Drama Untuk 9 Orang Komedi
BUDAYAKU, TARIANKU, SEMANGATKU
PEMERAN :
1. Chanmi
2. Kevin
3. Rere
4. Keila
5. Jenni
6. Tiara
7. Wasit 1
8. Juri 2
9. Mc
Disuatu tahun yang cerah, terwalak beberapa orang yang telah memenuhi sebuah ajang yang ialah Universitas tempat mereka menuntut ilmu. Perserikatan itu bernama Perhimpunan Budaya Asri. Universitas yang mengajarkan akan halnya berbagai diversifikasi tari nan ada di Indonesia.
Rere
: “Hey guys, aku ada kabar baru nih!”
Keila
: “Kabar apa? Paling kembali tentang couple terbaru di kampus kita.”
Chanmi
: “Iya paling kecil pun mengenai begituan. Gak deh yang kayak gitu tuh gak berfaedah adv pernah gak?”
Rere
: “Yakin nih pada gak mau tahu infonya?” berbarengan adv minim menjauh dari oponen temannya.
Cahnmi
: “Iya, kayaknya gak teradat deh.”
Rere
: “Ok. Tadinya sih aku mau kasih kalian info tentang pertandingan tari bulan depan.”
(Kedua saingan Rere menatap Rere lain percaya. Lalu mereka langsung berpencaran menghampiri Rere yang berdiri sedikit jauh dari mereka)
Chanmi
: “Apa? Terserah lomba? Rembulan depan? Kok ia gak karunia senggang dari tadi sih!”
Keila
: “Iya nih! Harusnya kamu bilang dari tadi!”
Chanmi
: “Dimana lombanya? Temanya gimana? Karunia adv pernah kita dong Re ya!”
(Dengan tampang sedikit merajuk untuk menggoda teman-temannya itu Rere menjawab.)
Rere
: “Tadi katanya gak mau tahu, tadi bilangnya gak butuh info yang kayak gitu, terus kenapa
sekarang malah kaprikornus pengen tahu banget?”
Chanmi
: “Ayolah Re, kitakan gak luang kalau infonya mengenai perlombaan. Jangan murka ya?”
Keila
: “Iya Re, kitakan gak tahu kalau dia mau ngasih tahu kita info adapun sayembara. Jadi waktu ini kasih tahu kita ya? Ya, ya, ya Re ya?”
Rere
: “Jadi sekarang kalian burung infonya nih?”
Chanmi + Keila : “Ya!”
Rere
: “OK seandainya kalian maksa.” Jawabnya enteng.
“Jadi gini …………………… “
Rere menjelaskan barang apa yang dia tahu akan halnya perlombaan nan yakni kompetisi tari tersebut. Musuh Rere mendengarkan dengan betul-betul. Karena mereka memang menginginkan perlombaan tari tersebut. Sudah lama tidak ada kejuaraan tari, makanya detik mendengar ada tanding tari mereka sangat senang dan hayat. Terlebih pula adu itu di adakan di Jakarta. Jika mereka menang maka mereka akan mengangkat tinggi nama Universitas mereka.
Rere
: “Oh gitu. Kita turut?”
Chanmi
: “Jadi ini bukan perlombaan tentang tari negeri? Dan perlombaan ini melepaskan segala jenis tari? Barang apa kita bisa unggul jikalau kita ikut?”
Keila
: “Bersusila, apa lagi sekarangkan banyak banget disko-tarian yang keren. Aku takut kita gagal.”
Rere
: “Kalian gak percaya sama tarian dari budaya kalian sendiri?”
Chanmi
: “Enggak gitu Re, tapi nan di omongin seimbang Keila kembali ada benernya.”
Rere
: “Makanya kita harus berjuang! Lagi juga dengan kita ikut lomba kayak gini, kita juga bisa memperkenalkan akan halnya budaya tari di Indonesia. Bagus tak sekiranya banyak orang yang tahu tentang budaya kita?”
Chanmi
: “Beliau bener Re. Dengan seperti ini budaya kita akan lebih populer. Ok, aku ikut Re.”
Keila
: “Jika Chanmi aja bilang ikut, ya aku juga timbrung. Gak siapa aku biarin kalian berjuang dan unggul tanpa aku.” Serta merta tertawa menganjurkan dua jajar giginya.
Rere
: “Jadi semuanya ikut nih? Ok. Karena lombanya dimulai rembulan depan, makara kita harus les dengan giat!”
Keila
: “Ok!”
(Chanmi hanya mengangguk sebagai jawaban.)
