Kata Lain Dari Paragraf Adalah
Gugus kalimat
atau
alinea
merupakan suatu gagasan yang berbentuk serangkaian kalimat nan saling berkaitan satu seimbang lain. Nama bukan dari paragraf yaitu wacana mini. Kegunaan berpokok paragraf adalah untuk menjadi penanda dimulainya topik mentah dan memisahkan gagasan-gagasan utama yang berbeda. Penggunaan paragraf melincirkan pembaca untuk memahami teks secara menyeluruh. Panjang dari satu gugus kalimat adalah beberapa kalimat.[1]
Jumlah kalimat kerumahtanggaan paragraf ditentukan maka itu cara pengembangan dan ketuntasan jabaran gagasan yang disampaikan. Kuantitas kalimat di dalam gugus kalimat boleh menentukan kualitas dari bacaan.[2]
Gugus kalimat tersusun berusul gagasan penting nan terletak internal kalimat topik. Selain itu, terletak kalimat penjelas yang memperjelas kalimat topik.[3]
Paragraf pun berfungsi untuk menyibakkan pemikiran penulis secara sistematis sehingga mudah bikin dipahami oleh pembaca.[4]
Kriteria sekumpulan kalimat yang bisa menjadi paragraf adalah adanya kesatuan, kepaduan, ketuntasan, keruntutan, dan sudut pandang nan tak berubah-ubah.[5]
Hakikat
[sunting
|
sunting sumber]
Paragraf yaitu bagian katai berpokok suatu karangan. Sebuah garitan dapat terbentuk dengan adanya alinea di dalamnya. Kualitas suatu karangan ditentukan oleh keterampilan dalam menulis paragraf.[6]
Tujuan penting semenjak pembentukan paragraf adalah bikin memudahkan pembaca dalam memaklumi gagasan-gagasan utama yang berbeda cuma berkaitan suatu sama tidak di kerumahtanggaan karangan. Tiap paragraf hanya dapat berisikan suatu gagasan utama sehingga gagasan utama lainnya dapat diketahui sreg paragraf bukan. Tujuan tidak berpokok pembentukan paragraf adalah memisahkan dan menitikberatkan perhentian secara wajar. Perhentian ini memberikan hari bagi pembaca untuk dapat memafhumi gagasan yang terkandung di dalam setiap paragraf.[7]
Unsur penggarap
[sunting
|
sunting sumur]
Gagasan utama
[sunting
|
sunting sumber]
Inti permasalahan di dalam paragraf terletak sreg topik terdepan atau gagasan utama. Musyawarah utama di dalam paragraf terpusat pada gagasan utama. Penyampaian gagasan utama berbentuk sebuah kalimat topik.[3]
Kalimat topik
[sunting
|
sunting sumber]
Kalimat topik ialah kalimat yang mengandung permasalahan yang dapat dirinci dan diuraikan seterusnya. Informasi di kerumahtanggaan kalimat topik bertabiat arketipe dan dapat dipahami sonder adanya kalimat penyinar. Pesan yang disampaikan di privat kalimat topik cukup jelas dan dapat dibentuk.[8]
Letak kalimat topik umumnya di awal ataupun akhir paragraf. Fungsi dari kalimat topik yaitu menguasai gagasan penting.[9]
Kalimat pencahaya
[sunting
|
sunting sumber]
Kalimat penjelas merupakan kalimat yang tidak dapat dipahami artinya tanpa adanya kalimat enggak ataupun sekadar untuk menambah kejelasan berasal kaimat kancing. Kejelasan arti dari kalimat penjelas dapat diketahui sehabis dihubungkan dengan kalimat tidak dalam satu paragraf. Pembentukan kalimat penjelas biasanya memerlukan pembentukan kata sambung dan kata pertukaran, Kalimat pengurai berfungsi mendukung kalimat topik sehingga ampuh warta rinci, eksemplar, dan informasi tambahan lainnya.[10]
Kriteria
[sunting
|
sunting sumber]
Ketunggalan
[sunting
|
sunting sumber]
Kesatuan di dalam paragraf berarti saja terdapat satu gagasan utama ataupun satu topik terdahulu di dalam suatu paragraf. Gagasan utama harus bersesuaian dan bukan bentrok dengan kalimat-kalimat tak di n domestik gugus kalimat.[11]
