Cara Menentukan Kation Dan Anion

Pintu I PENDAHULUAN A. Bidang Bokong Ilmu farmasi adalah hobatan yang mempelajari tentang sediaan remedi dan zatzat yang terkandung didalamnya, serta cara-mandu pengolahanya. Seluk beluk akan halnya pengidentifikasian dan pemisahan suatu zat dalam satu spesimen. Bagi itu, pesiaran tentang amatan kualitatif sangat esensial bakal di jadikan salah satu keahlian bakal sendiri farmasis. Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion intern cairan dengan menggunakan pereaksi-peraksi tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat membedakan dengan ion-ion nan enggak. Amatan kualitatif adalah analisa nan dilakukan buat mengenali satu zat. Analisa ini sangat diperlukan intern bumi kefarmasian, karena internal kefarmasian banyak berbimbing dengan korban-bahan obat. Analisa kualitatif dilakukan untuk menentukan macam ataupun jenis zat / komponen-komponen bahan yang dianalisa yaitu apa isi terbit bulan-bulanan atau zat tersebut. Sehingga sebagai seorang farmasis diharapkan kita dapat memafhumi zat-zat apa saja yang dikandung dalam suatu sediaan obat. Dalam amatan kualitatif dilakukan

identifikasi kation dan anion.

Identifikasi kerjakan sebuah sampel bikin menentukan kation I hingga VI dan anion I sampai VI. Bikin maksud kajian kualitatif sistematik kation-anion diklasifikasikan dalam enam golongan bersendikan adat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling mahajana adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium karbonat. klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan

reagensia-reagensia ini dengan takhlik deposit alias tidak. Jadi, klasifikasi kation yang minimum umum di dasarkan atas perbedaan kelarutan terbit klorida, sulfida dan bikarbonat berpokok kation tersebut. Pada percobaan ini, percontoh yang tidak diketahui golongan dan ion sampelnya kemudian akan di identifikasikan analisi kation hingga golongan dan ion sampel tersebut diketahui. Mengenai maksud dilakukannya percobaan anion-kation bakal menengetahui betapa pentingnya identifikasi kation-anion dalam mencerna kandungankandungan zat kimia yang berjasa ataupun toxic. Hubungan dengan farmasi khususnya kerumahtanggaan mengarifi kandungankandungan zat kimia nan terdapat dalam sediaan obat-obatan seperti n domestik pamrih dilakukannya percobaan ini. B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud percobaan Maksud percobaan ini adalah memahami dan untuk mengetahui tahaptahap identifikasi kation anion suatu sampel 2. Tujuan percobaan Tujuan terbit percobaan ini adalah mengidentifikasi kation dan anion terhadap satu percontoh lakukan menentukan golonganya dengan prinsip uji pendahuluan dan uji penegasan dengan menggunakan sejumlah reaksi spesifik. C. Prinsip Percobaan Penentuan suatu zat kation maupun anion melalui identifikasi memperalat pereaksi-pereaksi spesiik dengan menggunakan sampel dari kation dan anion hingga terjadi perubahan dalam buram endapan alias perubahan warna dan pelepasan gas.

BAB II TINJAUAN Wacana A. Teori Umum Bakal tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation diklasifikasikan internal lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap bilang reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation nan minimum umum ialah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium bikarbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation berekasi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan alias tidak. ( Svehla, G., 1985: 203 ) Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan, suntuk ditambahkan pereaksi tertentu nan sesuai, nan akan mengendapkan segenerasi kation misal garam nan rumpil sagu belanda maupun hidroksidanya. Perekasi haruslah sedemikian rupa sehingga sedimentasi golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan berbunga larutan yang hendak dianalisis. ( Roth, J.H., Gottfried, B., 1994: 50 ) Cak bagi identifikasi suatu senyawa organik pada umumnya didasarkan atas kelarutannya dalam air. Jikalau senyawa tidak larut intern air, maka harus dilakukan destruksi. Cara destruksi tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan ditentukan dengan bantuan percobaan pendahuluan. Prinsip destruksi terdiri dari pelelahan campuran senyawa yang sukar sagu belanda dalam pereaksi yang sesuai n domestik jumlah plus. Karenanya reaksi akan digeser cermin ke arah hasil reaksi. ( Roth, J.H., Gottfried, B., 1994: 52 ) Kation golongan I menciptakan menjadikan klorida-klorida yang tak sagu belanda. Namun timbang klorida sedikit larut privat air, dan karena itu timbal lain pertalian terduduk dengan sempurna bila ditambahkan HCl encer kepada suatu cuplikan. Ion imbang yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan H 2S dalam suasana asam sambil kation golongan II. ( Svehla, G., 1985: 205 )

Endapan perak klorida kerumahtanggaan rancangan dadih susu atau gumpalan seumpama hasil dari koagulasi incaran koloidal. Endapan dapat dengan mudah disaring ataupun dicusi dengan air yang mengandung sedikit asam nitrat. Asamnya mencegah peptisasi endapan dan teruapkan apabila endapan dikeringkan. ( Day, J.R., Underwood, A.L.,1993: 95 ) Reaksi identifikasi nan lebih tertinggal dikenal seumpama reaksi spesifik buat golongan tertentu. Reaksi golongan cak bagi kation golongan II adalah hidrogen sulfida yang jadinya yakni endapan-endapan internal berbagai warna. ( Svehla, G., 1985: 207 ) Kation golongan II dibagi atas dua sub golongan yaitu, sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Sub golongan tembaga terdiri semenjak Hydrargium (II), Plumbum (II), Bismut (III), Cuprum (II) dan Cadmium (II). Sub golongan arsenik terdiri dari Arsen (III), Arsen (V), Stibium (III), Stibium (V), Stannum (II) dan Stannum (IV). ( Svehla, G., 1985: 212 ) IDENTIFIKASI KATION Kation adalah ion yang bermuatan konkret, anion adalah ion nan bermuatan negative. Analisa kimia dapat dibedakan menjadi 2 adegan adalah : 1. Analisa kulitatif adalah salah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki adanya unsure didalam percontoh. 2. Analisa kuantitatif salah satu yang berniat mengejar atau menginterogasi banyaknya suatu elemen dalam spesimen. Analisasi kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Analisa pendahuluan yang berniat lakukan memperkirakan dan member arah sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan diteliti analisa pendahuluan membentangi :

a. Organo leptis (menunggangi panca hangit) yang dianalisa rang, rona dan bau b. Pemanasan dengan torak pijar c. Reaksi nyala (Homelask) di bagi dengan menggunakan Pt atau Nicr. Corak-corak yang terjadi pada reaksi nyala adalah

2.

