Pemimpin Jepang Saat Menjajah Indonesia

Sreg TAHUN 1942 TENTARA Penyebar NIPPON (JEPANG) MENDUDUKI SELURUH Kawasan INDONESIA. Seterusnya Puas Copot 3 MARET 1942 TENTARA JEPANG MENDARAT DI PERUPUK (Jazirah TIRAM), Berpangkal PERUPUK SEBAHAGIAN TENTARA JEPANG TERSEBUT MELANJUTKAN Aksi Cak bagi MEREBUT KOTA Gawir TINGGI DAN SELANJUTNYA KOTA MEDAN. KEMUDIAN SEBAHAGIAN Kembali Bersirkulasi KE WILAYAH Jazirah Balai Nan PADA SAAT ITU SEBAGAI PUSAT PEMERINTAHAN AFDELING ASAHAN. SELANJUTNYA Dari ASAHAN (Jazirah Aula) Mengarah WILAYAH LABUHANBATU Bagi MEREBUT Kota RANTAUPRAPAT.

PADA MASA Kolonialisme JEPANG SISTEM PEMERINTAHAN ZAMAN HINDIA BELANDA TETAP DILANJUTKAN , YAITU SISTEM PEMERINTAHAN ZELF BESTUUR DAN KEKUASAAN Tuanku / RAJA Tetap Berlanjut. UNTUK MEMONITORING KEGIATAN Rezim YANG DILAKSANAKAN Maka dari itu Yamtuan / RAJA, PEMERINTAH JEPANG Membuat FUKU BUNSYUCO.

DISAMPING ITU ISTILAH – ISTILAH PIMPINAN TINGKATAN PEMERINTAHAN DIGANTI DARI BAHASA BELANDA MENJADI BAHASA JEPANG Sebagaimana :

•     KERESIDENAN DIGANTI DENGAN SYUU DAN KEPALANYA DISEBUT SYUU COOKAN.
•     REGENSHSCHAP (KABUPATEN) DIGANTI DENGAN KEN DAN KEPALANYA DISEBUT DENGAN KEN – COO.
•     STADSGEMENTHE (Tadbir Daerah tingkat) DIGANTI DENGAN Si, KEPALANYA DISEBUT DENGAN Si – COO.
•     KAMPUNG / DESA DISEBUT DENGAN KU, KEPALNYA DISEBUT KU – COO.