semua terjadi n domestik masyarakat desa Ulee Lueng, namun hanya ada bilang dari anak adam tua yang masih menerapkan kekerasan dalam menggembleng anak asuh.
Lampau disayangkan bahwa kekerasan antar generasi orang tua terhadap anak tersebut sendiri masyarakat masih ada yang menganggap perilaku tersebut sebagai suatu kewajaran nan dilakukan orang renta andai proses dalam mendidik anak.
Meskipun demikian ada pun masyarakat nan habis mengasihani terhadap sikap ibu bapak tersebut.
B) Bagan-Rancangan Kekerasan Terhadap Anak Yang Terjadi Di
Source: https://123dok.com/article/faktor-faktor-yang-menyebabkan-terjadinya-kekerasan.qo5x6xr0