Engkong Dalam Budaya Betawi Adalah
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi barang bawaan jawab bloger dan enggak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Anak-anak hasil perkawinan racik ini, comar kita ujar sebagai alat pencernaan Tionghoa, takdirnya di Malaysia disebut sebagai Babah Nyonya.
Saya menjaringkan kedua sebutan ini, dikarenakan dulu, sebelum orang Belanda-Inggris menginjakkan tungkai di Nusantara, Malaysia dan Indonesia itu satu kewedanan, tentunya dengan kerajaan yang berkuasa pada masing-masing wilayah. Kemudian, wilayah Malaysia-Indonesia dipecah menjadi dua, perumpamaan stempel Malaysia milik Inggris, sedangkan Indonesia milik Belanda.
Kembali ke prolog “Engkong”, yang merupakan serapan terbit bahasa Mandarin, Tionghoa.
Bahasa Mandarin seorang menyebut kakek dari pihak Ibu, adalah Gong gong (baca : Kung Kung)
Insan Hokkian jamak menyebutnya Akong. Sementara itu individu Khek atau dikenal juga dengan sosok Hakka, menyebut poyang dari pihak Ibu sebagai Kung kung, seperti bahasa Mandarin.
Oleh karena itu, etnis Betawi memanggil kakek dengan sebutan Engkong.
Takdirnya sekarang ini tentunya sebutan Engkong sudah lebih
general, bukan teristiadat harus dari Betawi alias peranakan China-Betawi. Hmm.. tapi saya bertanya-tanya juga
sih
Engkong Felix itu dari Betawi tak ya?
Teks
- Pengalaman pribadi
- Damarjati, Danu. 15 Februari 2022. ‘Lu’, ‘Gue’, Pecah berpangkal China. Diakses dari Liputan6.com terlepas 16 Agustus 2022
- Tan, Herman. 1 Maret 2022. Panggilan Kekerabatan Tali peranti Tionghoa dalam Dialek Hakka (Khek). Diakses dari Tionghoa.info tanggal 16 Agustus 2022
- Tan, Herman. 1 Maret 2022. Panggilan Kekerabatan Leluri Tionghoa kerumahtanggaan Dialek Hokkian. Diakses dari Tionghoa.info tanggal 16 Agustus 2022
- 1
- 2
- 3
Video Sortiran
Source: https://www.kompasiana.com/nanalau/611a605206310e2de3480172/kok-disapa-engkong?page=3&page_images=1