Li+ merah

Ba2+ kuning hijau

K+ Ungu

Na+ asfar

Sr2+ abang bata

Cu2+ plonco biru

Cu3+ merah kuning

Analisa kation dan anion Sehabis

mempunyai

gambaran/perkiraan

awal maka

langsung di

identifikasi dengan mandu Tube Fest, dengan menggunakan reaksi yang pas. ( http://pasirhardja:blogspot.com/2008/12/identifikasi-kation.html ) Identifikasi mulai sejak zat umumnya dengan uluran tangan yang n kepunyaan sifat kas. Transfigurasi ini disebut reaksi kimia zat yang menyebabkn transfermasi ini terjadi disebut reagen. Reaksi-reaksi intern analisa kulitati kebanyakan merupakan reaksi dari asam-asam, basa-basa, garam-garam yang suatu dengan yang lainnya dalam cair, nan disampingg itu dapat pula dilakukan reaksireaksi sangar. Dalam kimia analisa kulitatif dikenal satu cara reaksi selektif dan spesifiktif. Reaksi diskriminatif adalah pereksi yang memberikan reaksi tertentu untuk beberapa jenis kation-anion. Sedangkan pereaksi spesifik adalah pereksi yang memberikan reaksi tertentu bagi satu variasi kation ataupun anion. Analisa kualitatif bisa dilakukan dengan berbagai matra, analisa taruk mikro dan makro analisis semi mikro disebut umpama analisa senti gram, analisa makro

disebut analis milligram. Jadi, sahaja ada berkreasi semata-mata yang beruba. Buat analisa rutin, biasanya dilakukan analisa tunas mikro dan recup makro. Metode analisa kualitatif meliputi dua macam tes, ialah reaksi kering digunakan untuk terhadap zat padat, sementara itu reaksi basah digunakan zat-zat kimia dalam enceran. Suatu reaksi yang terjadi boleh diketahui melalui pembentukan gas, pembentukan endapan dan perubahan dandan. ( Mulyono, Hadisuwojo, dkk : 254 ) Akan halnya pemisahan golongan dapat dilakukan dengan kaidah promatrafi sendiri berarti tehnik analisa kerjakan merukunkan satu campuran terbit bahanbahan terlarut (solute) nan pemisahanya disebabkan oleh perbedaan aksi berasal korban terlarut melalui medium yang berpori dibawah pengaruh dalam promatografi tergantung tipe penunjang ini merupakan : –

Kromatografi Parsisi

Kormatografi absorbs

Kormatografi Ion exchange (perlintasan ion)

( Vogel, 1985: 89 ) Sreg

analisa

kualitatif,

terserah

pemeriksaan

pendahuluan

nan

menghasilkan konklusi sementara dan analisa yang menghasilkan kesimpulan selayaknya menghasilkan definisi. Pemeriksaan pendahuluan, didasarkan sreg pemeriksaan lega rasam fisik maupun sreg sifat Kimia: –

Sensor pendahuluan tandus. Pada pemeriksaan ini dilakukan lega korban kersang dengan atau tanpa penambahan-penambahan objek kersang lain dipanaskan ataupun tidak. Enggak dapat dilihat persisnya ataupun interpolasi yang terjadi dilakukan pengamatan sreg keadaan fisik dalam temperature basah dan pemanasan bahan

Pemeriksaan basah Berujud untuk memperoleh ramalan mengenai sisa senderut dalam bahan dengan penambahan H2SO4 leleh, dan pekat dan pula perlu dengan pemanasan. ( Haeria, 2022: 21-22 )

Analisis kation Analisis ini, yaitu pendekatan nan bersistem. Dilakukan dengan cara idenfikasi dan pemisahan. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kerubungan kation berpokok larutannya. Kerubungan kation nan mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentifus dan meneteskan filtratnya ketabung uji yang lain. Larutan yang masih ampuh sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali sebatas mewujudkan kerubungan-gerombolan hijau. Jika dalam kelompok kation yang masih berisi berapa kation maka kation tersebut dipisahkan lagi menjadi kation nan lebih kecil demikian seharusnya sehingga pada alhasil dilakukan uji spesifik untuk 1 kation spesies dan konsenstrasi pereaksi serta kontrol pH. Kelompok kation, analisis kualitatif ialah: Golongan I : Ag⁺,Hg⁺,Pb²⁺ Golongan II:Cu²⁺,Cd²⁺,B³⁺i,Hg²⁺,Sn⁴⁺,Sb³⁺ Golongan III:Al³⁺,Cr³⁺,Co²⁺,Fe²⁺,Ni²⁺,Mn²⁺,Zn²⁺ Golongan IV:Ba²⁺,Ca²⁺,Mg²⁺,Na⁺,K⁺,NH4⁺ ( Niesler, 1991: 91-33 ) Identifikasi anion yaitu suatu reaksi kimia yang dimaksudkan bikin mengarifi eksistensi satu zat dalam spesimen tertentu. Dalam analisa kimia dibagi dua yakni analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif merupakan merupakan analisa untuk mengedentifikasi dari suatu zat, senyawa

ataupun suatu larutan. Sedangkan analis kuantitatif yakni analisa untuk menentukan berapa banyak ataupun jumlah konsitutuen kualitaif harus mengusung analisa kualitatif karena kualitatif memberikan indikasi bersumber konstituen yang ada akan bertindak sebagai suatu harapan identikasi jalan untuk metode-metode yang akan diigunakan privat analisa kuantitatif. ( Vogel. 1985: 85 ) Lima guna uatama berbunga anion dan kation: 1.

Memurnikan Darah Anion meningkatkan panca factor terdepan dari darah ( nitrogen, oksigen, zat kapur, natrium, dan kalium ) dan membentuk pembawaan kita menjadi invalid alkali (basa) dahulu talenta kita dimurnikan kembali.

2.

Menumbuhkan Juga Sel-Sel Fisik kita terdiri dari 6 trilliun sel-bui,dan takdirnya tubuh kita memiliki darah jumlah anion (alkali) yang banyak, rayapan sel-sel menjadi aktif anion kondusif mengeluarkan vitamin diantara sel-pengasingan dan membuang bahan sampah (sisa pembakaran). Dengan persen ini membuang sampah. Dengan proses ini maka rumah tahanan-sel yang hening dapat boleh dikembalikan dan terjadi peningkatan zat kapur.

