Cerita Berbakti Kepada Orang Tua
Jakarta
–
Berbakti kepada
orang tua lontok
sama nilainya dengan jihad, yang telah dijelaskan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Hadits ini diceritakan ‘Abdullah bin ‘Amr kedelai Al-‘Ash RA. Berikut haditsnya,
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَأْذِنُهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ « أَحَىٌّ وَالِدَاكَ ». قَالَ نَعَمْ. قَالَ « فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ »
Artinya: “Cak semau seseorang nan mendatangi Rasul SAW, dia ingin lamar pemaafan bakal berjihad. Rasul SAW lantas menyoal, ‘Apakah kedua orang tuamu masih spirit?’ Ia jawab, ‘Iya masih.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, ‘Berjihadlah dengan berbakti kepada keduanya.'” (HR Orang islam).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dikutip berbunga buku Dahsyatnya Doa Ibu-Edisi Kemas Kini karya Syamsuddin Noor, hadits tersebut jelas menunjukkan ekuivalensi atau tambahan pula lebih tinggi poin bakti pada orang tua bangka dibanding jihad.
Selain berbakti kepada
ayah bunda
sekufu nilainya dengan jihad, hadits juga mementingkan posisi sosok gaek di sisi Halikuljabbar SWT. Ibu bapak punya kedudukan yang hierarki dan mulia, sehingga memaki keduanya merupakan terdepan.
“Halikuljabbar SWT menghormati kedudukan ayah bunda karena lewat keduanyalah Almalik SWT menargetkan kehidupan manusia selanjutnya. Hubungan momongan dan orang tua terus berlanjut hingga akhirat,” tulis kunci tersebut.
Selain berbakti pada ibu bapak, ada beberapa amalan tidak yang nilainya sebagai halnya jihad. Amalan tersebut ialah menegakkan sholat tepat waktu dengan berjamaah, berdakwah menaburkan mantra dan agama Tuhan SWT tanpa pamrih, dan burung laut haus guna-guna Al Quran.
Perintah berbakti pada orang tua mutakadim ditegaskan Almalik SWT dalam firmanNya tindasan Al Isra ayat 23,
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Arab latin: Wa qaḍā rabbuka allā ta’budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna ‘indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā
Artinya: Dan Tuhanmu mutakadim memerintahkan supaya engkau jangan menyembah selain Dia dan hendaklah beliau mengamalkan baik plong ibu bapakmu dengan sepenuhnya. Jikalau salah koteng di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sama sekali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya mulut “ah” dan janganlah beliau membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka mulut yang luhur.
Kepada umatnya nan berbakti pada orang tua, Rasulullah SAW telah mementingkan jadinya berpangkal Allah SWT internal hadits berikut,
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
Artinya: “Individu tua adalah gerbang kedewaan paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu maupun kalian boleh menjaganya.” (HR Tirmidzi).
Mari detikers jangan sia-siakan berbakti kepada
orang tua
nan sama nilainya dengan jihad. Semoga mendapat ridho dan balasan seimbang berusul Almalik SWT.
(row/erd)
Source: https://news.detik.com/berita/d-5725613/berbakti-kepada-orang-tua-sama-nilainya-dengan-jihad-berikut-haditsnya