Apabila dalam paragraf tersebut terletak suatu saja gagasan atau penjelasan nan berkepanjangan dengan ide pusat, maka paragraf tersebut dikatakan tidak memiliki kesatuan alias keutuhan.[12]
Kesinambungan
[sunting
|
sunting mata air]
Kesinambungan di kerumahtanggaan gugus kalimat diamati melampaui kawin antarkalimat yang sesuai dengan logika berpikir. Alinea yang masuk akal dapat dibentuk melampaui penggunaan urutan yang wajar atau melangkahi pengulangan pembukaan kunci. Selain itu, kesinambungan di dalam paragraf lagi bisa terbentuk melalui penggunaan pronomina persona, pengenalan ubah parameter, dan kata sambung.[13]
Dengan demikian, semua kalimat nan ada plong suatu alinea harus tukar berkaitan dan saling kondusif. Bahkan, mudahmudahan paragraf tersebut menetapi partikel perturutan, tidak boleh ada suatu kalimat juga yang tidak memiliki kaitan dengan kalimat lainnya.[12]
Kelengkapan
[sunting
|
sunting sumber]
Gagasan utama atau kalimat topik di intern alinea dapat dipahami dengan mudah kalau kabar nan terserah disampaikan dengan memadai dan contoh. Kecukupan gagasan penting dapat dilakukan dengan mengembangkan kalimat penerang. Paragraf dengan informasi yang lengkap pun dapat dibuat dengan mengerjakan tubian pada gagasan penting dari paragraf sebelumnya.[14]
Sebuah paragraf dapat dikatakan sebuah paragraf yang lengkap apabila memiliki kalimat topik, kalimat-kalimat penunjang, dan kalimat penyimpul.[12]
Keberurutan
[sunting
|
sunting sumber]
Dalam menulis paragraf, penulis harus menggunakan pola penulisan nan menyampaikan kenyataan secara berurutan. Rata-rata, penulisan alinea dapat disusun dengan urutan tahun atau gosokan bekas. Selain itu, pola penulisan juga dapat disusun berdasarkan urutan mahajana ke khusus atau pujuk tersendiri ke umum. Penulisan gugus kalimat lagi dapat menggunakan arketipe pertanyaan ke jawaban, pola akibat ke sebab, ataupun pola sebab ke akibat.[15]
Paragraf dikatakan runtut apabila ide-ide yang diungkapkan intern alinea tersebut tersusun secara runtut atau urut dan sistematis, sehingga tidak cak semau ide nan melompatlompat. Adanya pengajuan ide-ide secara urut dan sistematis akan memudahkan pembaca mencerna pesan-pesan yang hendak disampaikan dalam alinea tersebut. Dengan adanya penyampaian ide-ide secara berurutan dan sistematis plong suatu paragraf, pembaca akan mudah dan cepat memahami isi paragraf.[12]
Kepejalan ki perspektif pandang
[sunting
|
sunting sumber]
Sudut pandang privat gugus kalimat adalah pendirian perekam menetapkan tesmak pandang pemikirannya. Sebelum batik suatu paragraf, juru tulis harus menetapkan sudut pandang yang akan diterapkannya. Ki perspektif pandang penulis tak boleh diganti-ganti dengan tesmak pandang lainnya. Pengamatan terhadap sudut pandang penyadur di dalam gugus kalimat dapat diketahui melalui penggunaan identitas diri atau tanpa identitas diri.[16]
Memasukkan
[sunting
|
sunting sumber]
Praktik di Amerika secara umum adalah menandakan paragraf mentah dengan memasukkan baris pertama (tiga hingga lima spasi), dengan saf kosong antara paragraf, sementara penulisan bisnis memperalat baris hampa dan tanpa masukan (kejadian ini biasanya dikenal bagaikan
“paragraf blok”). Cak bagi karya tulis akuisisi dan tanpa baris kosong digunakan. Banyak terbitan buku menggunakan alat kerjakan memisahkan gugus kalimat lebih jauh ketika ada perubahan episode ataupun hari. Spasi tambahan ini, khususnya ketika terjadi sreg
page break, boleh mendatangkan sebuah asteris, tiga asteris, sebuah dingbat individual, atau simbol partikular yang dikenal sebagai asterisme.
