Apa Yang Dimaksud Dengan Genotipe
Genotip Dan Fenotip : Konotasi, Faktor, Persimpangan dan Contoh
adalah Fenotipe adalah suatu karakteristik baik struktural, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku sedangkan Genotip genetik dari suatu individu atau sekumpulan cucu adam populasi

Baca Juga Artikel Nan Mungkin Berhubungan :
Biologi : Pengertian, Manfaat, Simpang dan Menurut Para Juru
Pengertian Genotip Dan Fenotip
Fenotip
Fenotipe yakni suatu karakteristik baik sistemis, biokimiawi, fisiologis, dan perilaku yang boleh diamati dari suatu organisme nan diatur oleh genotipe dan lingkungan serta interaksi keduanya. Denotasi fenotipe mencakup berbagai ragam tingkat privat ekspresi gen dari satu organisme. Pada tingkat organisme, fenotipe adalah sesuatu nan bisa dilihat/diamati/diukur, sesuatu sifat ataupun kepribadian. Internal tingkatan ini, contoh fenotipe misalnya warna mata, elusif badan, atau ketahanan terhadap satu kebobrokan tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotipe dapat aktual rahim substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai misal, kadar gula darah atau kandungan protein n domestik beras. Pada taraf molekular, fenotipe dapat berupa total RNA nan diproduksi atau terdeteksinya lin DNA ataupun RNA pada elektroforesis.
Fenotipe ditentukan sebagian oleh genotipe insan, sebagian oleh lingkungan tempat sosok itu semangat, waktu, dan, plong sejumlah sifat, interaksi antara genotipe dan lingkungan. Waktu lazimnya digolongkan sebagai aspek lingkungan (arwah) pula. Ide ini absah ditulis andai
P = G + E + GE
dengan P berarti fenotipe, G berharga genotipe, E berarti lingkungan, dan GE bermanfaat interaksi antara genotipe dan mileu serempak (nan farik dari kontrol G dan E koteng-sendiri.
Pengamatan fenotipe boleh keteter (masalnya warna bunga) atau sangat rumit hingga memerlukan alat dan metode spesial. Namun demikian, karena ekspresi genetik suatu genotipe bertahap dari tingkat molekular sebatas tingkat individu, seringkali ditemukan keterkaitan antara sejumlah fenotipe n domestik berbagai tingkatan yang farik-beda. Fenotipe, khususnya yang berperangai kuantitatif, seringkali diatur oleh banyak gen. Cabang genetika yang membahas sifat-sifat dengan tabiat serupa ini dikenal ibarat genetika kuantitatif.
Genotipe
Genotipeadalah istilah yang dipakai untuk menyatakan keadaan genetik dari suatu individu atau sekumpulan individu populasi. Genotipe dapat merujuk puas situasi genetik suatu lokus ataupun keseluruhan bahan genetik yang dibawa oleh kromosom (genom). Genotipe dapat berupa homozigot atau heterozigot. Selepas orang dapat melakukan transfer gen, muncul pula pengusahaan istilah hemizigot.
Dalam genetika Mendel (genetika klasik), genotipe comar dilambangkan dengan abc yang berpasangan; misalnya AA, Aa, atau B1B1. Teman abc yang sederajat menunjukkan bahwa individu yang dilambangkan adalah homozigot (AA dan B1B1), sedangkan pasangan huruf yang berbeda melambangkan individu heterozigot. Sepasang abc menunjukkan bahwa individu yang dilambangkan ini adalah diploid (2n). Sebagai konsekuensi, individu tetraploid (4n) homozigot dilambangkan dengan AAAA, misalnya.
Privat genetika, alel yakni bentuk-bentuk alternatif dari gen plong suatu lokus. Alel terasuh karena adanya keberagaman sreg urutan basa nitrogen akibat hal alih tugas. Istilah ini muncul akibat penggunaan
allelomorph
maka dari itu William Bateson pada buku karangannya
Mendel’s Principles of Heredity
(1902).
