Contoh Gaya Bahasa Dalam Puisi
Bola.com, Jakarta
Gaya bahasa
atau majas adalah ungkapan penyampaian pesan yang menunggangi kata-kata kiasan. Bintang sartan, kata-kata kiasan tersebut mempunyai makna yang enggak sepatutnya ada atau imajinatif.
Penggunaan gaya bahasa majas rata-rata memiliki tujuan tertentu. Secara umum, majas digunakan bagi menjadikan karya sastra lebih vitalitas.
- Lirik Lagu Anda Cantik Kamu Baik – Lyla
- Lirik Lagu Kehilanganmu Terik Bagiku – Kangen Band
- 40 Kata-Kata Sindiran Keras bakal Bani adam yang Suka Mencampuri Urusanmu
Selain itu, pemanfaatangaya bahasa
dalam karya sastra dilakukan agar bacaan menjadi menarik dan lain membuat bani adam yang mengaji menjadi bosan.
Gaya bahasa bisa mengekspresikan segala apa yang dimaksud penulis. Umumnya majas banyak digunakan untuk penulisan karya fiksi, mulai novel, cerpen, puisi, dan karya sastra lainnya.
Tendensi bahasa dibagi menjadi empat gerombolan, yaitu majas perbandingan, majas pertempuran, majas kontak, dan majas perulangan.
Berikut ini penjelasan akan halnya variasi-tipe
tren bahasa
yang mesti diketahui, seperti dilansir berbunga
emodul.kemdikbud.go.id, Selasa (24/5/2022).
VIDEO: Terjadwal Vincent dan Desta, Ini Selebritis Indonesia yang Pemenang Main Sepak bola
1. Tendensi Bahasa Nisbah
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3262601/original/076355900_1602217662-photo-1462642109801-4ac2971a3a51.jpg)
Majas perbandingan adalah kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan. Hal itu bikin meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.
Berikut ini variasi-macam gaya bahasa nisbah:
a. Metafora
Metafora ialah majas yang mengandung perbandingan yang tersirat andai pengubah pengenalan atau hierarki enggak. Metafora merupakan majas perbandingan langsung, tidak menggunakan kata penanda perbandingan; seperti mana, bagaikan, laksana.
Contoh: Raja siang telah bangun dari peraduannya (matahari).
b. Personifikasi
Personifikasi adalah memangkalkan sifat- aturan manusia/hamba allah kepada benda nan enggak bernyawa. Lengkap: Mobil itu memekik- pekik di lekukan nan menanjak
c. Depersonikasi
Depersonikasi adalah majas berupa perbandingan basyar dengan hewan atau dengan benda. Model: Dikau langit, daku bumi. Aku heran mematamatai Joko mematung.
d. Alegori
Alegori adalah majas yang membandingkan suatu peristiwa secara tidak langsung melalui kiasan atau penggambaran yang berhubungan dalam kesatuan yang utuh. Teoretis: Suami laksana kapten, ayutayutan seumpama jurumudi.
e. Bandingan
Antagonis adalah majas nan menggambarkan sesuatu dengan menggunakan paduan kata bentrok arti. Acuan: Hidup matinya manusia yakni kuasa Almalik.
2. Tendensi Bahasa Penangkisan
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3523526/original/034288500_1627451082-3125988.jpg)
Majas tangkisan ialah pembukaan-kata berkias nan menyatakan perdurhakaan dengan yang dimaksudkan selayaknya makanya pembicara alias carik.
