Kangkung Dapat Dipanen Pada Usia
BUDIDAYA DAN PRODUKSI BENIH Kangkung
PENDAHULUAN
Katak (Ipomoea spp.) yakni salah satu sayuran daun nan minimum populer di Asia Tenggara. Katak dikenal juga dengan’swamp cabbage’,’water convolvulus’, dan’water spinach’. Tumbuhan kangkung berusul dengan warna yang heterogen dari putih hingga berma muda, dan batangnya semenjak warna hijau hingga ungu. Daunnya merupakan sumur protein, vitamin A, besi dan kalsium. Panduan penanaman yang disajikan adalah berdasarkan kondisi dataran rendah di Taiwan. Beberapa aklimatisasi diperlukan disesuaikan dengan kondisi iklim, petak, masa, wereng dan penyakit. Kangkung beradaptasi terhadap kondisi iklim dan petak yang cukup beragam, akan belaka memerlukan kelembaban tanah yang relatif tingkatan bikin pertumbuhan yang optimum. Persil dengan kandungan bahan organik tinggi kian disukai. Bangkong dapat memberikan hasil yang optimum pada kondisi lembang cacat Tropika dengan guru tinggi dan penyinaran nan ringkas. Suhu nan konseptual berkisar 25 – 30oC, sedangkan dibawah 10 oC pohon akan rusak. Ada dua jenis kangkung, yaitu berudu darat (Ipomoea reptans), berdaun sempit dan beradaptasi pada tanah yang lembab, serta dipanen namun suatu kali; dan kangkung air (Ipomoea aquatica) yang berdaun lebih lebar dan berbentuk panah. Jenis ini beradaptasi pada kondisi tergenang dan dipanen bilang mana tahu.
Kultur Teknis
Persiapan Tanam
Kangkung memerlukan lahan yang diolah dengan baik, dengan lebar bedengan 90 cm dan jarak antar bedengan 150 cm. Karena kangkung toleran terhadap paluh, maka bedengan yang dibuat boleh tidak terlalu tangga.
Perlakuan semen
Kangkung dapat ditanam dengan menanam semen serempak, melampaui pemindahan alias memperalat stek batang. Penghijauan secara langsung boleh dilakukan bila jumlah benih cukup banyak, kurang tenaga. Benih disemai puas bedengan dengan larikan sedalam 1-1.5 cm, jarak antar larikan 15 – 20 cm dan dalam larikan 5 cm. Tutup sperma dengan kompos. Bila mutakadim berdaun dua, kurangi pokok kayu dengan berjarak tanaman 10-15 cm. Secara komersial, konsistensi tanaman 50 000 pohon/ha, diperlukan 5 kg/ha jauhar. Untuk cara penanaman dengan menyebar benih, ki pemotongan benih enggak teristiadat dilakukan. Mani nan diperlukan 5 – 10 kg/ha.
Penanaman dengan pemindahan/transplanting.
Reboisasi menutupi dua tahap, yaitu produksi ekstrak semaian dan penanaman di lapangan. Produksi bibit semaian. Pati semaian dapat ditumbuhkan pada nampan pesemaian alias di bedengan pesemaian. Medium pesemaian harus terdiri berpangkal medium yang mampu menahan air dengan drainase nan baik, misalnya kompos, arang sekam, ki alat paduan untuk pot. Kendaraan dikukus selama 2 jam bakal sterilisasi. Biji disemai pada kedalaman 1-1.5 cm, lalu jarangkan bila sudah mempunyai dua daun. Pesemaian sebaiknya dilakukan di radiks naungan, dengan pengairan yang cukup. Bila akan dipindahkan ke lapangan, berikan kirana matahari kontan 3-4 jam dan pada hari ke-4 semaian sudah menerima matahari penuh, dan biasanya siap dipindah ke tanah lapang 3 minggu pasca- semai, maupun sari semaian mempunyai 5-6 daun.
Menggunakan stek batang. Bila semen tak cukup, maka stek buntang dapat digunakan sebagai jauhar. Hal ini biasanya dilakukan puas katak berdaun lebar yang banyak ditanam di dataran rendah. Stek nan panjangnya 15-25 cm dengan 3-4 buku biasanya diambil pada penuaian pertama, kemudian direndam 1-3 hari privat air bagi pembentukan akar sebelum dipindahkan ke alun-alun. Stek ditanam 2-3 stek/lubang sedalam 5-10 cm dengan jarak antar guludan 20-30 cm, dan jarak dalam guludan 15-20 cm. Siram segera setelah tanam.
Pemupukan
Berudu dapat hidup pada kesuburan tanah sedang. Berudu habis paham terhadap perabukan nitrogen dan juga pemupukan organik. Kombinasi pengusahaan cendawan organik dan anorganik boleh meningkatkan hasil dan memelihara kesuburan tanah. Dosis pupuk nan digunakan tergantung pada kesuburan tanah, jenis tanah, kecepatan kesiapan serabut, dan tembolok bulan-bulanan organik. Rekomendasi pemupukan tersangkut berasal kondisi setempat. Pupuk kandang 10 ton/ha, pupuk anorganik 75 kg/ha urea, 100 kg/ha SP-36, dan 50 kg/ha KCl.
Pengairan
Kodok membutuhkan banyak air karena berbatang basah. Tali air sangat diperlukan setelah tanam, terutama bila pokok kayu layu pada siang hari. Pengairan dapat dilakukan dengan dileb diantara bedengan.
Penyiangan gulma
Gulma menjajari cahaya, air, dan sorot nan dapat mengurangi hasil. Tanah harus diolah dengan baik karena semen kecebong lambat kerjakan tumbuh, maka pengendalian gulma perlu dilakukan dini lega penanaman mani secara sedarun
Pengendalian wereng dan ki kesulitan tanaman
Penyakit yang lazim menuding kangkung yakni: karat putih (Albugo ipomoeae-panduratae), aphids dan thrips. Pengendalian boleh dilakukan dengan mandu bercocok tanam yang baik seperti sirkulasi tanaman, sanitasi, jarak tanam yang patut, penyiraman di antara bedengan. Pemakaian racun hama seharusnya dihindarkan, kecuali bila serangan serupa itu tingkatan, sehingga penyemprotan pestisida perlu dilakukan menirukan pendirian yang berlaku bakal keselamatan.
Panen
Bongkok siap dipanen 30-45 hst, tergantung dari variasi dan spesies tanaman kecebong. Penuaian boleh dilakukan sekali hingga sejumlah barangkali. Untuk penuaian yang tautologis, tunas dipotong 15-20 cm berasal permukaan tanah, biasanya sepekan sekali. Pengetaman yang berulang membantut pembungaan dan panas tumbuhnya tunas lateral yang berkembang menjadi taruk batang baru. Panen mudahmudahan dilakukan pada waktu hari tidak berlebih menggiurkan cak bagi menghidarkan layu, pagi atau sore sekali. Hasil panen sebaiknya disimpan di gelanggang yang teduh dan sejuk.
Sumber: Pusat Penekanan dan Pengembangan Hortikultura
Ditulis maka itu: Tri Kusnanto dan Suryani
Source: https://www.dinastph.lampungprov.go.id/detail-post/budidaya-dan-produksi-benih-kangkung#:~:text=Kangkung%20siap%20dipanen%2030%2D45,varietas%20dan%20tipe%20tanaman%20kangkung.