Lokus dikatakan bersifat polimorfik apabila punya tipe alel dalam suatu populasi dan, sebaliknya, dikatakan bersifat monomorfik (“suatu lembaga”) apabila bukan n kepunyaan variasi. Makhluk yang n kepunyaan alel sama pada suatu lokus dikatakan memiliki genotipe yang homozigot sedangkan yang memiliki alel farik dikatakan heterozigot. Karena genotipe diekspresikan menjadi suatu fenotipe, alel boleh menyebabkan perbedaan penampilan di antara sosok-turunan dalam suatu populasi.
Baca Sekali lagi Artikel Yang Mungkin Berhubungan :
5 Konotasi Genetika Menurut Para Ahli Beserta Cabangnya
Sifat Kuantitatif dan Kualitatif
Setiap hewan ternak n kepunyaan kebiasaan kualitatif yang menjadi ciri unik pada setiap individu piaraan. Disamping itu lagi memiliki rasam kuantitatif yang biasa diukur dengan menggunakan alat ukur yang gegares digunakan privat ilmu tilik ternak.
Lakukan aturan kuantitatif, akan berpengaruh terhadap nilai jual dabat ternak jikalau semakin bagus keadaannya. Padahal untuk sifat kuantitatif sendiri tidak berpengaruh banyak lega harga jual hewan ternak ataupun sahaja bersendikan barometer. Selain itu banyak atau tidaknya gen mempengaruhi intern menentukan sifat kuantitatif maupun kuantitatif.
Resan kuantitatif bisa diukur dengan pengukuran, sedangkan lega adat kuantitatif cuma boleh dilihat berpangkal pengamatan. Buat makin memahami tentang aturan kuantitatif dan resan kualitatif merupakan:
-
Sifat kualitatif
Resan yang bukan dapat diukur, tapi boleh dikelompokan. Misalnya warna bulu, lembaga tanduk. Rasam ini minus/tidak dipengaruhi lingkungan dan lazimnya dikontrol oleh satu ataupun dua pasang gena saja.
- Tidak memiliki angka ekonomis
- Tidak boleh dihitung ataupun diukur
- Tidak dipengaruhi makanya faktor mileu
- Hanya berdasarkan sreg kriteria
- Minus gen ( hampir tak ada), sehingga banyak berpengaruh pada aturan kualitatif
-
Sifat Kuantitatif
Resan yang dapat diukur, misalnya produksi susu, bobot badan dan produksi telur. Sifat ini dikontrol banyak gena dan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti pakan dan tatalaksana
- Memiliki kredit ekonomis
- Dapat dihitung atau diukur
- Terpengaruhi maka itu faktor lingkungan
- Banyak gen yang mempengaruhi sifat kuantitatif
Baca Kembali Artikel Yang Mana tahu Gandeng :
Signifikansi Dan Variasi Serta Faedah Hormon Tumbuhan
Perbedaan
Genotip dan Fenotip
Perbedaannya adalah nan paling bermakna.
Genotipe organisme alias sifat tertentu mengacu secara tunggal bagi informasi genetik nan menggambarkan sifat terlihat.
Suatu resan yang kelihatan ialah , seperti corak ain ataupun warna bulu, lain akan boleh digambarkan perumpamaan genotipe.
Fenotipe ialah secara khusus mengacu pada rasam-kebiasaan nan boleh digambarkan dari suatu observasi.
Genotipe ialah faktor-faktor yang menyebabkan fenotipe nan khas buat eksis.
Fenotip adalah “kebiasaan nan tampak” pada satu insan dan dapat diamati dengan panca indra, misalnya dandan anakan merah, surai keriting, raga samudra, buah rasa manis, dan sebagainya. Fenotip merupakan perpaduan dari genotip dan faktor mileu. Sehingga suatu insan dengan fenotipe selaras belum tentu mempunyai genotip seimbang.
Bila dikemukan didalam rumus akan menjadi :
F = G + E
F = Fenotip
G = Genotip
E = Environment (Lingkungan)
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan :
Pengertian Dan Tipe-jenis Mikroba Endofit
Persimpangan Genotip Dan Fenotip
Kerumahtanggaan Pewarisam Aturan maupun persilangan, terdapat prinsip yang harus kita bangun, yaitu :
- Gen yang main-main intern dominasi dan penentuan sifat diberi fon huruf.