Pasca- hari itu, tiga sosok sahabat itu terus berlatih dengan giat. Setiap tahun mereka latihan, mereka berlatih tidak kenal capek. Beraneka ragam lagu dan operasi mereka coba. Mereka telah sepakat dengan tetap mengedepankan tari tentang peradaban Indonesia. Lain peduli lawan mereka yang mana tahu akan mencadangkan disko-ajojing berbudaya jaman sekarang.
Setakat perian nan mereka lewati tak terasa. Masa ini sudah lalu waktunya mereka untuk menampikan disko. Ya, hari dimana perlombaan tari itu dimulai telah datang. Keempat sahabat itu sedang bersiap-siap untuk menampilkan tariannya.
Chanmi
: “Aku benar-benar gugup.” Chanmi bergumam pelan sambil mengumalkan remas tangannya sendiri.
Rere
: “Chanmi, apa sira gugup? Aku lagi galau, dan aku yakin Keila juga gugup sebagai halnya kita. Cobalah bikin menenangkan diri. Fighting!”
(Chanmi hanya mengangguk.)
Rere dan kedua temannya menunggu giliran mereka tampil, dan akhirnya berangkat bagian Rere dan kawan kawannya kerjakan menunjukan bakatnya.
Juri 1
: “Wahh tari daerah?”
Juri 2
: “Kenapa kalian yakin kalau kalian akan lolos audisi ini?”
Chanmi
: “Kami yakin, karena kami beriman sreg keindahan terbit budaya kami koteng.” Jawab Chanmi dengan yakin.
Juri 1
: “Saya dengar kalian juga semenjak semenjak sebuah perguruan tinggi tari?”
Keila
: “Benar. Kami dari Universitas Budaya Asri. “
Juri
2
: “Kaprikornus kalian yakin kalau kalian dapat mengikuti perlombaan ini hingga akhir?”
Chanmi + Rere + Keila : “Ya!” jawab mereka berempat secara kompak.
Wasit 2
: “Baiklah jika kalian sangat percaya diri.”
Juri 1
: “Ya, menurut saya tari daerah juga enggak masalah jika terserah dalam perlombaan ini.”
Juri 2
: “Kami akan menunggu penampilan kalian yang selanjutnya.”
Rere
: “Makara kami lolos ke babak selanjutnya?”
Juri 2
: “Ya.”
Juri 1
: “Dan kalian akan di karantina untuk penampakan berikutnya.”
(Chanmi dan teman-temannya tukar berbelitan karena senang.)
Chanmi
: “Syukur.”
Chanmi, Rere dan Keila keluar dari ruang audisi dengan wajah gembiranya. Lalu mereka berbelitan, mereka benar bermoral bahagia.
Skip.
#Tempat karantina.
Keila
: “Aku masih bukan percaya kita bisa ada di ajang ini.”
Chanmi
: “Aku pula. Aku masih tidak berkeyakinan kita lolos. Aku bermartabat benar bahagia.”
Keila
: “Aku pun lampau bahagia.”
Rere
: “Aku luang kalian pasti merasa adv amat bahagia karena kita cak semau di sini. Tapi kalian harus pulang ingatan! Kita sudah lalu hingga disini, jadi kita harus berjuang lebih giat lagi agar boleh menang.”
Chanmi
: “Sira benar Re. Kita harus makin giat lagi dalam hal kursus.”
Keila
: “siap.” Mereka mengatakannya dengan nada nan lucu. Sehingga mereka semua tertawa.
Rere
: “Ayo kita ke medan latihan sekarang”
(Keduanya mengangguk.)
Mereka bersiap-siap akan ke kancah pelajaran dan mulai merenggang dari palagan yang mereka duduki tadi. Namun seketika…
Kevin
: “Hey!!”
(Chanmi menoleh kebelakang lalu ia menunjuk dirinya koteng seakan bertanya “apakah ia memanggilku?”)
Kevin
: “Iya kamu!”
Chanmi
: “Ahh aku, terserah apa?”
Kevin
: “Apa ini milikmu?” menunjukkan handphone yang ia genggam.
Chanmi
: “Ini seperti milikku. Tapi lain mungkin ini milikku. Handphonekukan suka-suka di sakuku.” Ucap Chanmi yakin.
Kevin
: “Beliau yakin? Aku menemukan ini disana.” Menunjuk kancah yang tadi Chanmi dan teman-temannya duduki.
Chanmi
: “Benarkah? Ia pasti bercanda.” Ucapnya sedarun mencari handphonenya disaku. Seketika wajah Chanmi berubah menjadi panik.
Kevin
: “Kenapa? Gak adakan?” serampak tersenyum “Jadi mau gak nih handphone nya? Kalau gak cak hendak yaudah untuk aku aja.” Tutur Kevin sambil bertindak seakan mau memasukkan handphone itu kesakunya.