3.

Meningkatkan Kekebalan Jika terjadi pertambahan jumlah anion plong tubuh manusia maka jumlah hemoglobin dalam bakat kembali meningkat, hal ini dapat membantu menjaga kesehatan jasad dengan pendirian meningkatkan buku tahan tubuh.

4.

Peningkatan Kemampuan Syarat Otonom Kuantitas anion juga dapat mengatur sistem syaraf otonom sebagai halnya darah dan organ dimana stasus atau perasaan dari tubuh manusia adalah baik. Dalam pihak, anion berperan terdahulu dalam sistem syaraf.

5.

Menyabarkan Guncangan Anion meningkatkan ionisasi kalsium, menghasilkan endorphin dan enkerphalim yang dapat memulihkan dari patut atau mempersendat jasad, secara lain langsung ini dapat membuat kerangkeng-rumah pasung badan nan sedikit sembuh sirkulasi darah lancar, dan menyurutkan nyeri.( www.eltha-eri.weblog.com) Sreg pemecahan golongan IV berpokok golongan V, pH dibuat lebih samudra

daripada penceraian sebelumnya. Kontrol juga teristiadat baik, pH kembali enggak boleh terlalu tinggi (MgCO3 juga akan ikut terduduk). Tidak boleh terlalu invalid (BaCO3, CaCO3 mana tahu tidak mau mengendap). Pemisahan ini berperangai paralel dengan pemisahan garam-garam sulfida. MgCO3 juga tidak larut dalam air, namun tak ikut tercatak dengan atau dapat dipisahkan semenjak Ba 2+, Ca2+ dan Sr2+. Sebabnya adalah pH dan perbedaan nilai Ksp. Plong pemisahan golongan IV antara Ba2+, Ca2+, dan Sr2+, campuran sedimen golongan IV dilarutkan, kemudian ditambahkan K2CrO4 buat mengendapkan BaCrO4. ( Harjadi, W., 1990: 43 ) Logam-logam kation golongan III ini tidak diendapkan oleh regensia golongan untuk kation I dan II , doang semuanya diendapkan dengan adanya amonium klorida dan hidrogen sulfida mulai sejak enceran nan mutakadim dijadikan basa dengan larutan amonia. Besi-metal ini diendapkan laksana sulfida kecuali aluminium dan kromium nan diendapkan umpama hidroksida karena hidrolisis nan sempurna dari sulfida dalam cairan air. Besi, aluminium dan krom (buruk perut disertai sedikit mangan) pun diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Madya besi-metal berpunca kation golongan ini taat berlimpah dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen sulfida. Maka golongan ini umumnya dibagi menjadi golongan besi menutupi besi, aluminium dan kromium maupun disebut golongan III A dan golongan zink meliputi nikel, kobalt, mangan, dan seng, atau disebut golongan III B. N domestik contoh senyawa ditunjukkan kesulitan untuk menentukan dengan pasti kation-kation segala apa hanya yang terwalak dalam campuran. Disebutkan bahwa reaksi distingtif boleh dipakai bakal tujuan itu dengan melakukan reaksi lakukan ion

perion. Mandu tidak untuk analisa campuran ialah dengan reaksi pilih-pilih. ( Harjadi, W., 1990 ) Lega modalnya tujuannya adalah cak bagi memisahkan segolongan kation dari kation lain. Reaksi-reaksi disini menyebabkan terjadinya zat baru nan berbeda dari zat sediakala dan dikenali dari resan fisiknya ialah : –

takhlik sedimen dari suatu larutan.

meluluhkan zat yang berbentuk padat (endapan).

zat berwarna tak.

pembentukan tabun

bentuk kristal yang khas. Kerjakan analisa kation bahan yang padat dilarutkan lampau sedangkan jika

sudah berupa cairan / larutan serentak digunakan cak bagi direaksikan dengan reagensia tertentu. ( Harjadi, W., 1990 ) Privat penapisan kulitatif, galibnya ditemukan kemiripan reaksi kimia. Persaman reaksi ilmu pisah ini kebanyakan ditulis dalam bentuk reaksi ion. Persamaan ini lebih sederhana dan menunjukkan intipati proses kimia nan terjadi, karena zarah yang ikut serta privat reaksi saja nan diperlihatkan. (Rivai, H. 1994: 11 ) KATION SECARA Publik Semua garam aluminium kurang berwarna dan terlihat larut dalam air. Garam aluminium menunjukkan kecendrungan ke tulangtulangan hidrat dan garam ganda. Tawas as garam ganda semenjak Aluminium sulfat dan kalium sulfat. Aluminium bersifat amphoterik, rangkaian berusul garamnya ditemukan sreg saat aluminim ditemukan andai anion, contohnya aluminate. Ion krom dalam kebanyakan hal seperti ion aluminium. Hidratnya dalam air menghasilkan [Cr(H2O)63+], dengan nomor pengharmonisan 6. Ini yaitu bersut lunglai.

Ion ferro membentuk hidroksida nan lebih kuat dan makin larut dari pada bentuk hidroksida semenjak ion feri. Sungguhpun ion ferro dan ion feri mengalami hidrolisis n domestik enceran air,efeknya jelas lebih besar dalam keadaan ion yang diterima dari basa gontai dan adv minim larutan basa. Garam metal (II) bereaksi dengan oksidator begitu juga permanganat ataupun iod dan bisa ditunjukkan dengan penghilangan warna dari larutan encer paduan tersebut. Kobalt membentuk dua golongan garam, dimana mempunyai valensi +2 dan +3. paduan dari golongan yang terakhir sangat tidak stabil. Kompleks dari ion kobalt kerumahtanggaan larutan sangat stabil. Predestinasi oksidasi terdahulu berpunca nikel yakni +1 dan +4. bagaimanapun hanay +2 yang menunjukkan kestabilan. Dalam reaksi kimia ion nikel sangat serupa dengan ion kobalt. Garam-garam nikel hidrat terbentuk dan memberi warna hijau, sedangkan garam-garam anhidratnya memberikan warna kuning. Garam-garam mangan berwarna putih momen kering, dan bercat pink saat mengandung air atau dalam hancuran cair. Garam-garam yang mengandung air berwarna violet tetapi dalam larutan ion MnO4 – berwarna mentah. Seng internal bentuk senyawa yang stabil bervalensi +2. Dalam bilang senyawa obsesi seng bervalensi nol. Seng hidroksida berkarakter amfoter yang senyawanya disebut zinkat. Ion seng juga menunjukkan kecendrungan nan maujud untuk membentuk ion kegandrungan dengan sebagian raksasa ion sederhana. (Scenk. 1990 ) Kimia farmasi analisis menyertakan pemakaian bilang teknik dan metode untuk memperoleh hasil kualitatif, kualitatif dan informasi struktur dari sautu sintesis obat puas khusunya dan bahan kimia lega lazimnya. (Dr. Sudjasdi: 100) Ilmu kimia farmasi analisis kuantitatif dapat didefenisikan bagaikan penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif buat