- Gen yang berperangai dominan dinyatakan dengan huruf kapital, misalnya gen yang menentukan adat batang yang tinggi ditulis dengan aksara “N” (berasal berpokok kata tinggi). Gen yang bersifat resesif dinyatakan dengan aksara kecil, misalnya gen yang menentukan sifat layon nan singkat ditulis dengan aksara “cakrawala”. Makara, dapat diartikan bahwa batang tinggi dominan terhadap batang ringkas, dan sebaliknya mayit pendek resesif terhadap layon jenjang.
Pada cucu adam dan satwa vertebrata, penyatuan sperma dan ovum yang masing-masing berwatak haploid (n) akan membentuk zigot. Ovum tumbuh dan berkembang menjadi individu yang bersifat diploid (2n), sehingga cucu adam yang memiliki sifat tersebut dinyatakan dengan dua aksara Ideal: :
TT : Simbol untuk tumbuhan berbatang tinggi, sel kelamin nan dibentuk T dan Tepi langit.
tt : Simbol untuk pokok kayu berbatang pendek, gamet yang dibentuk t dan t.
MM : Simbol untuk tumbuhan berbunga bangkang, gamet yang dibentuk M dan M.
mm : Fon bakal pohon berbunga lugu, gamet nan dibentuk m dan m.
Mm : Simbol cak bagi pohon yang berbunga bangkang taruna, gamet yang dibentuk M dan m.
Koalisi gen nan menentukan resan suatu individu disebut genotip (tidak boleh dilihat dengan mata). Genotip satu sosok diberi tanda baca dengan huruf dobel, karena individu itu umumnya diploid, misalnya MM, Mm dan mm. Genotip memiliki sejodoh gen. Gen-gen tersebut terletak pada lokus yang bersesuaian berpokok kromosom yang homolog. Sepasang gen yang terwalak pada posisi yang sejajar plong pasangan kromosom disebut alel. Bintang sartan, alel merupakan anggota mulai sejak sejodoh gen misalnya M = gen bikin warna bunga ahmar, m = gen bakal warna anak uang asli, T = gen bikin tanaman tinggi, dan kaki langit = gen cak bagi pokok kayu kurang. M dan m merupakan alel tetapi M dan t lain alel. Sifat suatu makhluk yang genotipnya terdiri dari gen-gen nan sejajar dari tiap jenis gen disebut homozigot, misalnya RR, rr, TT, AABB, aabb dan sebagainya. Homozigot dominan terjadi bila individu bergenotip RR, AA, TT; sedangkan homozigot resesif bila manusia bergenotip rr, aa, tt dan sebagainya .
Sifat satu manusia yang genotipnya terdiri dari gen-gen nan farik dari tiap jenis gen disebut heterozigot, misalnya Rr, Aa, Tt, AaBb dan sebagainya. Karakter ataupun kebiasaan fisis yang dapat diamati (bentuk, warna, golongan darah, dan sebagainya) disebut fenotip. Fenotip ditentukan oleh gen dan lingkungan. Fenotip tidak diberi tanda baca tetapi ditulis sesuai dengan penampakan seperti rasa biji pelir nan manis, rambut lurus, rona bunga spektakuler dan sebagainya. Tumbuhan yang berbiji bulat fenotipnya ditulis kredit bulat dan genotipnya ditulis BB ataupun Bb bila B dominan terhadap b.
Dua orang yang punya sifat fenotip ynag sama boleh jadi memiliki rasam genotip yang berlainan misalnya dua sosok pokok kayu yang memiliki fenotip sejajar seperti berbiji bulat, mempunyai kemungkinan genotip yaitu BB atau Bb. Gen B berperangai dominan sehingga gen B tersebut mengalahkan alias meliputi gen b nan bersifat resesif. Oleh karena itu tanaman dengan BB maupun Bb memiliki fenotip berbiji buntar.
Sifat Dominan, Resesif Dan Intermediet
Pada satu persimpangan, maka zuriat (Filial) yang dihasilkan akan n kepunyaan resan yang muncul alias aturan nan enggak muncul (tersembunyi) dari pelecok satu kebiasaan induknya. Rasam yang muncul lega keturunan dari pelecok satu induk dengan mengecundang sifat pasangannya disebut sifat dominan. Sebaliknya aturan yang tak unjuk atau gadungan pada keturunanya karena dikalahkan maka itu sifat pasangannya disebut sifat resesif. Misalnya bunga mawar bangkang disilangkan dengan bunga ros suci, dan menghasilkan keturunan anakan mawar merah.
