Puisi Sutardji Calzoum Bachri Tapi
![]() |
Sendang Lembaga : Wahana Indonesia |
TRAGEDI WINKA & SIHKA
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
kawin
kawin
asosiasi
kawin
asosiasi
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Memahami Puisi, 1995
Mursal Esten
GAJAH DAN SEMUT
Maka itu : Sutardji Calzoum Bachri
tujuh gajah
cemas
meniti jembut
serambut
sapta semut
turun gunung
terkekeh
kekeh
pengembaraan
kalbu
1976-1979
syair-sajak: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Nanang Suryadi
MANTERA
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
lima percik mawar
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak ancala
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puah!
kau jadi Kau!
Kasihku
Mengetahui Puisi, 1995
Mursal Esten
Silakan
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Adakah nan lebih tobat
dibanding air mata
adakah yang lebih mengucap
dibanding airmata
adakah yang lebih nyata
adakah yang bertambah hakekat
dibanding airmata
adakah nan lebih lembut
adakah yang makin dahsyat
dibanding airmata
para pemuda yang
meluap di jalan jalan
itulah airmata
samudera puluhan hari berpenyakitan
yang dierami ayahbunda mereka
dan diemban ratusan miliun
mulut luka yang terpaksa
mengatup diam
kini airmata
lantang mengaum
biar durja kalian
takkan boleh selamat
di hadapan arwah sejarah
ayo
masih ada sedikit momen
bikin kumbah
pada dalam dan luas
airmata ini
marilah
jangan bandel
jangan kosen pada hakekat
jangan kalian simbahkan
asap airmata sreg lautan airmata
justru tambah menjalar
jangan letupkan peluru
logam akan menangis
dan tenggelam
dikedalaman airmata
jangan gunakan pentungan
mana ada hikmah
mampat
karena pentungan
para akil balig yang raib nyawa
karena tembakan
nan berpokok kepala
sebab pentungan
memang tak pun siapa
jadi sarjana atau apa saia
namun
mereka telah
nyempurnakan
bakat gemilang
sebagai airmata
yang kini dan kelak
selalu dibilang
bagi penjelajahan nasion
OASE: Sajak-sajak Sutardji Calzoum Bachri
Republika edisi : 28 November 1999
BATU
Makanya : Sutardji Calzoum Bachri
batu mawar
batu langit
bisikan duka
bujukan kangen
batu janun
batu bisu
kaukah itu
teka
teki
nan
tak menepati janji ?
Dengan sewu ardi langit tidak runtuh dengan sewu perawan
hati takjatuh dengan seribu sibuk sepi tak mati dengan
sewu beringin cak hendak tak teduh.
Dengan siapa aku menghubungkan?
Mengapa jam harus berdetik sedang darah tak sampa mengapa gunung harus letup madya langit tidak sampai cak kenapa peluk
diketatkan sedang hati tidak setakat mengapa tangan melambai
madya lambai tak sampai.
Kau tahu
bencana risau
batu pukau
batu Kau-ku
batu sepi
bisikan gempa bumi
rayuan gagu
kaukah itu
teka
teki
yang
bukan menepati
ikrar ?
Memahami Syair, 1995
Mursal Esten
BAYANGKAN
buat Salim Said
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
direguknya
wiski
direguk
direguknya
bayangkan sekiranya tak ada wiski di bumi
wai tak mengalir dalam aortaku katanya
di luar wiski
di halaman
anak asuh-anak berlaku
bayangkan sekiranya enggak cak semau anak-anak di bumi
aku kan pangling bagaimana menangis katanya
direguk
direguk
direguknya wiski
sambil mereguk tangis
dulu diambilnya pistol dari laci
bayangkan jikalau aku enggak sepi mati katanya
dan ditembaknya kepala seorang
bayangkan
1977
syair-sajak: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Nanang Suryadi
LUKA
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
ha ha
sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Nanang Suryadi
NGIAU
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
Suatu gang panjang menuju luluk dan cuaca tubuhku mengapa
tingkatan. Seekor kucing menjinjit tikus yang menggelepar
tengkuknya. Koteng nona dan koteng maskulin bergigitan.
Yang mana kucing yang mana tikusnya? Ngiau! Ah gang
nan janjang. Cobalah tentukan! Aku kenal Afrika aku kenal
Eropa aku tahu Benua aku kenal jam aku tagu jentara
aku kenal kalut. Tapi bila dua khalayak ganti gigitan
menanamkan gigi-gigi lengang mereka akan ragu menjadwalkan nan
opsional yang mana jejas yang mana zero yang mana
makna yang mana individu yang mana kera yang mana dosa yang
mana surga.
sajak-tembang: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Berpikir Suryadi
Ozon
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
dukaku dukakau dukarisau dukakalian dukangiau
resahku resahkau resahrisau resahbalau resahkalian
raguku ragukau raguguru ragutahu ragukalian
mauku maukau mautahu mausampai maukalian maukenal maugapai
siasiaku siasiakau siasia siabalau siarisau siakalian siasia
waswasku waswaskau waswaskalian waswaswaswaswaswaswaswaswaswas
duhaiku duhaikau duhairindu duhaingilu duhaikalian duhaisangsai
oku okau okosong orindu okalian obolong o risau udara murni Kau O…
sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Berpikir Suryadi
PARA PEMINUM
Oleh : Sutardji Calzoum Bachri
di lereng lereng
para peminum
mendaki dolok mabuk
kadang mereka terguling
jatuh
dan mendaki lagi
memetik bulan
di puncak
mereka oleng
tapi mereka bilang
–kami takkan karam
dalam samudra bulan–
mereka nyanyi nyanyi
jebluk
dan mendaki pun
di puncak ardi mabuk
mereka bertelur memetik bulan
mereka menggudangkan bulan
dan bulan menggudangkan mereka
di puncak
semuanya diam dan tersimpan
Sajak-tembang: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Nanang Suryadi
SEPISAUPI
Makanya : Sutardji Calzoum Bachri
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau mati
sepisau duka serisau diri
sepisau tenang sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupoi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
hingga pisauNya ke privat nyanyi
1973
sajak-sajak: Sutardji Calzoum Bachri
Date: Wed, 17 Nov 1999 01:27:04 -0800
Mailing List MSI Penyair
Pengirim Nanang Suryadi
Tanah AIR Alat penglihatan
Makanya : Sutardji Calzoum Bachri
Tanah airmata tanah tumpah dukaku
mata air airmata kami
airmata lahan air kami
di sinilah kami seram
menyanyikan airmata kami
di genyot gembur mewah tanahmu
kami simpan perih kami
di balik etalase gencar gedung-gedungmu
kami coba sembunyikan derita kami
kami coba simpan nestapa
kami coba kuburkan duka lara
tapi sakit perut bukan dapat sembunyi
anda merebak kemana-mana
bumi memang tak sebatas pandang
dan udara luas menunggu
namun kalian takkan bisa menyingkir
ke manapun melangkah
kalian pijak airmata kami
ke manapun kusut
kalian kan hinggap di air indra penglihatan kami
ke manapun berlayar
kalian arungi airmata kami
kalian mutakadim terkepung
takkan bisa mengelit
takkan bisa ke mana memencilkan
menyerahlah sreg kedalaman air mata
(1991)
Puisi-sajak Perjuangan dan Lantunan Tanah Air
Source: https://www.untaianabjad.com/2019/11/kumpulan-puisi-sutardji-colzoum-bachri.html