melakukan analsis secara kuatitatif terhadap bahan-alamat alias suplai yang digunakan internal farmasi, Pelamar internal jaringan tubuh dan sebagainya. (Dr. Sudjasdi: 103) Untuk keperluan spesimen didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis semua ion logam terperenyuk seumpama karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda api (ES) dipakai buat pengujian anion. 1. Kelompok Nitrat 2. Kelompok Sulfat 3. Kelompok Halogenida

Ada beberapa proses fisika kimia nan dapat digunakan untuk memberikan informasi analisis. Proses ini berkaitan dengan sejumlah sifat zarah dan elemen serta fenomena-fenomena nan berlambak menjadikan elemen-partikel atau senyawa-senyawa tersebut dapat dideteksi ataupun boleh diukur secara kualitatif pada kondisi yang dapat di kontrol proses-proses yang mendasari ini semua menentukan majemuk variasi teknik kajian. ( Dr. Sudjasdi: 103)

B. Uraian Bahan 1.

Asam Klorida (Dirjen POM. 1979: 53) Tanda Halal

: ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama Tidak

: Acidum Chloridum, Asam Klorida

Rumus Bangun

: HCl

Rumus Zarah

: H-Cl

Pelik Anasir

: 36,46

Kelarutan

: Mudah larut dalam air

Pemerian

: Cairan tak berwarna,berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air asap dan bau hilang.

Kegunaan 2.

3.

: Pereaksi golongan

Asam nitrat (Dirjen POM. 1979: 650) Nama resmi

: ACIDUM NITRAS

Nama lain

: Asam nitrat

Rumus molekul

: HNO3

Berat molekul

: 120,01

Pemerian

: Cair berasap, jernih, bukan berwarna

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

kelarutan

: larut dengan air hingga 1000 ml

Kegunaan

: Seumpama pereaksi golongan anion

Asam perklorat (Dirjen POM. 1979: 651) Nama normal

: ACIDUM PERCHLORID

Nama lain

: Asam perklorat

Rumus anasir

: HClO4

Berat molekul

: 95,01

Pemerian

: Hancuran jernih tidak berwarna

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup berkembar

kelarutan

: Bersatu dengan air

Kegunaan

: Laksana pereaksi adendum pada tabulasi

4.

Senderut sulfat (Dirjen POM. 1979: 101) Nama lazim

: ACIDUM SULFAS

Nama tak

: Cemberut sulfat

Rumus molekul

: H2SO4

Berat molekul

: 98,07

Pemerian

: Cairan kental begitu juga patra, kerosif tidak bercelup, keluih panas internal air

5.

6.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Laksana pereaksi anion golongan I

Ammonium bikarbonat (Dirjen POM. 1979: 643) Tera sah

: AMMONI CARBONAS

Nama lain

: Ammonium bikarbonat

Rumus elemen

: (NH4)2CO3

Rumus bangun

: 2[NH4+] [CO3]

Pemerian

: Abuk hablur, berkanjang, semerawang, bau ekstrem mirip amonia

Penyimpanan

: Kerumahtanggaan ajang tertutup rapat

kelarutan

: Larut dalam air

Kegunaan

: Sebagai pereaksi golongan VI

Ammonia (Dirjen POM. 1979: 86) Nama Resmi

: AMMONIA

Label Tidak

: Amonium

Rumus Molekul

: NH4OH

Berat Molekul

: 35,05

Kelarutan

: Mudah larut dalam air dan agak sukar sagu betawi dalam gliserol p; lebih mudah larut dalam air mendidih ; terka sukar sagu betawi dalam etanol (95%) p.

Pemerian

: Serbuk butir atau hablur; putih; tidak beraroma, rasa masin dan dingin; higroskopik.

Kegunaan

: Andai pereaksi golongan

7.

8.

Amonium encer (Dirjen POM. 1979: 86) Etiket resmi

: AMMONIA LIQUIDA

Merek lain

: Amonium encer

Rumus elemen

: NH3

Jarang molekul

: 17,3

Pemerian

: Serbuk hablur, gentur enggak bercelup, bau tajam

Penyimpanan

: Kerumahtanggaan tempat tertutup rapat

kelarutan

: Sagu belanda dalam air

Kegunaan

: Sebagai pereaksi golongan IV

Amonium Klorida (Dirjen POM. 1979: 87) Keunggulan Sah

: AMMONII CHLORIDUM

Nama Lain

: Amonium klorida, salmiak

Rumus Molekul

: NH4Cl

Sukar Partikel

: 53,49

Kelarutan

: Mudah sagu betawi dalam air dan liak berat larut n domestik gliserol p; bertambah mudah larut dalam air mendidih; taksir sukar larut dalam etanol (95%) p.

Pemerian

: Bubuk butiran atau hablur; nirmala; lain beraroma, rasa asin dan dingin; higroskopik.

Kegunaan 9.

: Perumpamaan pereaksi golongan

Air Seruling (Dirjen POM. 1979: 96) Label Resmi

: AQUA DESTILLATA

Nama Enggak

: Air suling

Rumus Molekul

: H20

Berat Molekul

: 18,02

Rumus Molekul

: H-O-H

Pemerian

: Cairan jernih, tidak bercat, bukan berbau, tidak berasa.

Kegunaan

: Sebagai pelarut

10. Argentum Nitrat (Dirjen POM. 1979: 97) Nama Resmi

: ARGENTII NITRAS

Cap Lain

: Galuh nitrat

Rumus Molekul

: AgNO3

Sukar Molekul

: 169,87

Kelarutan

: Lewat mudah sagu belanda dalam air,dalam etanol (95%) p.