Gugus kalimat sampir
[sunting
|
sunting perigi]
Sebuah “alinea gantung” yaitu paragraf dimana ririt pertama paragraf tidak dimasukkan dan dimana larik selanjutnya dimasukkan.
Detil
[sunting
|
sunting sumur]
Internal sastra, sebuah “detail” adalah sebagian boncel kenyataan di dalam paragraf. Sebuah detail biasanya muncul untuk mendukung atau menjelaskan ide gerendel. Dalam kutipan berikut bersumber
Lives of the English Poets
karya Dr. Samuel Johnson, kalimat mula-mula adalah ide anak kunci, bahwa Joseph Addison adalah “pakar kehidupan dan perbuatan” nan hebat. Kalimat berikutnya yakni detail yang mendukung dan menjelaskan ide pokok dalam cara yang spesifik.
As a describer of life and manners, he must be allowed to stand perhaps the first of the first rank. His humour, which, as Steele observes, is peculiar to himself, is so happily diffused as to give the grace of novelty to domestic scenes and daily occurrences. He never “udara murni’ersteps the modesty of nature,” nor raises merriment or wonder by the violation of truth. His figures neither divert by distortion nor amaze by aggravation. He copies life with so much fidelity that he can be hardly said to invent; yet his exhibitions have an air so much original, that it is difficult to suppose them titinada merely the product of imagination.
[zakar rujukan]
Rencana paragraf
[sunting
|
sunting mata air]
- Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan utama paragraf.
- Mengasihkan detail pendukung bikin kondusif gagasan utama.
- Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali gagasan terdahulu.
Jenis-variasi paragraf
[sunting
|
sunting sumber]
Bersendikan teknik pemaparannya
[sunting
|
sunting sumber]
Alinea naratif
[sunting
|
sunting sumber]
Alinea naratif merupakan gugus kalimat nan berkaitan dengan penceritaan ataupun pendongengan. Pemanfaatan paragraf naratif ialah di privat cerita pendek, novel, dan hikayat. Paragraf naratif digunakan untuk menghibur sidang pembaca. Selain itu, alinea naratif kembali digunakan bagi memberikan suasana yang sekufu sebagaimana di dalam cerita kepada para pembaca. Penggunaan paragraf naratif juga dapat menganjurkan imajinasi di ingatan para pembaca.[17]
Paragraf deskriptif
[sunting
|
sunting sumber]
Paragraf deskriptif pula disebut sebagai alinea lukisan. Kebaikan dari paragraf deskriptif adalah memberikan gambaran adapun segala hal yang terlihat makanya penulisnya. Penulisan paragraf deskriptif disesuaikan dengan tata ruang atau manajemen letak mangsa nan dituliskan. Paragraf deskriptif dapat disajikan secara berurutan gelanggang maupun kronologis waktu dan sebaliknya. Penulisan paragraf deskriptif sebaik-baiknya memanfaatkan lima indra sebagai penggambar kondisi nan mau disampaikan.[18]
Alinea ekspositoris
[sunting
|
sunting sumber]
Paragraf ekspositoris disebut juga perumpamaan paragraf paparan. Penulisan paragraf ekspositoris ditujukan untuk menampilkan atau memaparkan sosok objek tertentu nan hendak dituliskan. Alinea ekspositoris semata-mata menyajikan satu unsur dari objek. Teknik pengembangan gugus kalimat ekspositoris menggunakan amatan gosokan peristiwa atau analisis tata ira.[19]
Paragraf argumentatif
[sunting
|
sunting perigi]
Paragraf argumentatif boleh kembali disebut dengan paragraf persuasif. Penulisan alinea argumentatif adalah untuk membenari dan meyakinkan pembaca mengenai pentingnya objek tertentu yang dijelaskan dalam paragraf. Paragraf argumentatif ini banyak digunakan buat memasrahkan anjuran tentang sesuatu hal.[17]
Berdasarkan letak kalimat utamanya
[sunting
|
sunting sumber]
-
Gugus kalimat deduktif
adalah paragraf nan dimulai dengan mengemukakan permasalahan kancing atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penyinar. Eksemplar:
Kemauannya selit belit cak bagi diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para siswa telah menyepakati keadaan itu. Akan hanya, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha yunior.