Chanmi
: “eh eh eh, jangan gitu dong. Balikin handphonenya ya. Ya, ya, ya ?” dengan senyum yang menyimpang.
Kevin
: “Baiklah, baiklah. Tapi bantu nongkrong mesem! Itu membuatku risih.” Memasrahkan handphonenya. “ Tapi aku suka”. Dalam hati.
Chanmi
: “Terima anugerah.”
(Lalu Chanmi mentulmentul akan pergi.)
Chanmi ingin menyusul teman-temannya. Karena engkau tahu bahwa teman-temannya pasti mencari dirinya.
Kevin
: “Tunggu!”
(Chanmi menoleh kearah Kevin.)
Chanmi
: “Kenapa? Apa suka-suka nan aku tinggalkan lagi?”
Kevin
: “Tidak. Tapi tahun udah ditolongin kamu mau menghindari gitu aja sih?”
Chanmi
: ”Tadi akukan udah bilang terima hidayah, emang kamu kepingin dibales segala?”
Kevin
: “Setidaknya kasih senggang stempel anda gitu.”
Chanmi
: “ahh aku tahu. Cap aku Chanmi. Aku berusul Universitas Budaya Asri. Sudah ya? Aku harus memencilkan. Antagonis-teman aku pasti nungguin aku buat latihan. Dah” Chanmi melambaikan tangan pada Kevin berbarengan berbalik.
Kevin
: “Tuntunan yang cak acap ya! Nama aku Kevin. Kevin!” Kevin rendah berteriak kepada Chanmi.
Kevin masih senyum-senyum meliat kepergian Chanmi.
Tiara
: “Cantik ya?” Tiara datang membuat Kevin terkejut.
Kevin
: “Astaga! Engkau bikin aku tersentak aja Ra.”
Tiara
: “Hehehe.” Tiara hanya mampu tersenyum serampak menunjukkan bilang deret transmisi barisan depannya. “Jangan sampe engkau naksir sama Chanmi ya!”
Kevin
: “eh, ia adv pernah namanya? Adv pernah berpangkal mana?”
Tiara
: “Ya tahulah. Kelihatannya coba nan gak kenal sama Chanmi. Diakan elok.”
Kevin
: “oh gitu. Bintang sartan aku aja siapa ya yang kudet.” Wajahnya sedikit tersentuh perasaan.
Tiara
: “Iya kamu itu kudet. Banget malah. Udah ah, nan terdepan jangan sampai sira jadian sama dia! Ok?”
Kevin
: “Loh emang kenapa?”
Tiara
: “Ya gak apa apa sih, kalau engkau mau diamuk sama Jenni.”
(Tiba tiba Jenni muncul.)
Jenni
: “Cak semau segala apa? Tadi kayaknya ada yang nyebut-nyebut label aku.”
Kevin
: “ gak, gak ada segala apa-apa.” Sangat menyengir jaran.
Tiara
: “Ini loh, Kevin naksir sama Chanmi.”
Jenni
: “Oh, Chanmi, yang dari Institut Budaya Asri itu ya?”
Kevin
: “Kayaknya Cuma aku aja yang kudet ya?”
Tiara
: “iya. Emang kamu tuh kudet banget.”
Jenni
: “Kevin dia suka sekufu Chanmi?”
Kevin
: “Ya gak lah. Baru juga kenal tadi.”
#Kerumahtanggaan hati Jenni mengatkan “bagus!”
Jenni
: “Oh gitu. Sebenernya aku gak kelainan sih kalau kamu emang doyan setimpal si Chanmi Chanmi itu. Selama kamu gak jadian aja sama dia.”
Kevin
: “Kenapa gak boleh?”
#Lubuk hati Jenni mengatkan “karena aku demen kamu.”
Jenni
:“Karena kita harus fokus sama pertandingan kita. Pertandingan inikan Cuma ada 2 sesi, sesi penyingkiran di audisi kemarin dan yang masa ini final. Jadi kita harus dapat fokus! Pokoknya aku gak mau tangkap suara anda sampai gak fokus pelajaran karena jadian sama sira!”
Kevin hanya terkelu mendengar penjelasan itu. Jenni pergi menyingkir Kevin dan Tiara. Tiara akhirnya bertutur.
Tiara
: “Sabar ya.” Dengan roman terbatas mengejek temannya itu.
Lalu Tiara menghindari meninggalkan Kevin yang sedang terpuruk. Kevin balasannya mengakhirkan cak bagi pergi ketaman.
#Taman.
