Kata Kata Buddha Tentang Karma

Apakah sulit buat melatih diri dan mempraktikkan Dharma? Sememangnya, asalkan bersungguh hati, memiliki kehendak, dan bersedia melangkah maju cak bagi menapaki Kronologi Bodhisatwa, maka tiada nan sulit cak bagi dilakukan. Kesulitan unjuk karena pikiran kita. Jika tidak dapat mengubah pola pikir, maka kita akan sulit melangkah. Karena itu, kita harus sangat bersungguh hati.

Kehidupan ini penuh dengan penderitaan. Selain kesengsaraan akibat ketidakkekalan roh, kita pun mengalami penderitaan akibat fase tua bangka, sakit, dan mati. Sepatutnya ada, pecah mana semua penderitaan itu berasal? Dari syariat sebab akibat. Momen berfirman, kita pula harus habis berhati-hati agar tidak menciptakan karma buruk. Setiap tuturan dan pikiran yang bergejolak dapat menghasilkan buah karma. Jika dapat meyakini syariat sebab akibat, maka kita bisa menerima buah karma dengan sukarela dan lever yang lapang.

Di dalam Benang, ada sebuah narasi yang menceritakan bagaimana kekuatan batin tidak dapat mengalahkan hukum sebab akibat. Suka-suka koteng pekerja nan suntuk sendiri di gunung. Satu hari, datanglah seorang peternak mahesa. Detik akan pulang, dia menyadari kerbaunya rendah satu ekor. Dia pun mencarinya. Dia mengejar hingga ke samping gubuk petapa tersebut.

Master Cheng Yen Bercerita: Buah Karma Seorang Pertapa

Kamu mematamatai ada sebuah panci segara. Di internal air nan mendidih itu, terdapat selerang mahesa. Engkau kembali segera melaporkannya kepada pemimpin. Saat petugas datang, kamu melihat sepertinya ada munding sedang direbus di manci. Petapa itu pun ditangkap. Dia ditahan selama 12 tahun dan harus menanggung bermacam rupa penderitaan. Murid mulai sejak petapa tersebut terus mengejar gurunya. Muridnya merasa gurunya sepertinya dipenjara oleh pejabat. Dia segera memencilkan mencarinya.

Pihak pejabat berpikir, “Semua anak adam yang dipenjara pernah melakukan tindakan kriminal, mana mungkin ada petapa di dalam?” Mereka taajul membawa murid itu menghindari mengeceknya. Di sana, murid itu meluluk gurunya terlihat sangat lesu dan rambutnya menjadi silam tahapan. Sedemikian itu mengenali gurunya, siswa itu bertanya, “Guru, mengapa Anda ada di sini?” Komandan pun segera pergi mencari tahu.

Master Cheng Yen Bercerita: Buah Karma Seorang Pertapa

Peternak kerbau itu berkata, “Maaf. Ketika itu, saya menyahajakan air merah di dalam manci itu adalah kulit kerbau. Namun, setelah sekali lagi, saya mengintai kerbau saya mutakadim ada di rumah. Munding saya tidak menciut.” Mendengarnya, sang petapa mesem dan kembali kerumahtanggaan wujud sendiri petapa.

Semua makhluk bertanya, “Jelas-jelas Anda punya kekuatan batin, mengapa Beliau rela dipenjara 12 tahun?” Pertapa tersebut kemudian menjawab, “Lega atma lampau, saya kombinasi menjadi peternak kerbau. Saya lagi hubungan kehilangan seekor kerbau. Momen itu, sekali lagi cak semau seorang petapa yang paruh mewarnai reja. Mengintai baju di privat panci, saya juga menduga itu yaitu bawak. Saya juga melaporkannya kepada bos. Saya bahkan memarahinya dengan alas kata-kata kasar. Karena itu, sepanjang sejumlah jiwa, saya terlahir di alam neraka. Berpokok kehidupan ke kehidupan, saya terus bertobat. Setelah berpugak-pugak, akibatnya pada usia ini, hutang karma saya terlunasi. Karena itu, saya lewat gembira. Pasca- dipenjara 12 periode, ketinggalan karma saya lunas.”

Master Cheng Yen Bercerita: Buah Karma Seorang Pertapa

Syariat sebab akibat sangatlah nyata. Jika mengerjakan kejahatan, maka kita akan menuai biji zakar karma buruk. Jika melakukan kemujaraban, maka kita akan menuai buah karma baik. Semakin mendalaminya, kita akan semakin tahu bahwa hukum sebab akibat sangatlah menakutkan. Saat melakukan kejahatan, berarti kita menyelamatkan benih karma buruk. Saat memberi manfaat bagi sesama, berarti kita mengebumikan benih karma baik.

Hidup di marcapada ini, detik berinteraksi dengan sesama, pastilah kita berhubungan dengan kebaikan dan ki kebusukan. Kebaikan dan kejahatan tukar tarik-mengganjur. Di perdua kebaikan dan kejahatan yang ubah tarik menjujut, apakah kita akan tertarik ke sisi kejahatan? Sekiranya terpukau ke sebelah kejahatan, maka kita akan makin banyak mengamalkan kejahatan dibanding maslahat. Karena bertambah berorientasi ke jihat ki kebusukan, kita mulai menciptakan karma buruk dan membangkitkan banyak calit batin. Hanya dengan mendengar dan memaklumi ajaran Buddha, dan mengerti tanzil Buddha, barulah kita boleh perlahan-lahan melenyapkan noda batin dan mengintensifkan kebijaksanaan.

Master Cheng Yen Bercerita: Buah Karma Seorang Pertapa

Semua makhluk terlahir ke manjapada ini karena kombinasi antagonis dengan individu tua dan benih karma yang kita tanam masing-masing di umur lalu. Setiap anak adam yaitu sebanding dalam kejadian ini. Tanpa jalinan antagonis, kita tidak akan terlahir ke dunia ini.

Di dunia ini terdapat banyak insan. Kendati tak saling mengenal tetapi kita tinggal di satu gelanggang yang setimpal dan mengerjakan yang selevel. Tanpa jalinan jodoh, mana mungkin kita dapat bertemu? Karena itu, kita harus senantiasa berlega hati terhadap setiap orang yang ditemui. Selain bersyukur, kita juga harus menghormati dan menghargai mereka karena setiap orang datang untuk mendukung pencapaian kita. Karena itu, kita harus senantiasa punya lever munjung rasa syukur.

Gambar: Program Master Cheng Yen Merencana (DAAI TV Indonesia).

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina.

Source: https://www.tzuchi.or.id/ruang-master/master-bercerita/master-cheng-yen-bercerita-buah-karma-seorang-pertapa/12852