-
Paragraf Induktif
adalah paragraf nan dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Gugus kalimat induktif dapat dibagi ke dalam tiga variasi, yaitu generalisasi, tamsil, dan kausalitas.
♦
Rampatan
yakni eksemplar pengembangan gugus kalimat yang menunggangi sejumlah fakta khusus buat mendapatkan inferensi yang bersifat publik. Contoh:
Setelah karangan momongan-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat habuan kredit delapan. Anak asuh-anak yang bukan mendapat kredit tujuh. Tetapi Jambe yang enam dan tidak seorang pula beruntung angka kurang. Maka itu karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup ahli mengarang.
Nan menjadi penjelasannya di atas adalah:
- Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Jambe, dan momongan-anak kelas tiga nan lain merupakan situasi istimewa.
- Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang masuk akal.
- Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak asuh kelas tiga pas pandai merencana.
- Kesimpulan bahwa anak kelas tiga patut pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak lainnya. Internal kesimpulan terwalak prolog cukup karena Pinang sahaja mendapat nilai enam. Kalau Pinang juga mendapat nilai sapta atau okta-, kesimpulannya adalah
semua anak asuh kelas tiga ahli merencana.
Beralaskan bentuk dan lengkap pengembangannya alinea generalisasi kembali dapat dibagi dalam 2 jenis bentuk gugus kalimat abstraksi
Jenis Jenis Paragraf Pukul rata
[sunting
|
sunting sendang]
1.Loncatan Induktif
[sunting
|
sunting sumber]
Paragraf Generalisasi yang bentuknya loncatan induktif adalah paragraf nan tetap bertolak dari beberapa fakta namun fakta nan terserah belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang terjadi. Tapi fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan maka itu penulis. Generalisasi jenis ini sangatlah letoi karena dasar faktanya belum bisa mencerminkan seluruh fenomena.
2.Minus Loncatan Induktif
[sunting
|
sunting perigi]
Paragraf Generalisasi yang berbentuk Minus Loncatan Induktif merupakan paragraf generalisasi yang memberikan memadai banyak fakta dan acuan sehingga boleh mengaplus keseluruhan. Paragraf ini sangat baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena menunggangi fakta nan paradigma.
♦
Kias
adalah pola penyusunan paragraf yang berisi proporsi dua keadaan nan n kepunyaan sifat sekelas. Pola ini beralaskan anggapan bahwa jika telah terserah paralelisme privat plural segi maka akan ada persamaan pula dalam satah yang tak. Contoh:
Internasional melanglang dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, manjapada, bulan, dan binatang yang berjuta-miliun jumlahnya, beredar dengan teratur, sama dengan teraturnya roda mesin yang selit belit berputar. Semua bergerak mengikuti musik tertentu. Mesin berat itu terserah penciptanya, yaitu basyar. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta pan-ji-panji karuan yakni zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, habis sayang akan ciptaannya. Tentu demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan gelojoh kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Internal gugus kalimat di atas, penulis membandingkan mesin dengan internasional. Mesin belaka ada penciptanya, yaitu individu sehingga katib berkesimpulan bahwa pan-ji-panji pun pasti cak semau pula penciptanya. Jikalau manusia adv amat sayang plong ciptaannya itu, karuan demikian pula dengan Allah bak perakit kalimantang. Dia tentu sangat cinta kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦
Hubungan Kausal
Hubungan kausal yaitu teoretis penyusunan gugus kalimat dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola perantaraan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan angin-hujanan, kita akan gempa bumi kepala ataupun Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga arketipe asosiasi kausalitas, yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan kausalitas 1 akibat 2.