Induk/ Parental : Anakan mawar Merah >< Rente mawar putih
Gamet : (MM) >< (mm)
Keturunan/ Filial : Bunga mawar sirah
Warna merah bersifat dominan, sedangkan corak putih bersifat resesif (alel warna berma dominan terhadap alel warna putih). Corak merah yang bersifat dominan dibandingkan dengan warna suci, maka menyebabkan semua bunga mawar puas keturunan pertama ataupun filial ke-1 (F1) akan berwarna merah. Apabila internal suatu persimpangan, adat yang muncul merupakan campuran berbunga kedua induknya, maka adat tersebut disebut sifat intermediet (dominan sebagian-sebagian). Misalnya persilangan antara lauk Koi corak sirah dan lauk Koi warna putih menghasilkan Filial 1 nan semuanya iwak Koi berwarna bangkang muda. Corak merah muda tersebut merupakan adat intermediet.
Induk/ Parental : Ikan Koi bangkang >< Ikan Koi putih
Zuriat/ Filial 1 : Ikan Koi merah muda
Syariat Mendel
Berbunga asumsi tersebut, Mendel membentuk suatu kesimpulan yang disebut Hukum I Mendel dan Hukum II Mendel. Kedua hukum Mendel tersebut merupakan prinsip dasar dari genetika. Berikut ini adalah penjelasan dari hukum Mendel tersebut :
Hukum I Mendel (Hukum segregasi alias syariat penceraian alel-alel bersumber satu gen yang berpasangan).Pada pembentukkan sel kelamin (gamet), pasangan-pasangan alel memisah secara bebas. Syariat ini berlaku kerjakan persilangan dengan satu sifat tikai (monohibrid).
Hukum II Mendel (Hukum pengelompokkan gen secara bebas atau asortasi).Lega pembentukkan sel kelamin (gamet), alel mengadakan kombinasi secara bebas sehingga resan yang muncul intern keturunannya beraneka ragam. Hukum ini berlaku kerjakan persilangan dengan dua adat selisih (dihibrid) maupun bertambah (polihibrid).
Persimpangan Dua Individu dengan Satu Kebiasaan Beda (Monohibrid)
Persilangan dua individu dengan satu sifat beda akan menurunkan sifat dominan apabila sifat keturunannya begitu juga salah satu induknya. Contoh : Mendel mengambil tepung sari terbit bunga tanaman yang bijinya berlekuk (berkerut) dan diserbukkan lega pentil berbunga anak uang tanaman nan bijinya buntar. Semua keturunan F1 berbentuk tumbuhan nan bijinya bulat. Kemudian tanaman F1 dibiarkan mengadakan penyerbukan koteng sehingga didapatkan zuriat F2 yang ogok perbandingan fenotip 3 skor bulat : 1 angka berleku.
Aturan Intermediet
Siat intermediet adalah sifat baka yang dimiliki oleh kedua induknya. Contohnya yaitu tanaman bunga pengetuk catur (Mirabilis jalapa) galur zakiah merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Berpunca persimpangan tersebut diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga merah cukup umur. Jika F1 di cak bagi pembenihan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga abang, merah muda, dan putih dengan perimbangan 1 : 2 : 1.
Persimpangan Dua Individu dengan Dua Kebiasaan Beda (Dihibrid)
Dihibrid adalah persilangan dua cucu adam dengan dua sifat beda atau kian yang menghasilkan keturunan dengan skala fenotip dan genotip tertentu. Puas percobaannya, Mendel melakukan persilangan kacang ercis galur asli yang memiliki biji melingkar warna kuning dengan galur murni yang memiliki biji kerepot rona hijau. Adat bulat dan kuning dominan terhadap sifat keremot dan hijau, sehingga menghasilkan seluruh F1 berwujud kacang ercis berbiji bulat dengan warna poin kuning.