(Kevin duduk di taman dengan wajah dayuh karena merefleksikan sesuatu.)
Ketika Kevin merenung tiba-berangkat Chanmi menclok.
Chanmi
: “Hey!” mengagetkan Kevin semenjak belakang.
Kevin
: “ahh! Vampir, vampir, vam..pir.” ucapannya tertangguh saat merasakan kepalan tangan ditangannya, lalu Kevin melihat kearah orang nan menggenggam tangannya.
Chanmi
: “Kamu ngatain aku vampir?”
Kevin
: “ehh Chanmi. Abis kamu ngagetin aku sih, kembali ia cantik banget sih jadi aku duga kamu vampir karena katanya vampir itu cantik.”
Chanmi
: “hehehe.” Chanmi tersenyum tak mengerti lalu duduk di arah Kevin.
Akibatnya mereka melanjutkan obrolan sebatas enggak terasa waktu tertangani dengan cepat.
Dihari-hari selanjutnya semua peserta berbuat kursus dengan lewat giat. Momen itu seluruh murid berlatih di medan yang sama. Kevin sedari tadi bukan fokus dengan latihannya, dan hanya fokus dengan sosok Chanmi yang kini ada dihadapannya bersama dengan teman-temannya.
Skip
#Dibelakang panggung.
Chanmi sedang berjalan pecah urat kayu silih cenderung tara-temannya yang ada di belakang panggung. ketika di pertengahan jalan anda merasa makao sepatunya lepas.
(Ia berjongkok untuk meledakkan tali sepatunya. Lalu seketika Kevin nomplok ikut membantu memasangkan tali sepatu.)
Chanmi
: “eh, eh Kevin?”
Kevin
: “Ok, udah radu.” Kevin dan Chanmi berdiri.
“Dia tampil sekarangkan? Vitalitas ya!” lalu menghindari ke arah urat kayu ganti.
Chanmi menatap keberangkatan Kevin. Sebatas datanglah Rere.
Rere
: “Hey Chan ia ngapain disini? Yuk kita berkumpul, sejenak pun giliran kita tampil.”
Rere dan Chanmi yang tadinya akan pergi menuju panggung berangkat mulai cak jongkok karena melihat keberadaan Jenni dan Tiara.
Tiara
: “Ciee, nan ingin tampil. Optimistis bisa menang?”
Jenni
: “Entahlah, mereka terlalu banyak bertekad.”
(Sembari pergi meninggalkan Chanmi dan Rere.)
#Stage
Mc
: “Hallo semuanya? Akhirnya kita sampai di bagian Final dari AZ Dance Competition. Huuuuu…………. Ok karena ini fragmen anak bungsu
yaitu babak final, kaprikornus kita doang n kepunyaan 2 finalis yaitu BDA dance dan Arafa dance. Langsung saja kita tampilkan pengejawantahan pertama dari BDA dance, yeyyyy….
BDA yang adalah nama grup tadi nan beranggotakan Rere, Chanmi dan Keila itu berangkat menampilkan tariannya.
Mc
: “wooo….. keren kan, keren kan? Gimana penampilannya kerenkan? Wahhh jarangkan ya ada nan nampilin joget area? Tapi mereka tetap keren dengan prestasi tari daerahnya itu. Beri tepuk tangan untuk BDA dance!” bertepuk tangan.
Mc
: “Ok, lebih jauh kita tampilkan kinerja semenjak peserta terakhir kita kelihatannya ini yakni Arafa Dance.”
Arafa Dance mulai menampilkan penampilan terbaik mereka.
Tapi semuanya tidak berjalan mulus bagi anak-anak Arafa ini. Jenni tercatak saat pengejawantahan berlangsung. Namun dengan improvisasi
yang baik dari sesama anggota mewujudkan kesalahan itu tak bersisa terlihat, dan akhirnya mereka sanggup untuk menguasai penampilan mereka.
Mc
: “woooow… adv amat mengejutkan. Gimana penonton keren gak penampilan mereka? Konstan keren pastinya ya.” Bertepuk tangan.
Mc
: “ok gimana kalau kita panggil semua siswa untuk naik ke atas panggung? setuju? Baiklah kepada para pesuluh dimohon mendaki ke atas panggung!”
Mc
: “Ok kita masuk adegan penjurian. Kepada para juri, ayo!”
Juri 1
: “wowww BDA dance.. kalian keren banget hari ini. Gak sia sia kalian lolos tempo hari. Kalian mendalam mengasihkan yang terbaik buat pengejawantahan kali ini.
Dan kerjakan Arafa dance, kalian kenapa? Latihan kalian kurang kah? Sepertinya kian baik penampakan kalian yang sebelumnya.”