-
- Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal berpangkal kejadian nan yaitu sebab, kemudian sampai pada kesimpulan ibarat akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Transendental:
Era Restorasi tahun pertama dan periode kedua ternyata membuahkan hasil nan menggembungkan hati. Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional kembali meningkat. Ekspor tiang dan naiknya harga minyak marcapada di pasaran marcapada menghasilkan devisa bermiliar ringgit AS bakal kas negara. Dengan demikian, kedudukan ringgit menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap masa ini ini. Maka dari itu karena itu, tidak mengherankan apabila menginjak tahun ketiga Era Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup mengamini pinjaman asing negeri dengan syarat nan kurang panjang hati kerjakan membiayai pembangunan.
Keadaan penting yang mesti kita perhatikan dalam menciptakan menjadikan kesimpulan abstrak sebab-akibat adalah kecermatan internal menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
-
- Akibat-Sebab
Privat pola ini kita memulai dengan peristiwa nan menjadi akibat. Keadaan itu kemudian kita analisis bagi berburu penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu enggak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli pelamar. Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
-
- Kausalitas-1 Akibat-2
Satu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya sampai ketimbul rangkaian bilang akibat. Contoh:
Berangkat sungkap 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, dan tak-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi dengan harapan meski ekonomi Indonesia kembali berlanjut normal. Karena harga mangsa bakar naik, sudah dagangan tentu biaya angkutan pun akan naik lagi. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang pasti akan timbrung naik karena biaya tambahan buat transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang-komoditas akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.
-
Gugus kalimat Campuran
adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan taktik alias kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang suka-suka pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal alinea. Contoh:
Internal hayat sehari-waktu manusia tak dapat dilepaskan berpunca komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan bani adam pasti menggunakan media komunikasi, baik sarana komunikasi nan tercecer maupun yang modern. Peradaban dan kultur khalayak tak akan bisa beradab seperti kini ini sonder adanya wahana komunikasi.
-
Gugus kalimat Deskriptif/Naratif/Menyebar
yaitu paragraf nan tidak mempunyai kalimat penting. Pikiran utamanya menyebar lega seluruh paragraf maupun tersirat lega kalimat-kalimat penjelas. Teladan:
Di pinggir jalan banyak turunan bertoko kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak laler karena tak jauh mulai sejak panggung itu terserah tumpukan sampah kemungkus. Dari sampah, lalat bingung dan hinggap di kue dan minuman. Sosok yang makan tidak merasa terganggu makanya lalat itu. Legit semata-mata bersantap dan minum serempak berlabuh dan berseloroh.
Paragraf n domestik HTML
[sunting
|
sunting sumber]
Di XHTML, elemen
p
menandakan blok bacaan seumpama paragraf- tag pembuka <p> merepresentasi awal paragraf, dan tag penutup </p> menandakan akhir paragraf. Tag akhir bersifat opsional untuk HTML, seperti penjelajah secara otomatis memulai gugus kalimat lain di tag <p> berikutnya, atau elemen blok berikutnya.
