Drama Singkat 4 Orang Lucu
JAKARTA, celebrities.id –Berikut beberapa teoretis naskah drama kelucuan yang barangkali wacana untuk beliau pelajari sendiri. Sebab naskah drama komedi merupakan sebuah teks yang berisikan dialog lakon yang diperankan oleh aktor dengan konsep pertunjukan yang ceria dan humoris.
Lazimnya pementasan drama kejenakaan juga membutuhkan sebuah naskah loh. Hal ini dilakukan kendati para pelakon bisa memafhumi urut-urutan cerita supaya pementasannya boleh menghibur penonton sesuai segala yang mutakadim direncanakan dalam script.
Lantas bagaimana cara membuat naskah drama komedi yang baik dan etis? Berikut Celebrities.id akan memberikan beberapa contoh naskah sandiwara radio komedi dengan merangkum dari beberapa sumber, Sabtu (01/10/2022).
1. Contoh Tulisan tangan Sandiwara tradisional Komedi Tentang Berang Disebut Lanjut umur Padahal Jangat Sudah Keriput
Berang Disebut Tua Padahal Kulit Telah Keriput
Prolog
Di sebuah desa tinggalah sepasang junjungan-istri yang sudah lanjut usia.Mereka lampau berdua karena anak-anak mereka semuanya menjauhi ke perantauan.Suaminya sedang duduk di teras.
Dialog
Bibit buwit : Ma, ambilkan papa tehnya, dong!
Nenek :Tidak usah panggil saya Ma, kita sudah tua, sudah kakek nenek. Momongan-anak kita juga telah dewasa bahkan ada yang sudah memiliki anak. Kita telah menjadi kakek dan nini.
Kakek : Ya sudah kalau begitu, Nek ambilkan kakek tehnya!
Nenek : Memangnya saya tampak tua maka dari itu Ia panggil saya nini?
Kakek :Lohhh, bagaimana sih dipanggil mama tidak kepingin dipanggil nenek marah?
Tetangga yang mendengar kegemparan mereka ikut membandingbanding.
Cangkang Sukro : Kalian selalu ki bentrok begitu juga muda-mudi yang masih pacaran.
Kakek : Maunya sih, sejenis itu sampul Sukri, tapi segala apa daya kulit sudah lalu mengendur.
Bu Sukro : Memangnya jika jangat mengendur disebut lanjut umur ya,Pak?
Nenek :Dia rajin berlagak sebagai halnya anak remaja, sedangkan mengangkat kursi saja kentutnya keluar.
Menginjak-tiba cak bertengger Bu Karno,anak purwa suami-gula-gula tersebut beserta anaknya Yuli dan Sampul Karno laki Bu Karni Mengunjungi ayah bunda dan kakeknya. Karni membawakan buah tangan luar kota untuk kedua orangtuanya.
Kakek : Sudah berapa tahun engkau tidak mengunjungi ayah dan ibumu ini,Karni?
Yuli : Kakek memang pikun, baru sebulan yang terlampau kami kemari.
Nenek : Dia memang pikun, kadang hingga lupa kalau dia sudah makan sebatas enam kali sehari.
Pak Karno : Walah, sekiranya begitu nanti badan Kiai akan bongsor seperti pemain sumo.
Bu Karno : Sekiranya badan Bapak gendut kasihan Ibu jemah disenggol tekor langsung melayang.
Nenek :Huusss, kamu terka Ibu tidak memiliki kekuatan kerjakan mengembari tubuh sumo bapakmu? Tenaga Ibu masih abadi seperti momongan mulai dewasa.
Bu Sukro : Ternyata suami istri setolok saja, tidak ingin kalah mengaku akil balig.
2. Contoh Naskah Drama Komedi Tentang Becak Dilarang Timbrung
Angkung Dilarang Masuk
Prolog
Alkisah, ada seorang pakar becak asal Madura nan dipergoki seorang polisi saat memasuki kawasan ‘Becak dilarang masuk!’.
