Beda Candi Hindu Dan Budha
Privat sejarah Indonesia, kerajaan Hindu dan Budha pernah menjadi penguasa hampir di seluruh area Nusantara. Kejayaan kerajaan-kerajaan tersebut bahkan masih tampak terlihat pada peninggalan mereka sampai saat ini. Salah satu peninggalan yang masih menunjukkan kemegahannya adalah candi.
Biarpun sekufu-selevel memiliki candi, namun candi dari kerajaan Hindu memiliki perbedaan dengan candi pada periode kejayaan Budha. Begitu lagi sebaliknya.
Perbedaan Candi Hindu dan Budha
Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ini adalah beberapa perbedaan candi tersebut:
1. Corak

Puas candi Hindu, dandan yang digunakan plong galibnya adalah kisah mengenai tiga batara yang utama internal pengapit Hindu, yakni dewa Wisnu, Siwa, dan Brahma. Sedangkan pada candi Budha, dandan yang mendominasi adalah corak Dyani Bodhisatwa dan Dyani Budha.
2. Ciri

Ciri yang dimiliki oleh candi Hindu dan Budha lagi berbeda. Pada candi peninggalan kekaisaran Hindu, pada umumnya memilkiki tekstur yang lebih lembut dan lain terlalu menonjol. Buram cukilan yang terwalak pada dinding candi lebih mirip seperti mana gambaran wayang.
Berbeda dengan candi Budha yang memiliki pahatan lebih menonjol sehingga tampak sebagaimana pahatan patung. Tampilan nan menonjol ini membuat ukiran menjadi makin hayat.
3. Rang

Kerangka bangunan yang dimiliki maka dari itu candi Hindu kebanyakan berbentuk ramping. Misalnya saja Candi Prambanan. Kejadian ini sangat berbeda dengan candi Budha yang kebanyakan berbentuk bongsor maupun sintal seperti yang diperlihatkan pada Candi Borobudur.
Padahal pada penggalan puncaknya, candi Hindu memiliki bentuk Dagoba yang dibentuk seperti tabung yang biasa disebut dengan Ratna, sedangkan candi Budha sampai-sampai memiliki puncak dengan rang karton yang disebut dengan stupa.
4. Struktur

Kedua peninggalan bersejarah ini juga punya perbedaan dalam struktur bangunannya. Setiap struktur bangunan sendiri memiliki filosofi yang farik pula. Pada candi Hindu, struktur konstruksi candi terdiri dari 3 bagian, yakni bhurloka, bhurvaloka, dan svarloka.
Bhurloka terwalak pada bagian dasar dan memiliki manfaat dunia yang semu, bhurvaloka merupakan bagian awak candi yang melambangkan bumi pemurnian, dan svarloka pada bagian atap candi yang menandakan mayapada para dewa.
Sedangkan pada candi Budha, sekali lagi terdapat 3 struktur gedung utama yakni kamadhatu, rupadhatu, dan arupadathu. Kamadhatu menunjukkan manusia yang munjung dengan dosa sehingga berada di bagian sumber akar.
Lalu rupadhatu yang gemuk di tengah struktur candi melambangkan manusia yang penuh dengan nafsu mayapada, dan arupadhatu yang menjadi bagian puncak memiliki arti manusia yang telah berada di nirwana.
5. Penyelenggaraan letak

Komplek kedua candi juga memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Plong candi Hindu, bangunan candi utama biasanya berharta di bokong dan jaraknya cukup jauh semenjak pintu masuk dan ada di dataran yang paling tinggi dibandingkan bangunan lain. Pada bagian depan candi pun terdapat patung pewayangan yang disimbolkan bak penjaga.
Hal ini justru berbeda dengan candi Budha dimana bangunan terdahulu candi berperilaku mandala konsentris alias berada di paruh komplek candi. Gedung utama candi dikelilingi oleh candi-candi kecil dengan letak yang tetap simetris dari berbagai arah.
6. Paesan

Hiasan puas candi Hindu fertil sreg putaran atas gerbang. Riasan ini berbentuk bos Rekata yang meringis rata gigi dengan bagian rahang sumber akar yang transendental. Pada babak pintu candi juga bukan ditemukan Makara.
Padahal pada candi Budha, paesan yang digunakan juga maujud kepala Rasi dengan bengkah yang lebar, hanya saja tidak terdapat rahang bagian bawah. Selain itu, terdapat Makara plong pintu candi.
7. Objek baku

Pada konstruksi candi Hindu, pada umumnya digunakan bata merah merah yang tidak melewati proses pembakaran, bahkan bilang diantaranya juga memperalat batu merah sahih. Hal inilah yang menyebabkan banyak bangunan candi mulai rusak terkena korosi air hujan angin.
Sreg bangunan candi Budha, korban utama yang digunakan adalah bujukan andesit yang sudah dipotong dengan sangat beres. Selain lebih resistan lama, bentuk gedung lagi lebih segeh.
8. Arah ki

Ternyata letak arah bab utama kedua candi ini pun berbeda. Lega candi Hindu, pintu terdahulu candi lazimnya berkiblat ke arah barat. Padahal puas bangunan candi Budha, pintu utama kebanyakan menjurus ke arah timur.
9. Kekuatan

Walaupun proporsional-sebanding candi, namun fungsi keduanya suntuk berbeda. Candi Hindu dibangun laksana makam para paduka. Abuk dari para raja dan keturunannya dimakamkan di n domestik bangunan candi sehingga saat itu candi hanya dapat dimasuki oleh tanggungan imperium dan mereka yang cak hendak mengerjakan doa pada sang tuanku.
Ritual yang dilakukan di candi kebanyakan merupakan upacara yang berbimbing dengan pemakaman alias pendewaan pada roh kakek moyang dan biasanya dilakukan dengan berbagai ragam upacara adat seperti ajojing.
Sedangkan candi Budha kala itu dibangun umpama bekas ibadah menyembah para dewa buat umum selingkung sehingga candi dapat dimasuki oleh siapa pun. Ritual nan dilakukan di candi Budha lagi tidak sebanyak formalitas pada candi Hindu karena kemujaraban terdepan candi seorang hanyalah sebagai tempat berdoa.
10. Penggambaran kisah

Baik candi Hindu atau candi Budha, keduanya memiliki pencitraan kisah yang berbeda. Lega candi Hindu, tatahan yang terdapat puas candi memvisualkan narasi Ramayana dan Krisnayana. Sedangkan pada candi Budha, cukilan pada candi menggambarkan Lelitavistara dan Avadana atau Jataka.
Itulah perbedaan candi Hindu dan Budha yang dapat kita amati secara serempak. Meskipun keduanya farik, belaka baik candi hindu maupun budha konsisten menjadi warisan budaya Indonesia nan wajib kita lestarikan.
Source: https://www.jurnalponsel.com/perbedaan-candi-hindu-dan-budha/