Pemerian

: Hablur membayang, lain beraroma, gelap jika dijangkiti cahaya

Kegunaan

: Sebagai pereaksi spesifik

11. Barium Klorida (Dirjen POM. 1979: 656) Cap Sahih

: BARII CHLORIDUM

Nama Lain

: Barium klorida

Rumus Anasir

: BaCl2

Berat Molekul

: Ba-Cl2

Kelarutan

: Larut dalam 5 bagian air

Pemerian

: Hablur, tidak berwarna

Kegunaan

: Sebagai pereaksi spesifik

12. Kalsium klorida (Dirjen POM. 1979: 120) Tera resmi

: CALCII CHLORIDUM

Cap bukan

: Zat kapur klorida

Rumus molekul

: CaCl2

Terik molekul

: 219,08

Pemerian

: Hablur tidak berwarna, tak berbau, rasa agak pahit, meleleh basa

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup bersanding

kelarutan

: sagu belanda kerumahtanggaan 0,25 penggalan air, mudah sagu belanda dalam ethanol (95%) p

Kegunaan

: Sebagai pereaksi tambahan pada tabulasi

13. Tembaga Sulfat (Dirjen POM. 1979: 656) Logo Resmi

: CUPRII SULFAS

Nama Tidak

: Tembaga (II) sulfat

Rumus Unsur : CuSO4 Rumpil Molekul

: 159,61

Kelarutan

: Larut dalam 3 bagai air dan dalam 3 bagian liserol P,sanat runyam larut dalam etanol (95%) p.

Pemerian

: Prisma triklinik ataupun serbuk hablur ; spektakuler.

Kegunaan

: Bak pereaksi spesifik

14. Potasium Bromida (Dirjen POM 1979: 328) Tera Resmi

: KALII BROMIDUM

Nama Enggak

: Kalium bromida

Rumus Anasir

: KBr

Rumus Pulang ingatan

: K⁺-Br⁻

Pelik Zarah

: 119,01

Kelarutan

: Larut dalam cacat lebih,1,6 penggalan air dan privat kian kurang 200 bagian etanol (95%) p.

Pemerian

: Hablur tidak berwarna, membayang atau bubuk hablur, tidak berbau, rasa agak ki getir dan sangkil masin

Kegunaan

: Seumpama sampel

15. Sodium Hidroksida (Dirjen POM. 1979: 412) Logo Absah

: NATRII HYDROXYDUM

Nama Lain

: Natrium Hiroksida

Rumus Molekul

: .NaOH

Rumus Bangun

: Na⁺- OH⁻

Susah Molekul

: 40,00

Kelarutan

: Sangat mudah larut privat air dan etanol

Pemerian

: Bentuk batang,butiran,kering persisten,dan rapuh

Kegunaan

: Sebagai pereaksi istimewa

16. Sodium Tiosulfat (Dirjen POM. 1979: 428) Segel Resmi

: NATRII THIOSULFAS

Nama Lain

: Natrium Tiosulfat, Hipo

Rumus Molekul

: Na2S2O3.5H2O

Rumus Bangun

: Na⁺- S2O3²⁺

Susah Molekul

: 248,17

Kelarutan

: Larut dalam 0,5 babak air, praktis enggak sagu betawi kerumahtanggaan methanol (95%) p.

Pemerian

: Hablur besar tidak berwarna ataupun serbuk hablur kasar, privat udara lembab meleleh basah, dalam hampa udara sreg diatas 33ᴼ C merapuh.

Kegunaan

: Sebagai sampel

C. Prosedur Kerja 1.

Penentuan Golongan Kation a) Siapkan larutan uji (1 – 2ml) b) Direaksikan dengan HCl encer 2M, bila terbentuk endapan ceria berarti positif golongan I, bila merusak, maka reaksi dilanjutkan ke no. 3 c) Direaksikan dengan H2S (Tiosetamid dengan pemanasan). Bila ketimbul deposit hitam berarti positif golongan II, uji dilanjutkan dengan reaksi dengan amonium polisulfida. Bila deposit melarut bermanfaat golongan II B, bila lain melarut bermanfaat golongan II A d) Siapakan larutan uji zat baru, reaksikan dengan NH 4Cl dan NH4OH, bila terbentuk endapan berwarna spesifik bermanfaat positif golongan III A, bila tidak ada deposit, belaka dengan sulfida mengendap polos atau hitam, bararti nyata golongan III B e) Siapkan larutan zat uji hijau, reaksikan dengan amonium bikarbonat 1 M, bila terbentuk endapan ceria, berarti golongan IV f) Bila larutan tak mengendapkan dengan semua reagensia di atas, berarti

2.

golongan V Identifikasi Kation

Pada praktikum ini, asisten akan memberikan suatu cair percontoh cak bagi dianalisa cairan tersebut mengandung kation yang mana (golongan berapa). Praktikan boleh sahaja menyedang-coba menebak-nebak dengan beraneka rupa reaksi yang sudah dilakukan ketika pengenalan reaksi kation. Semakin banyak yang tertebak, tentunya nilai praktikan akan bertambah tinggi. Berbagai langkah reaksi di sumber akar ini adalah alternatife prosedur percobaan yang bisadialkukan lega percobaan alas kata reaksi kation. Kiranya tidak terjadi kerumunan praktikan di salah suatu bulan-bulanan kimia saat praktikum, maka asistenlah nan akan menentukan bujuk langkah serta kation segala apa aja nan perlu di coba reaksinya. Asisten boleh meninggi/mengurangi reaksi yang dilakukan oleh praktikan. a) Kation Ag+ : Setetes larutan ditambah setetes HCl 2M, terjadi endapan ceria AgCl, basuh dengan H2O larutkan endapan kerumahtanggaan (NH4)2CO3 2M, dibagi dau; 1. Setetes larutan ditambah setetes HCl 2M. Amati apa nan terjadi. 2. setetes larutan ditambah NaOH 6M. Amati apa nan terjadi b) Kation Pb2+ : 1. setetes larutan di tambah setetes larutan K2CrO4 1M,amati segala apa nan terjadi. 2. setetes larutan ditambah setetes H 2SO4 2M dan setetes alkohol, amati apa yang terjadi c) Kation Hg2+ : 1. setetes cairan ditambahkan lega sekeping temabaga (yang suci), amati apa yang terjadi. setetes larutan di tambah setetes KI, amati apa yang terjadi. 2. setetes enceran ditambah setetes Capuk, amati apa nan terjadi d) Kation Hg22+ : setetes larutan ditambah Burik, amati segala nan terjadi e) Kation Cu2+ : 1. tiga tetes hancuran ditambah setetes KI, amati apa yang terjadi. 2. setetes larutan ditambah setetes HCl 2M kemudian setetes k4Fe(CN)6, amati apa yang terjadi f) Kation Bi3+ : Reaksi amalgam : 2 ataupun 3 ampas gula larutan ditambah HCl 0,5M 5 ampas gula, celupkan batang tembaga pada larutan. Lalu gosok dengan jeluang genting, amati segala yang terjadi. (Reaksi amalgam ini berlaku juga kerjakan tes Hg2+) g) Kation As3+ : 1. lima melase cair ditambah 10 melase NaOH 6M dan bilang potong kerdil Al (alumunium foil) intern bumbung reaksi. Plong mulut tabung diletakkan sekudung kertas saring nan dibasahi HgCl2, lampau