Wasit 2
: “Iya benar. Kalian seperti tidak serius menirukan perlombaan ini.”
Penengah 1
: “Pulang ingatan saat perfom kalian itu dituntut untuk menampilkan sesuatu yang sempurna, dan tidak melakukan kesalahan seperti mana tadi.”
Juri 2
: “Coba bantu di perbaiki penampilannya jikalau suatu ketika belakang hari kalian akan tampil lagi. Kalian juga harus bertambah melatih keseimbangan kalian saat menari. Ok? Semangat!”
Mc
: “ya, itulah komentar dari para juri kita ini. Sekarang kita dengarkan pengumuman pemenang pecah acara AZ Dance Competition ini.”
Para juri mulai berembuk bakal menentukan kelihatannya pemenang berpunca kompetisi tari ini.
Penengah 1
: “Baiklah, setelah kami berunding dan balasannya kami memutuskan bahwa juara purwa di raih oleh………. BDA dance dan jago kedua oleh Arafa dance.”
Mc
: “ wow. Selamat ya bakal kalian. Untuk karunia akan di berikan di miring layar. Beri tepuk tangan cak bagi mereka semua.”
Skip
Back Stage.
Jenni
: “Sorry. Kita kalah.”
Tiara
: “Huh.. Kenapa sekali lagi BDA dance nan menang.”
Kevin
: “Sudahlah Ra, merekakan emang keren. Lagian ini pun kesalahan kita ketel?”
Tiara
: “Terserah!”
Jenni
: “Belas kasihan ya.” Ucapnya lirih.
Kevin
: “Nah Jen. Engkau juga gak kali sengajakan? Itu kemalangan, kaprikornus gak usah terlalu dipikirin ya.”
Jenni
: “Tapi aku ngerasa gak gurih sama kalian. “
Kevin
: “Udah, kan aku tadi bilang gak sah di pikirin. Ah itu, itu pasti sakitkan?” menunjuk suku Jenni yang tadi terkilir akibat jatuh.
Jenni
: “Emmm, sedikit.” Sambil mengasihkan tatapan miris buat dirinya sendiri.
(Kevin bertinggung dan menyandang pergelangan kaki Jenni yang terkilir)
Kevin
: “Diobati ya, supaya gak bengkak. Dan enggak kali kamu harus lebih hati-hati pula.”
Jenni
: “I..iya terima pemberian.”
Kevin
: “Aku pergi ya? Asuh diri baik-baik Ok.”
(Jenni menganggukkan kepalanya sebagai jawabannya. Dahulu Kevin pergi meninggalkan Jenni.)
Diluar konstruksi perlombaan team BDA dance sudah lalu berkumpul merayakan kemenangannya. Terlampau
Kevin
: “Chanmi!”
(Yang di panggilpun menengok kearah perigi suara miring.)
Chanmi
: “Ada apa Kevin?”
Kevin
: “Chanmi, selamat ya. Kinerja kalian tadi tinggal keren. Aku mengakuinya.”
Chanmi
: “Syukur.”
Kevin
: “emm, ngomong-ngomong boleh gak kalau aku mau turut belajar dansa daerah kalian?”
Rere
: “eh, kenapa kamu tiba-tiba pengen belajar tari daerah gini.”
Kevin
: “ya, pengen aja. Pula pula aku tertarik sama budaya Indonesia. Bukannya aku juga harus belajar mengenai budaya negara aku sendiri bukan? Ini semua karena pengejawantahan dari kalian juga! Karena kalian aku kaprikornus luang kalau budaya Indonesia itu mulia dan sangat keren.”
Keila
: “ya bagus kali Re kalau dia mau belajar. Jadi budaya kita juga bakal lebih naik daun.”
Rere
: “Ok, ok. Anda boleh ikut kita latihan tari daerah. Tapi ia cak hendak belajar separas kita bukan karena ada alasan tak bukan? Buat deketin Chanmi misalnya?
Kevin
: “Eng enggak kok.” Berbarengan menatap ke sisi Chanmi. “Jadi aku diizin nih buat tutorial menyerempakkan kalian?”
Dan ketiga sahabat itu kembali mengangguk bertanda iya.
Mereka semua tersenyum dan terawa bersama.
Tamat.
Catatan : Buat kalian nan ingin pake naskah ini buat tugas sekolahnya, dan ada yang kurang di mencerna atau suka-suka yang mau di tanyakan ayo tulis di komentar. Terima kasih.
Source: https://usfatulria265.blogspot.com/2018/03/contoh-naskah-drama-9-orang-drama-budaya.html