Permainan Petak Umpet Berasal Dari

Penulis:

 |
5 bulan silam

Petak umpet adalah sebuah permainan tradisional yang melegenda. Erat setiap anak di usia SD mengenalnya.

Di Indonesia, khususnya di pedesaan, permainan ini masih banyak dikenal sebagai halnya halnya permainan layang-layang, lompat lungsin, dan egrang.

Permainan yang secara internasional disebut
hide and seek
ini memang sering dimainkan di tunggang hari yang panah atau saat hari libur. Prinsip bermainnya sangat mudah dan tidak perlu ketangkasan eksklusif.

Salah satu yang berperan bagaikan pencari temannya akan mengatupkan sambil berbilang, sedangkan pemain lain mencari palagan umpet nan dirasa kesepakatan.

Selain menjadi permainan yang seru, umpet-umpetan pun mempunyai meres belakang sejarah yang unik.

Baca pun: Sumo: Album, Teknik Dasar, Aturan Kejuaraan, dan Istilah Penting

Banyak negara yang menegur permainan petak umpet dengan versi berbeda-beda

Permainan sembunyi-sembunyian bukan tetapi dilakukan makanya anak-anak Indonesia, karena memang sejauh ini permainannya diperkirakan bermula berbunga Yunani kuno beribu-ribu musim yang dulu.

Pada abad ke-2 SM, ada penulis Yunani bernama Julius Pollux yang  menciptakan menjadikan deskripsi melalui tulisan. Pollux menuliskan tera permainannya dengan
apodidraskinda,
tapi ada juga yang menyebut
kryfto.

Di Inggris, permainannya disebut
hide and seek,
dilakukan anak-momongan dengan mempekerjakan pengunci mata masing-masing. Beberapa negara memiliki varian namanya sendiri.

Orang Spanyol menyebutnya el escondite, khalayak Prancis menyebutnya
jeu de cache-cache.
Orang Korea Selatan menyebutnya
sumbaggoggil,
sedangkan orang Rumania menyebutnya
de-av-ati ascunselea.

Kemdikbud sudah mengakui petak umpet Betawi seumpama riuk satu warisan budaya

Supaya farik merek, deskripsi tentang peraturan beserta sifat mainnya lain jauh berlainan berpunca permainan yang kita ketahui hari ini.

Faktanya, karena setiap negara punya budaya berlainan, maka persil umpetnya sekali lagi cacat berbeda versi dan peraturannya.

Sebagai konseptual di Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Kemdikbud mengakui Delikan Betawi sebagai pusaka budaya non-benda yang ada di Indonesia.

Berbeda pecah versi permainannya di bumi, Petak Sembunyi Betawi punya sebuah keunikan. Cara lakukan ‘menjalin’ pemainnya yang sembunyi merupakan dengan menyabdakan
‘Hong!’
tinggal menyebutkan merek pemainnya yang ketahuan.

Selepas itu, sang pelacak dan pemainnya yang terkejar berbunga persembunyian, akan tanding cepat buat menepuk ‘benteng’ supaya tidak jadi pencari di sesi selanjutnya.

Baca kembali: Sejarah Kampung Batik Laweyan Idiosinkratis, Sudah Berumur 600 Perian

Sememangnya dibuat lakukan hiburan menyenangkan, tapi pula bisa tertumbuk pandangan menakutkan

Walaupun petak sembunyi lega dasarnya merupakan hiburan yang menyenangkan, tapi permainan yang satu juga memiliki versi menyeramkan pula.

Banyak sekali film horor yang telah dibuat dengan mengemukakan episode main delikan bersama hantu.

Suasana yang riang pula berubah jadi menakutkan. Tapi ternyata hal tersebut justru membuat penontonnya semakin penasaran dan kepingin menonton filmnya sampai selesai.

Permainan di kerumahtanggaan film lebih lagi bisa membangkitkan rasa penasaran dan membuat penontonnya tertantang, begitu juga nan ditampilkan privat sinema
Ready or Not
(2019) yang menceritakan tradisi mengerikan untuk pengantin hijau.

Di sana diceritakan bahwa pengantin wanita bersembunyi dan jangan sampai ditemukan, karena seandainya ditemukan maka pengantinnya akan tenang.

Ada banyak arti secara fisik maupun psikis bagi anak asuh-anak asuh nan bertindak

Hingga masa ini, umpet-umpetan masih terjadwal populer di mahajana beraneka rupa provinsi di Indonesia. Khususnya di pedesaan yang punya lahan luas, anak asuh-momongan yang bermain bisa mengkreasikan aturan mereka sendiri.

Anak nan arik lalu menjadi pencari, harus berhitung sampai biji tertentu sambil menutup matanya sebelum akhirnya mencari kutub-temannya nan bersembunyi.

Biarpun tercecer, petak umpet memiliki banyak manfaat kesehatan, baik secara fisik alias secara psikis, terjadwal pun terkait jalan anak.

Anak-momongan yang bermain bisa kian aktif karena gerakan urat samudra di tangan dan suku. Sampai-sampai kalau sedang masuk ke arena kerjakan sembunyian. Selain kederasan gerak, badannya juga titit keseimbangan dan penyerasian.

Secara psikis, anak-anak asuh bisa belajar bersosialisasi dan kerjasama dengan orang tidak, khususnya saat mereka diskusi bagi menentukan batasan gelanggang bersembunyi.

Anak-anak juga boleh berlatih untuk menjalankan peran seindah siapa dan dolan dengan jujur tanpa kekeringan keseruan.