dipanaskan, amati segala yang terjadi. 2. dua tetes ditambah AgNO 3, amati apa yang terjadi h) Kation Fe3+ : 1. setetes enceran Fe3+ ditambah setetes larutan KSCN 2M, amati apa yang terjadi. 2. setetes atau dua tetes larutan Fe 3+ ditambah satu tetes enceran K4Fe(CN)6, amati apa yang terjadi. i) Kation Mn2+ : suatu ataupun dua tetes larutan Mn 2+ ditambah 5 tetes HNO3 6M, kemudian terbatas KLO4 atau PbO2, terlampau dipanaskan, amati segala yang terjadi j) Kation Al3+ : lima ceng larutan Al3+ ditambah dua ampas gula NH4Ac 6M dan 3 tetes pereaksi alumunium, lalu panaskan lima menit, dan tambahkan (NH4)2CO3 setakat larutan tepat basa, tambahkan 3 tetes sekali lagi, amati apa yang terjadi k) Kation Cr3+ : setetes cair Na2CrO4 ditambah setetes larutan AgNO3, amati apa nan terjadi l) Kation Ni2+ : setetes larutan di tambah setetes NaAc 2M dan setetes dimetil glioksim, amati segala apa yang terjadi m)Kation Co2+ : dua melase larutan di tambah terbatas KSCN padat dan setetes amil alkohol, aduk, amati segala nan terjadi n) Kation Zn2+ : cairan ditambah setetes K4Fe(CN)6, amati segala apa nan terjadi udara murni) Kation Ca2+ : 1. setetes larutan ditambah setetes larutan (NH2)C2O4, amati segala apa yang terjadi. 2. lakukan reaksi nyala p) Kation Ba2+ : 1. setetes larutan dibubuhkan pada kertas radizomat kemudian di tambah setetes HCl 0,5M, amati segala nan terjadi. 2. dua tetes larutan ditambah setetes HOAC 2M dan ditambah setetes pereaksi titan yellow dan setetes NaOH 2M, amati segala apa yang terjadi q) Kation Mg2+ : 1. dua ampas gula di tambah 2 tetes NH4Cl 2M dan beberapa tetes NH4OH hingga bersifat basa dan 2 tetes Na2HPO4, amati apa yang terjadi. 2. setetes cairan di tambah dengan setetes pereaksi titan yellow dan setetes NaOH 2M, amati segala apa nan terjadi r) Kation K+ : 1. setetes hancuran di tambah setetes larutan Na2Co(NO3)6 pekat, diamkan kira lama, adv amat amati apa yang terjadi. 2. dua tetes larutan di tambah 2 tetes bersut pikrat, amati segala apa yang terjadi s) Kation Na+ : kerjakan reaksi nyala falak) Kation NH4+ : rendah zat padat dipanaskan dengan 0,5 ml NaOH 6N didalam tabung reaksi. Cium bau nan keluar. 2. letakkan sepotong kertas lakmus bangkang nan basah diatas mulut tabung reaksi, amati segala apa yang

terjadi. 2. sepenggal plano saring yang telah di celup privat pereaksi 3.

nessler, amati apa nan terjadi Identifikasi Anion Sreg praktikum ini, pendamping akan menyerahkan suatu enceran sampel bikin dianalisa larutan tersebut mengandung anion yang mana (golongan berapa). Praktikan bisa saja mengepas-coba/menebak-nebak dengan bermacam ragam reaksi yang sudah dilakukan saat pengenalan reaksi anion. Tapi akan makin efesien jika praktikan mengikuti langkah-langkah yang ada di buku vogel jilid dua bab identifikasi anion. Berbagai langkah reaksi di bawah ini adalah alternatif prosedur percobaan yang bisa dilakukan plong percobaan alas kata reaksi anion. Mudah-mudahan tidak terjadi keramaian prkatikan di salah satu bahan ilmu pisah saat praktikum, maka asistenlah yang akan menentukan urutan anju serta anion apa saja nan perlu di coba reaksinya. Asisten bisa membukit/mengurangi reaksi yang di lakukan oleh praktikan. a) Ion Cl- : 1. Ditambahkan terbatas H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa nan terjadi. 3. ditambahkan larutan AgNO3, amati barang apa yang terjadi b) Ion Br- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, kulur gas, lampau dipanaskan dan amati apa nan terjadi. 2. ditambahkan larutan H2SO4 pekat, timbul gas, lalu dipanaskan dan diamati apa yang terjadi. 3. ditambahkan hancuran AgNO3, amati barang apa yang terjadi c) Ion I- : 1. Ditambahkan larutan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3,amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan CuSO 4, amati segala yang terjadi d) Ion Fe(CN)63- : 1. Ditambahkan H2SO4 leleh, amati apa nan terjadi. 2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati segala yang terjadi. 3. Ditambahkan AgNO 3, amati apa nan terjadi e) Ion CNS- : 1. ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. 2. ditambahkan H2SO4 pekat, amati segala yang terjadi. 3. Ditambahkan AgNO 3, amati apa yang terjadi