Dengan santainya sang tukang lanca itu membelot di depan polisi sampai polisi datang meniup peluit.
Dialog
“Apakah kamu tidak melihat gambar di sana? Becak bukan boleh masuk ke jalan ini,” prolog petugas keamanan itu dengan nada tinggi bersama-sama menunjuk rambu-rambu.
“Oh, iya saya lihat Pak Polisi. Tapi itu cerek lembaga becaknya kosong, enggak terserah orangnya. Tentatif angkung saya cerek ada orangnya, berguna bisa turut,” jawab sang tukang lanca kalem.
“Lompong! Apa sira tidak bisa baca?” si polisi bertambah janjang. “Di bawah rancangan itu kan cak semau tulisannya becak dilarang masuk!” petugas keamanan tersebut membentak pula.
“Memang tidak dapat bisa baca saya, Bungkusan. Jikalau saya boleh baca, pasti saya boleh kaprikornus polisi seperti Kiai, enggak jadi tukang becak seperti sekarang,” jawab tukang becak itu sewaktu taat melintas.
3. Contoh Naskah Drama Humor Salah Jadwal Sekolah
Salah Jadwal Sekolah
Kata
Siang itu panca sekawan ialah Danu, Diba, Dita, Didit, dan Dadang sepakat bikin mengerjakan tugas sepulang sekolah bersama.
Dialog
Dita : Jemah kita kerjakan tugas di tempat absah ya tandingan-tara.
Didit : Di auditorium desa ataupun di rumah Danu?
Dita : Di balai desa belaka.
Diba : Baiklah padanan-teman, jika begitu saya pulang tukar baju dan makan dulu mentah saya ke aula desa.
Pasca- mereka semua pulang ke kondominium masing-masing dan jam menunjukkan pengetuk catur sore, Diba, Dita, dan Didit segera menginjak merentang balai desa. Hanya Danu nan bukan start karena sepulang sekolah beliau terpicing pulas dan tengung-tenging takdirnya sudah cocok mengerjakan tugas.
*Di auditorium desa*
Didit : Danu mana ya? Sudah hampir jam lima dia tak sambang datang.
Diba : Jangan-jangan dia lupa sekiranya sekarang kita akan melakukan tugas?
Dita : Atau mungkin dia mengira sekiranya kita akan mengerjakan tugas di rumahnya. Moga kita ke rumahnya siapa engkau sudah menunggu kita.
Dadang: Kelihatannya engkau ada urusan tetapi lupa memberitahu kita. Kita tunggu saja disini sembari menyelesaikan separuh tugas.
Mereka berempat mengerjakan tugas bersama justru dahulu sembari menunggu kedatangan Danu. Selepas jam tangan Dadang menunjukkan skor pukul 5:30 sore, kelihatan dari jauh anak adam terengah-engah berlari mengirimkan tas.
Didit: Tuh kan, Danu baru kemari.
Diba : Eh.. iya. Tetapi kenapa kamu berlari begitu juga dikejar hantu dan memakai seragam sekolah?
Danu : Teman-teman? Madya segala apa kalian sepagi ini di balai desa? Segala apa kalian tidak takut tercecer ke sekolah?
Seketika Dita, Diba, Didit dan Dadang tertawa terbahak-mengakak.
Dita : Ini masih sore, Danu. Tentu kamu baru bangun tidur cerek?
Diba : Makanya Dan, kita dilarang tidur sampai hampir burit.
Wajah Danu memerah disertai rasa malu dan menyesal.
4. Contoh Naskah Drama Komedi Berjudul Kau Milikku dan Juga Miliknya
Kau Milikku dan Juga Miliknya
Prolog
(Setting: di sebuah ujana kota pada tunggang masa)
Dialog
Sarnowo: Sayang, minggu depan ada acara ulang tahun sepupuku. Aku mau ajak kamu datang ke pesta itu
Mutia: (mencoba menghafaz – ingat, apakah sira juga suka-suka janji kencan dengan Amir, pacarnya nan satu lagi)..hhmm..pengen siy, tapi lihat nanti ya. Aku belum tahu minggu depan di kantor cak semau lembur atau lain.