Hal itu berujud memperhebat atau meningkatkan kesan dan pengaruhnya kepada pembaca atau pendengar. Adapun yang tertera majas pertentangan antara lain:
a. Litotes
Litotes yakni majas yang di privat ungkapannya menyatakan hal nyata dengan kerangka nan negatif nan tujuannya untuk merendahkan lever. Contoh: Datanglah ke saung orang tuaku.
b. Hiperbola
Hiperbola adalah majas sekiranya individu ingin melukiskan keadaan ataupun keadaan dengan cara bersisa-lebihan. Contoh: Hatiku hangus, darahku mendidih mendengar kabar yang kau berikan.
c. Ketidakteraturan
Kontradiksi adalah majas yang mengandung penolakan dan hanya kelihatan puas keefektifan pembukaan yang anti, padahalnya tujuan sesungguhnya bukan karena objeknya berbeda. Abstrak: Zuqi merasa kesepian di perdua kota yang gempita.
d. Klimaks
Klimaks yaitu majas riil afiliasi ungkapan yang semakin lama semakin menekan dan memuncak. Contoh: Sejak menuai benih, bertunas, sebatas menuainya, aku sendiri nan mengerjakannnya.
e. Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang inkompatibel mulai sejak klimaks. Sreg antiklimaks makna nan terampai sreg pengenalan-kata diucapkan berturut-turut kian lama makin melemah tingkatannya. Contoh: Bersumber pejabat tinggi, semenjana, sampai rendah turut merasakan keprihatinan itu.
f. Ironi
Ironi yaitu kata yang digunakan memiliki makna bertentangan dengan pamrih sesungguhnya, misalnya menyodorkan ketidaksesuaian antara intensi dan permakluman dan ketidaksesuaian antara suasana yang diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya. Contoh: Merdu sekali suaramu hingga membuatku tercegak.
3. Tendensi Bahasa Korespondensi
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3375085/original/033691300_1613097179-writing-1209121_1920.jpg)
Majas rangkaian yakni pembukaan-alas kata sindir-sindiran nan bertautan (berasosiasi) dengan gagasan, ingatan, maupun kegiatan lima hangit pembicara atau penulisnya. Berikut ini jenis-jenis majas asosiasi.
a. Pelembutan
Eufeminisme yakni majas yang memperalat ungkapan makin halus laksana pengganti ungkapan yang dirasakan kasar dan dianggap merugikan alias tak menyenangkan. Contoh: Rupanya anak ibu sudah berubah akal (gila)
b. Metonimis
Metonimis merupakan majas yang memajukan etiket menggandar atau nama barang untuk melukiskan sesuatu yang digunakan atau tergarap sehingga kata itu berasosiasi dengan benda keseluruhan. Kamil: Ayahku ke Bali naik Rajawali. (Rajawali nama pesawat udara)
c. Sinekdoke
Sinekdoke yakni majas yang menyebutkan nama adegan bakal menamai nama seluruhnya (pars pro toto) dan menyebutkan nama keseluruhan ibarat pengganti etiket bagiannya (totum menyebelahi parte).
Contoh: Saya tidak melihat batang hidungnya Steve hari ini. (pars memihak toto), Indonesia cundang Malaysia dengan skor 3:0. (totum menyebelahi parte).
4. Kecondongan Bahasa Iterasi
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2714453/original/086281700_1548650212-lubomyr-myronyuk-606340-unsplash.jpg)
Majas perulangan merupakan idiom kecenderungan bahasa nan menegaskan pernyataan dengan harapan pertambahan kontrol dan kesan tertentu terhadap pembaca atau pendengar. Berikut keberagaman dan penjelasan majas perulangan beserta contohnya.
a. Repetisi
Repetisi adalah majas penegasan yang mengulang perkenalan awal alias beberapa kata sreg bilang kalimat. Contoh: Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah pengorbanan.
b. Tautologi
Tautologi adalah majas yang mengulang perkenalan awal bilang kali dalam sebuah kalimat. Ideal: Sungguh teganya, teganya, teganya, teganya.
c. Anafora
Anafora merupakan majas penegasan seperti repetisi tetapi lumrah digunakan dalam puisi.
Sumber:
Kemdikbud
Source: https://www.bola.com/ragam/read/4969910/macam-macam-gaya-bahasa-lengkap-beserta-penjelasan-dan-contohnya