f) Ion NO2 : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, pada keadaan dingin tidak terjadi apa-segala, coba di panaskan, amati segala apa nan terjadi. 2. ditambahkan larutan NH4Cl, lalu ditambahkan asam asetat, amati segala yang terjadi. 3. ditambahkan larutan FeCl3, lalu di tambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi g) Ion S2- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu di panaskan, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan H2SO4 encer atau HCl, amati apa yang terjadi (cium bau yang muncul). 3. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi h) Ion CH3COOH- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, terbentuk asam asetat, suntuk di tambahkan ethanol, amati segala apa yang terjadi (cium bau nan muncul). 2. Ditambahkan FeCl3, lalu panaskan, amati apa nan terjadi i) Ion SO32- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati segala apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3, amati segala yang terjadi. 3. Ditambahkan cairan BaCl2, amati apa yang terjadi j) Ion CO32- : 1. Ditambahkan H2SO4 encer, amati segala apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa nan terjadi k) Ion C2O42- : Ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. 3. Ditambahkan larutan BaCl2, amati barang apa yang terjadi l) Ion PO42- : 1. Ditambahkan AgNO3, amati apa nan terjadi. 2. Ditambahkan larutan BaNO3, amati apa yang terjadi m)Ion Nitrat NO3- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, amati segala apa yang terjadi. 2, larutan nitirt di tambahkan FeSO4 jenuh perlahan-lahan silam di tambahkan H2SO4 pekat lambat-laun lewat dinding tabung, amati apa nan terjadi n) Ion SO4- : 1. ditambahkan enceran BaCl2, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan larutan Pb asetat, amati apa yang terjadi udara murni) Ion F- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, adv amat dipanaskan, amati apa yang terjadi. 2. Ditambahkan larutan CaCl2, amati apa yang terjadi p) Ion Ba3 2- : 1. Ditambahkan H2SO4 pekat, dibakar, diamati apa nan terjadi. 2. Ditambahkan H2SO4 pekat dan alkohol, amati segala apa yang terjadi. 3. Ditambahkan AgNO3, amati segala apa yang terjadi. Coba cak bagi pemanasan, amati segala apa yang terjadi

q) Ion Fe(CN)64- : 1. Ditambahkan H2SO4, amati apa yang terjadi. Lakukan pemanasan, amati barang apa nan terjadi. 2. Ditambahkan H 2SO4 pekat, lakukan pemanasan, amati barang apa yang terjadi

Portal III METODE PERCOBAAN A. ALAT DAN Alamat 1. Gawai –

Jambangan injeksi Layon Pengaduk Cawan porselin Gegep Gelas ilmu pisah Lap halus Lap garang Pembakar spritus Pipet ceng Cak hisapan ukur Plat tetes

1 buah 1 biji kemaluan 1 biji pelir 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 5 biji kemaluan 5 buah 1 buah

Vas percontoh Rak tabung Sendok tanduk Sikat pembersih Bumbung reaksi

1 biji zakar 1 buah 1 biji kemaluan 1 buah 5 biji kemaluan

2. Bahan –

AgNO3 Senderut Pikrat BaCl2 H2O H2SO4 HCl HClO4

HNO3 KMnO4 NaOH NH4Cl NH4OH (NH4)2CO3 Pereaksi Nessler

B. Cara Kerja 1.

Uji Organoleptik Diamati bau, warna, kelarutan, bagan dan rasa (agresif ataupun lumat).

2.

Uji golongan kation – Disiapkan alat dan bahan – Diberikan dua sampel yang enggak diketahui etiket senyawanya. – Dilarutkan kedua larutan tersebut dengan air. – Dimasukkan kedua sampel tersebut ke n domestik dua tabung reaksi berlainan. – Ditambahkan HCl 0,05 M sangat diamati apabila terjadi sedimen maka itu terjadwal golongan kation. – apabila lain terserah perubahan pindah ke pereaksi ke tiga namun larutan HCl yang tadi harus dibuang dan diganti dengan NH4Cl. – Lalu diamati kembali apabila ada kekeruhan maka senyawa tersebut teragendakan kation golongan tiga. – apabila belum cak semau sedimen maka bermigrasi ke pereaksi golongan lima dengan memperalat (NH4)2CO3 namun apabila tidak terjadi transisi

3.

maka senyawa tersebut termasuk kation golongan enam. Uji golongan anion – Disiapkan radas dan target. – Diberikan dua sampel yang tidak diketahui nama senyawanya. – Dilarutkan kedua cairan tersebut dengan air. – Dimasukkan ke dua sampel tersebut ke internal dua tabung reaksi farik.

– Ditambahkan AgNO3 + HNO3 lalu diamati terjadi endapan maka campuran tersebut berpotensi golongan I, II, III, IV dan apabila lain terjadi apa-apa

4.

5.

maka tercantum golongan V dan VI. – Dicatat hasilnya. Uji spesial kation – Dimasukkan kedua larutan ke dalam dua torak reaksi berbeda. – Apabila nan didapatkan kation golongan III amati tabulasi golongan III. – Ditambahkan NaOH ke dalam sampel tersebut. – Diamati perubahan, apabila terbentuk endapan putih maka sampel tersebut mengandung Al+. – Dicatat hasilnya. Uji spesial anion – Dimasukkan ke dua larutan tersebut ke dua tabung reaksi berbeda. – Apabila nan didapatkan anion golongan I, diamati tabulasi anion golongan I. – Ditambahkan AgNO3 + NH4OH kedalam sampel tersebut. – Diamati perubahan, apabila terbentuk endapan murni maka sampel tersebut mengandung SCN-. – Dicatat karenanya.

BAB V PEMBAHASAN

Anion yaitu ion sisa asam, maupun anion yang bermuatan negatif, berbeda dengan kanion. Satu fusi ilmu pisah karuan merupakan perpautan antara kanion dengan anion. Maka dari itu karena itu aturan –sifat atau senyawa karuan dipengaruhi oleh kanion maupun anion. N domestik praktikum ini mula-mula dibuat larutan stock, diambil ujung-ujung sendok cula sebatas dengan menggunakan sendok tanduk kemudian larutkan dengan ayuadestikat sampai larut kemudian diamkan hingga gala tabung reaksi. Uji Organoleptik mula-mula-tama dicium bau sampel, kelarutannya dan rasakan apakah lumat ataukan bergairah, dan uji pemeriannya dan dibandingkan dengan hasil uji kation- anion apakah sesuai dengan percobaan. Bersumber percobaan yang dilakukan kerjakan uji golongan kation diberikan dua sampel nan tidak diketahui kemudian dijadikan larutan, selanjutnya diteteskan ke dau enceran tersebut ke dalam bumbung reaksi berbeda dua ceng setelah itu di tambahkan HCl 0,05M dahulu diamati apabila terjadi endapan maka termasuk golongan kation, apabila tidak ada perubahan pindah ke golongan tiga sahaja enceran sebelumnya harus di lempar dan diganti NH4Cl lalu amati apabila ada kekeruhan maka termuat golongan tiga. Bakal uji anion larutan spesimen nan tak diketahui ditambahkan dengan AgNO3 lalu diamati perlintasan, apabila terwalak endapan maka paduan tersebut termasuk golongan I, II, III, IV namun apabila tak terjadi perubahan tertulis golongan V dan VI. Buat uji spesifik kation dimasukkan ke dua cair tersebut ke dua tabung reaksi berbeda, kemudian diamati puas diagram, kation golongan berapa yang di dapatkan. kemudian di cocokkan dengan tabel setelah di reaksikan dengan pereaksi yang ada pada tabulasi. Sedangkan bakal uji khusus anion Dimasukkan ke dua enceran tersebut ke dalam dua silinder reaksi farik, kemudian diamati puas tabulasi, anion golongan berapa yang di dapatkan. kemudian di cocokkan dengan diagram setelah di reaksikan dengan pereaksi yang suka-suka pada tabel.