Metode penulisan
[sunting
|
sunting sumber]
Penulisan paragraf harus memperhatikan asas kesatuan, koherensi, dan adekuasi. Asas ketunggalan di dalam sebuah paragraf terpenuhi dengan penggunaan sebuah ide atau sebuah gagasan utama yang tunggal ibarat pengendali alinea. Paragraf lain akan memenuhi asas ahadiat takdirnya terletak gagasan yang serupa atau gagasan ganda dalam sebuah alinea. Pemenuhan asas ketunggalan dapat dilakukan dengan merumuskan gagasan utama menjadi kalimat yang sumir, lugas, jelas, dan padat.[20]
Kalimat pengendali gagasan utama di dalam alinea disebut kalimat topik. Letaknya berada di sediakala atau akhir suatu paragraf. Kalimat topik ini kemudian didukung oleh kalimat penjelas yang weduk gagasan pendukung dari gagasan utama. Gagasan pendukung boleh kebal teori, fakta, hasil pengamatan, hasil penelitian, pendapat orang yang memiliki yuridiksi, ataupun beragam contoh. Gaya tulisan yang diterapkan pada gagasan suporter dapat beragam.[9]
Alinea yang telah suka-suka kemudian harus memiliki asas koherensi. Gagasan-gagasan suporter yang mutakadim ada harus dirangkai dalam suatu sangkut-paut nan utuh dan tukar terkait. Penerapan asas koherensi bertujuan cak bagi memberikan dukungan terhadap kalimat topik, sehingga pembaca dapat mengikuti alur gagasan secara konsekuen.[21]
Pencatat paragraf kemudian harus menerapkan asas adekuat, ialah menyiapkan gagasan pendukung yang cukup. Penilaian gagasa pendukug harus didasari sreg kualitas berbunga gagasan. Penerapan gagasan yang adekuat dapat diamati melalui pengusahaan detail, penjelasan, contoh bukti, eksplanasi ataupun deskripsi. Validitas dari suatu paragraf ditentukan oleh kemampuan penulis internal mempertahankan gagasan pengendalinya.[22]
Lihat pula
[sunting
|
sunting sumber]
- Blok pernyataan
- Pilcrow
Rujukan
[sunting
|
sunting sumber]
-
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 105″Paragraf (alinea) ialah serangkaian kalimat yang saling bertalian kerjakan membuat sebuah gagasan (ide). Dalam hierarki kebahasaan, paragraf yaitu rincih nan bertambah jenjang atau lebih luas dari kalimat. Paragraf sekali lagi dapat disebut wacana mini. Gugus kalimat bermakna bikin men kata topik baru, merarai gagasan taktik yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian, paragraf memudahkan pembaca memahami isinya secara utuh.” -
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 106a”Tangga gugus kalimat tidak karuan bergantung pada cara pengembangan dan ketuntasan uraian yang bersambung dengan gagasan pokok di dalam paragraf tersebut. Paragraf yang terlalu sumir (misalnya dua hingga tiga kalimat) biasanya kuran dikembangkan; sebaliknya, nan terlalu panjang dapat ki boyak, bahkan kemungkinan cak semau kalimat yang sungkap pecah gagasan pokoknya.” -
^
a
b
Suladi 2022, hlm. 2. -
^
Nurdjan, dkk. 2022, hlm. 55. -
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 106b”Sekumpulan kalimat dinamakan paragraf jika menetapi standar ahadiat, kontinuitas/kepaduan (koherensi), kepadaan/ketuntasan (…), keberurutan/keruntutan (…), kepadatan camca pandang (…).” -
^
Suladi 2022, hlm. 1. -
^
Nurdjan, dkk. 2022, hlm. 57-58. -
^
Nurdjan, dkk. 2022, hlm. 56-57. -
^
a
b
Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 17-18. -
^
Nurdjan, dkk. 2022, hlm. 57. -
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 106c” Ahadiat paragraf berarti sekadar cak semau suatu gagasan pokok atau satu topik nan didiskusikan di kerumahtanggaan gugus kalimat. Kalimat-kalimat di kerumahtanggaan paragraf harus bertalian (relevan) dengan gagasan pokok di dalam kalimat topik. Tidak suka-suka gagasan yang saling bertentangan.” -
^
a
b
c
d
Herman Budiyono (2012). “Mengembangkan Gugus kalimat Sesuai Fungsi dan Posisi Dalam Gambar Menggambar Sebuah Esai”.