Biji-biji F1 tersebut kemuadian ditanam juga dan dilakukan pembenihan antara sesamanya untuk mendapatkan F2. Persimpangan tersebut merupakan persilangan dua individu dengan dua aturan selisih, ialah bentuk biji dan warna biji. Keturunan puas F2 adalah sebagai berikut :
B : bulat, dominan terhadap keriput
b : keriput
K : kuning, dominan terhadap hijau
k : hijau
Persimpangan Dua Hamba allah dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)
Trihibrid adalah persilangan dua individu dengan tiga sifat beda atau lebih yang menghasilkan anak cucu dengan rasio fenotip dan genotip tertentu. Pada percobaannya, Mendel mengamalkan persilangan kacang ercis dengan tiga sifat selisih, ialah batang tinggi, poin bulat, dan biji warna kuning dengan kedelai ercis berbatang ringkas, biji keriput, dan ponten warna plonco. Sifat tinggi, buntak, dan kuning dominan terhadap ringkas, keriput, dan hijau, maka seluruh F1 berupa kacang kapri nan berbatang tinggi, berbiji melingkar, dan bercelup kuning. Nasab F1 dapat dilihat pada bagan persimpangan trihibrid Ponten-biji F1 tersebut kemudian ditanam pula dan dilakukan pembuahan antara sesamanya untuk mendapatkan F2.
Persilangan tersebut merupakan persilangan dua individu dengan tiga adat beda, ialah ukuran layon, susuk biji dan warna biji. Keturunan pada F2 adalah sebagai berikut :
Falak : tingkatan, dominan terhadap pendek
t : pendek
B : bulat, dominan terhadap kerepot
b : kerimut
K : kuning, dominan terhadap bau kencur
k : baru
Baca Juga Kata sandang Yang Mungkin Berhubungan :
Keragaman Hayati, Faedah, Varietas dan Klasifikasi
Faktor Genotip Dan Fenotip
Sreg tingkat organisme, fenotipe adalah sesuatu nan dapat dilihat/diamati/diukur, sesuatu kebiasaan atau karakter. Internal tingkatan ini, contoh fenotipe misalnya warna mata, sukar fisik, alias ketahanan terhadap suatu penyakit tertentu. Pada tingkat biokimiawi, fenotipe boleh faktual kandungan substansi kimiawi tertentu di dalam tubuh. Sebagai bak, ketentuan gula bakat alias kandungan zat putih telur internal beras. Pada taraf molekular, fenotipe dapat faktual jumlah RNA nan diproduksi atau terdeteksinya pita DNA ataupun RNA pada elektroforesis (Anonim, 2022).
Peran Faktor Genotip Dan Fenotip Terkait Adaptasi Organisme Terhadap Lingkungan
Penampakan suatu karakter plong individu (fenotipe) dipengaruhi oleh faktor genetik atau genotipe dan faktor lingkungan (Pallawarukka, 1999 dalam Ferdy, 2010). Lingkungan dapat berpengaruh sewaktu terhadap fenotipe seekor hewan melalui makanan, penyakit, dan manajemen, namun bukan boleh mempengaruhi genotipe hewan. Kekuasaan yang mungkin terjadi terhadap genotipe tidak terjadi secara langsung tetapi melintasi seleksi umbul-umbul atau bikinan yang terjadi terhadap individu-insan yang mengakibatkan peralihan frekuensi gen-gen tertentu n domestik populasi (Martojo, 1992).
Dengan prolog bukan fenotipe ditentukan sebagian maka dari itu genotipe khalayak, sebagian oleh lingkungan bekas anak adam itu roh, tahun, dan, pada beberapa resan, interaksi antara genotipe dan lingkungan. Waktu biasanya digolongkan laksana aspek lingkungan (jiwa) pula. Ide ini biasa ditulis seumpama
P = G + E + GE,
dengan P berarti fenotipe, G bermanfaat genotipe, E berguna lingkungan, dan GE berarti interaksi antara genotipe dan lingkungan bersama-setimpal (yang berbeda dari pengaturan G dan E koteng-koteng.
Pengamatan fenotipe dapat sederhana (masalnya warna bunga) ataupun sangat rumit setakat memerlukan alat dan metode istimewa. Sekadar demikian, karena ekspresi genetik suatu genotipe berantara dari tingkat molekular sampai tingkat individu, seringkali ditemukan keterkaitan antara sejumlah fenotipe intern berbagai strata nan berbeda-beda. Fenotipe, khhususnya nan berwatak kuantitatif, seringkali diatur oleh banyak gen.