Dari percobaan nan dilakukan didapatkan hasil untuk percontoh A yaitu AlSCN, keadaan ini berbeda dengan literatur di mana pada literatur yakni ZnCl 2. Untuk kode K, didapatkan hasil yaitu K2CrO4, hal ini telah sesuai dengan literatur. Perbedaan pada literatur disebabkan oleh beberapa kesalahan yaitu : 1. minimnya pereaksi yang cawis 2. alat dan bahan yang kurang bagus 3. serta tidak didukungya uji nyala Kristal adalah suatu padatan nan partikel, molekul atau ioniknya terkemas secara umum. Zat enceran mewujudkan kristal ketika melayalami proses kompresi struktur terjadi lega semua jenis aliansi kimia. Amorf yaitu suatu paduan nan tidak mempunyai bagunan dan susunan batu belanda sendiri. Hablur merupakan padatan yang bangunan dalamnya tertentu karena susunan anasir-zarah atau ion-ionnya. Padahal serbuk merupakan sintesis atau unsur nan lama ataupun mempunyai buram menyerupai butiran-butir halus. Alasan pertukaran yang terjadi dan paduan nan terlatih hancuran besi (III) klorida muncul pencorakan lembayung-Na,yang mungkin disebabkan karena terbentuknya suatu komples ditiosulfato besi(III): 2S2O3²ˉ + Fe³+ → [Fe(S2O3)2]ˉ Setelah didiamkan, dandan hilang dengan cepat, sementara ion-ion artationat dan logam (II) terlatih : [Fe(S2O3)2]ˉ + Fe³+ → 2Fe²+ + S4O6²ˉ

Reaksi keseluruhanya dapat ditulis sebagai reduksi besi (III) maka itu tiosulfat : 2S2O3²ˉ + 2Fe³+ + S4O6²ˉ + 2Fe²+.

Larutan perak nitrat, endapan seperti dadih yang berwarna kuning – pucat, fidah bromida, AgBr, nan tinggal abnormal larut dalam cair amonia, sekadar mudah larut privat cair amonia pekat. Endapan pula larut dalam enceran kalium sianida dan sodium tiosulfat, tetapi enggak larut dalam asam nitrat melemah. Adapun nikah dengan farmasi yakni dengan Identifikasi kation dan anion paling berkaitan satu setimpal lain khususnya di dalam mengetahui kandungankandungan zat ilmu pisah yang terletak di dalam sediaan obat-obatan, apakah zat-zat kimia tersebut berbahaya ataupun tidak untuk dikomsumsi. Serta mengerjakan identifikasi suatu sampel dan mengidentifikasi senyawa – paduan logam bermula satu spesimen.

BAB VI Pengunci

A. Kesimpulan Bersumber percobaan yang dilakukan didapatkan hasil untuk sampel A yaitu AlSCN, hal ini farik dengan literatur di mana pada literatur ialah ZnCl 2. Cak bagi kode K, didapatkan hasil yakni K2CrO4, hal ini sudah sesuai dengan literatur. B. Saran 1. Makmal Sebaiknya alat dan bahan yang akan dilakukan percobaan bertambah dilengkapi dan ditambah jumlahnya. 2. Pendamping Sebaiknya arahan lebih ditingkatkan dan tetap hidup.

Daftar bacaan

Dirjen POM . 1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga . Jakarta : Kementerian Kebugaran RI

Day, J,R., Underwood, A.L. 1993 . Amatan Kimia Kualitatif , Edisi IV . Jakarta : PT Erlangga.

Haeriah. 2022 . Penuntun Kimia Amatan . Makassar : Universitas Selam Negeri Alauddin .

Harjadi, W. 1990 . Guna-guna Kimia Analitik Dasar . Jakarta : PT. Gramedia.

Ir. Hadisuwojo Mulyono, dkk. Kimia Bawah II . Makassar : Penerbit Sekolah tinggi Hasanuddin.

Rivai, H. 1994 . Asas Penapisan Kimia . Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Roth, J.H., Gottfried, B. 1994 . Kajian Farmasi , Edisi II. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Scenk . 1990 . Qualitative Analysis and Ionik Equilibrium . Second Edition . Boston : Houghton Co.

Svehla, G. 1985 . Amatan anorganik kualitatif makro dan semimikro Bagian I . Jakarta : PT. Kalman Media Bacaan.

Svehla, G. 1985 . .Amatan anorganik kualitatif makro dan semimikro Bagian II . Jakarta : PT. Kalman Kendaraan Pustaka.

http://pasirharja.blogspot.com/2008/12/identifikasi-kation-anion.html

SKEMA KERJA

Pembuatan Larutan Stok Sampel ℗ ↓ +2 ml Aquadest ↓ Kocok (homogenkan) ↓ + aquadest hingga leher bumbung reaksi ↓ ℗

Uji Kation 1 ml larutan + HCl Golongan 1 ↓ larutan + H2S Golongan 2↓ sampel baru + NH4Cl + NH4OH Golongan 3↓ larutan + H2S Golongan 4↓ Larutan baru + (NH4)2CO3 Golongan 5↓ Golongan 6 (ampas)

Uji Anion 1 cak hisapan spesimen

1 cak hisapan spesimen

+ AgNO3 + HNO3

+ Ba(Cl2) + HCl

Amati

Amati

Uji Spesifik Kation/Anion 1 sedotan larutan ↓ + pereaksi 2-3 ampas gula ↓ Terbentuk ↓ atau tidak warna ↓

Source: https://idoc.pub/documents/identifikasi-kation-anion-eljqe9qpxv41