Sarnowo: (yang sepatutnya ada sudah adv pernah kalau Mutia suka-suka kencan dengan Amir)..duuh..diusahain donk. Morong aku kembali pengen ngenalin kamu ke keluarga besarku.
Mutia: Iya..aku usahain..(lain lama kemudian HP Mutia pula berdering. Mutia melirik cucur HP nya dan ternyata Amir yang menelepon)
Sarnowo: Kok ngga diangkat say?
Mutia: ah ngga penting..berbunga temenku cak kenapa. Nanti aku telp balik saja (serampak berusaha menyembunyikan kegugupannya)
Sarnowo: eh pinjam HP nya donk..aku ingin sms temen kantorku (langsung senyum – senyum canggih)
Mutia: pulsaku terlampau lagi tuh (sudah menginjak merasa tak nyaman)
Sarnowo: oh ya sudah lah..yuuk kita pulang sekadar. Mutakadim sore nih
Mutia : (merasa belum mendapatkan barang apapun musim itu, dia berpikir gentur tentang bagaimana caranya bisa mengajak Sarnowo ke mall) kita ke mall suntuk yuuk..ngadem bentar gitu..serempak tatap-lihat
Sarnowo: oh pengen ke mall? ayoo..
(kemudian mereka empat mata urut-urutan ke mall karena jarak antara ujana dan mall yang karib)
(Setelah sampai di mall)
Mutia: (sibuk memintal – milih baju dan sebuah di sebuah butik)..bagus ngga say? pantes ngga aku pakai ini? (berbarengan bergaya andai foto model)
Sarnowo: oh bagus..makin cantik aja dia (Sarnowo yang tahu akal geladak Mutia yang selalu morotin uangnya mulai pasang politik)
Mutia: udah ini aja..sehabis bayar kita pulang biar ngga kemalaman (sambil membawa barang – komoditas belanjaannya ke kasir)
(Sarnowo yang biasanya langsung menirukan Mutia ke kasir, detik itu tertentang anteng di dekat kamar tukar dan pura-pura tidak mendengar ajakan Mutia)
Sarnowo : (berteriak untuk kesekian kalinya)..Bosor makan..ini lho sudah radu dihitung belanjaannya
Sarnowo: (sambil urut-urutan mendekat) ya udah..silam dibayar kan
Mutia: cak kenapa kamu gitu..kan biasanya kamu yang bayarin (sambil murka teriak – teriak
(bukan lama kemudian Amir pun mendekat ke meja kasir)
Amir: oh ini pula yang biasa membayari barang – barang belanjaanmu?
Mutia: (dengan ekspresi yang tersingahak sepoteng mati) eh..hmm…si polan..mengapa ia bisa disini?
Amir: aku memang sengaja hinggap kesini. Aku dan Sarnowo sudah tahu polah tingkahmu membuayai kamu
Sarnowo: sudah sreg kan dia menghabiskan uang kami berdua sejauh ini?
(petugas kasir mengingatkan Mutia lakukan segera membayar barang belanjaannya karena jumlah orang yang antri semakin banyak)
Mutia: (dengan terakuk malu) pemaafan uni, saya lain jadi beli semua produk-dagangan ini (kemudian terdengar teriakan cemooh orang – orang yangs edang antri di pantat Mutia)
Amir & Sarnowo: nikmat ya dibikin sipu seperti saat ini. Kena batunya teko sekarang.
(minus menjawab, Mutia kemudian lari meninggalkan Sarnowo dan Amir)
Source: https://www.celebrities.id/read/contoh-naskah-drama-komedi-036CYw