Jika dua atau lebih cucu adam berkembang dan tumbuh dari lingkungan nan setimbang dan ogok fenotipe yang farik, maka dapatlah disimpulkan bahwa kedua individu tersebut mempunyai genotipe yang berlainan. Sebaliknya, meskipun suka-suka dua atau lebih anak adam yang bergenotipe sebabat, tetapi berkembang dalam mileu yang berbeda, maka fenotipe mereka kemungkinan besar enggak akan sama (Pane, 1986 intern Ferdy).
Perbedaan genotipe
dapat konkret perbedaan antarbangsa (rumpun), galur, keramaian-kelompok keturunan pejantan-pejantan (Sudono, 1981). Interaksi genotipe dan lingkungan akan dahulu bermakna peranannya bila organisme nan dipelihara dalam dua lingkungan yang berbeda serta dilakukan seleksi pada sendirisendiri lingkungan tersebut, dengan mengetahui adanya interaksi genotipe dan lingkungan, maka hal ini dapat menentukan mileu yang mana hewan hasil pemilahan tersebut harus dipelihara (Sudono, 1981).
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Gandeng :
Mutasi Gen : Pengertian, Proses, Dan Jenis Beserta Contohnya Secara Contoh
Contoh Faktor Genotip dan Fenotip
Contoh Berbagai rupa Faktor Genotip dan Fenotip Organisme dan kaitannya terhadap Adaptasi Organisme Terhadap Lingkungan
-
Kupu
Biston betularia
Variasi organisme yang sekarang hidup dan beradaptasi dengan habitatnya adalah jenis organisme yang sifat-sifatnya diwarisi dari nenek moyangnya. Kebiasaan-sifat genetik itu memancarkan fenotip yang sesuia dengan kondisi faktor lingkungannya. Kupu
Biston betularia
yang saat ini roh di daerah industri merupakan kelompok yang mempunyai variasi gen yang memancarkan dandan hitam pada tubuhnya (fenotip), dan sifat itu menururn sehingga keturunannya tetap berwarna hitam, meskipun kerabatnya yang nyawa di luar area industri berwarna kilauan.
- Pada pertanian.
Sudah lalu kita ketahui bahwa setiap fenotipe yang terjadi adalah karena interaksi yang terjadi antara genotype dan lingkungan. Terjadi saling mempengaruhi yang seterusnya akan berpengaruh pada hasil yang di capai. Fenotipe atau aturan yang tampak tidak akan baik seandainya tidak didukung genotype dan lingkungan. Makanya sebab itu dalam pertanian perlu di ketahui koalisi mileu dan genotype kiranya didapatkan produksi yang maksimum baik kualitas maupun kuantitas (Elin embarwati, 2009 dalam Aris, 2009).
Pada penggalian Baihaki dan Wicaksana yang dilakukan dengan tanaman polong menunjukan bahwa diantara 6 genotype yang di uji menunjukan hasil yang berlainan. Di antara genotype tersebut ada yang bertaruk baik pada lingkungan pengujian tapi ada sekali lagi nan bukan.
Analisis gabungan karakter hasil lakukan delapan lokasi tanam terlihat adanya interaksi yang nyata antara genotip bin yang diuji dengan lokasi (lingkungan). Kejadian ini menunjukkan bahwa di antara keenam genotip kedelai yang diuji, tanggapnya terhadap delapan lingkungan bertaruk (lokasi) bagi fiil hasil, enggak sejajar dan dapat diartikan diantara genotip tersebut terletak genotip yang tumbuh baik plong lingkungan tertentu dan menerimakan hasil nan jenjang. Selain itu, Makulawu
et al.
(1999) internal Baihaki dan Wicaksana (2009) pada jagung hibrida harapan di sembilan lokasi, juga dengan jelas ogok adanya interaksi antara genotip dengan lokasi (mileu) yang nyata. terlihat jelas bahwa adanya keberagaman mileu bertaruk (lokasi) menyebabkan terjadinya penampilan yang beragam dari genotip tanaman dalam berbagai lingkungan tumbuh (Baihaki dan Wicaksana, 2009)
Source: https://www.gurupendidikan.co.id/genotip-dan-fenotip/