Pena.
1
(2): 15-17. ISSN 2615-7705.
-
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 107″Kesinambungan paragraf diperlihatkan dengan adanya perantaraan antarkalimat yang erat dan peralihan atau rayapan dari kalimat ke kalimat nan melanglang logis dan mulus. (…) dan menggunakan pemarkah transisi yang tepat (seperti perulangan, konjungsi, pronomina orang, atau pembukaan ganti penunjuk).” -
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 108a”Gagasan pokok atau kalimat topik dikembangkan dengan kalimat-kalimat penerang, yang dikembangkan maupun diperluas doang dengan pengulangan-tubian gagasan ki akal dari kalimat sebelumnya. Oleh karena itu, penulis hendaknya menampilkan informasi secara pas dan hipotetis (…).” -
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 108b”Keberurutan berkaitan dengan pola penulisan nan dipilih penulis bagi mencadangkan informasi di dalam paragraf agar bukan terkesan kotong-potong atau melompat-lompat. Pola yang umum digunakan ialah (a) urutan musim, (b) urutan tempat, (c) sa-puan umum ke idiosinkratis, (d) urutan solo ke publik, (e) tanya ke jawaban, (f) akibat ke sebab atau sebab ke akibat.” -
^
Wijayanti, dkk. 2022, hlm. 109″Cara penulis mengedrop diri di dalam tulisan disebut kacamata pandang. Sudut pandang perlu lebih awal ditetapkan oleh penulis sebelum menulis. Juru tulis harus ki ajek dalam menggunakan sudut pandang itu, tidak boleh berganti-ganti (…). Panitera dapat mengacu diri sendiri dengan sebutan notulis (ini), saya, kami, atau tidak mengistilahkan komplet diri kadang kala.” -
^
a
b
Suaedi 2022, hlm. 8. -
^
Suaedi 2022, hlm. 6. -
^
Suaedi 2022, hlm. 7. -
^
Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 17. -
^
Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 18. -
^
Suyanto dan Jihad 2009, hlm. 20.
Daftar pustaka
[sunting
|
sunting sumber]
-
Nurdjan, dkk. (2016).
Bahasa Indonesia cak bagi Perguruan Tinggi. Makassar: Aksara Timur. ISBN 978-602-73433-6-8.
-
Suaedi (2015).
Penulisan Ilmiah
(PDF). Bogor: PT Penerbit IPB Press. ISBN 978-979-493-889-8.
-
Suladi (2014).
Paragraf
(PDF). Jakarta: Trik Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
-
Suyanto dan Jihad, A. (2009).
Betapa Mudah Menggambar Karya Ilmiah
(PDF). Yogyakarta: Penerbit Eduka. ISBN 978-979-18882-64.
-
Wijayanti, dkk. (2015).
Bahasa Indonesa: Penulisan dan Penguraian Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers. ISBN 978-979-769-782-2.
Pranala luar
[sunting
|
sunting sumber]
-
(Inggris)
Paragraf kerumahtanggaan HTML 3 berasal situs web World Wide Web Consortium (W3C).
Bahan bacaan
[sunting
|
sunting sumber]
- The American Heritage Dictionary of the English Language. 4th ed. New York: Houghton Mifflin, 2000.
- Johnson, Samuel .
Lives of the Poets: Addison, Savage, etc.
. Project Gutenberg , November 2003. E-Book , #4673. - Rozakis, Laurie E.
Guru the AP English Language and Composition Test
. Lawrenceville, NJ: Peterson’s , 2000. ISBN 0-7645-6184-7 (10). ISBN 978-0-7645-6184-9 (13).
Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Paragraf#:~:text=Paragraf%20atau%20alinea%20adalah%20suatu,dari%20paragraf%20ialah%20wacana%20mini.