Resensi Novel Hujan Tere Liye
Bagi pecinta novel, pasti tidak asing pun dengan jenama Tere Liye. Sebagai salah suatu penulis populer Indonesia, Tere Liye telah banyak menulis novel
best seller
yang sangat digemari sidang pembaca khususnya anak cukup umur. Keseleo suatu nya ialah novel berjudul Hujan.
Dilansir dari Google Books, Novel Hujan diterbitkan pada Januari 2022 oleh PT. Gramedia Referensi Terdepan. Mengangkat genre
science fiction,
novel ini mengobrolkan kisah perkawanan menjadi cinta antara pelopor
Lail dan Esok dengan rataan hari tahun 2042 hingga 2050. Karena kisahnya yang tidak biasa, novel ini berdampak memperoleh rating 4,38 bermula 5 di situs trik Goodreads.
Sebagai seorang
book lovers, pastinya novel ini layak djadikan salah suatu book-list yang harus Anda baca. Bila Anda masih ragu untuk mengaji buku ini, simak sinopsis novel Hujan angin karya Tere Liye ini
Sinopsis Novel Hujan abu Tere Liye
Plong 2042, dunia sudah lalu memasuki era di mana peran manusia telah digantikan oleh guna-guna pengeahuan dan teknologi canggih. Cerita berfokus pada kepribadian Lail, gadis berusia 13 musim, yang pada masa pertamanya di sekolah harus mengalami bencana ancala meletus dan gempa dahsyat. Bencana ini mnegahancurkan daerah tingkat tempat tinggalnya serta merenggut nyawa kedua orangtuanya.
Beruntungnya, seorang teruna berumur 15 periode bernama Esok hinggap menolong dan menyelamtakan Lail. Enggak seperti mana Lail, Akan datang masih memilki seroang ibu. Namun, akibat bencana tersebut, kedua kakinya harsu diamputasi.
Sejak situasi itu, hubungan Lail dan Kelak menjadi dekat layaknya kakak adik yang tak terpisahkan. Sejauh setahun setelah batu tersebut, mereka berdua tinggal di perpindahan. Mereka kerap membantu petugas evakuasi sehingga membuat banyak bani adam di pengungsian mengenal mereka.
Lain lama kemudian, Pemerintah mengumumkan bahwa ajang evakuasi mereka akan segera ditutup. Hal ini takhlik Lail dan Esok terpisah. Setelah itu, Lail habis di panti sosial sementara itu Akan datang menjadi momongan angkat makanya salah satu tanggungan.
Sepanjang sangat di panti sosial, Lail berteman akrab dengan Maryam, saingan sekamarnya yang bersih, lucu, dan penuh semangat. Meskipun Esok dan Lail telah terpisah, mereka telah menentukan jadwal pertemuan setiap sebulan sekali. Pertemuan ini pun menjadi detik yang caruk ditunggu-tunggu oleh Lail.
Pada awalnya, semua berjalan lancar. Ketika mereka berdua bertarung, mereka camar berbagi xerita seputar aktivitas ataupun kegiatan per. Sayangnya, jadwal persuaan mereka harus berubah lantaran Tubin harus meneruskan pendidikan di Ibukota. Hal ini membuat mereka hanya bisa bertemu di libur semester.
Lail berusaha menyibukkan diri. Bersama Maryam, mereka bergabung menjadi relawan di sebuah organisasi dengan harga diri sebagai relawan minimum mulai dewasa. Tidak semata-mata nan termuda, mereka empat mata pula mengukir manifestasi.
Kala itu, mereka berdua ditempatkan sreg sektor 2 dimana ada dua kota kembar nan terletak di hulu dan kuala berjauhan 50 kilometer. Saat itu, kolam di hulu retak sehingga dikhawatirkan akan jebol dan menghancurkan dua kota tersebut. Berkat aksi heroik Lail dan Maryam, mereka bisa menyelematkan kota itu dan mendpatkan penghargaan
Kesibukan Lail rani membantunya mengalihkan rasa rindunya terhadap Lusa. Sayangnya, lambat laun, Lail dan Esok menjadi jarang berkomunikasi dan perikatan keduanya pun menjadi renggang.
Pendek cerita, Esok terkebat dalam projek kapal asing angkasa yang akan membawa penduduk bumi ke asing angkasa untuk menghindari bisikan dahsyat yang akan melanda bumi besok. Sayangnya, tidak semua warga marcapada dapat memencilkan karena nan bisa menyingkir dipilih secara acak. Tubin sendiri telah memiliki dua tiket.
Suatu hari, ayah angkatnya yang juga seorang walikota, lamar agar Esok memberikan satu tiket kerjakan anak perempuannya, yaitu Claudia. Hal ini pun menimbulkan kesalahpahaman. Lail telah cukup dewasa untuk memahami bahwa Anda punya perasaan terhadap Tubin. Namun, di arah lain, Sira juga membutuhkan kepastian.
Sehari sebelum pengumuman dari pemerintah, tidak ada pesiaran dari Jemah. Hal ini membuat perasaan Lail menjadi kacau. Dia pula memutuskan unuk masuk ke ruangn modifikasi ingatan dengan pamrih bikin mendinginkan semua beban pikirannya termasuk kenangan adapun Kemudian hari. Ternyata Esok tengah mengamalkan proses pemndahan data sehingga beliau enggak sempt memberikan takrif kepada Lail.
Sayangnya, proses pemindahan data tak bisa dihentikan. Akan datang telah terlambat. Lantas bagaimana kontinuitas narasi mereka akan datang? Akankah Lail akan mengabaikan turunan Rupawan termuat apa kenangan yang telah mereka lalui? Penasaran? Baca kelanjutan kisahnya di Novel Hujan angin karya Tere Liye.
Kutipan Penuh Makna dalam Novel Hujan Tere Liye
Tere Liye dikenal sebagai dabir yang kreatif dan kerap menelurkan kutipan-kutipan yang menggugah jiwa. Kutipan-kutipan yang demikian, unjuk juga intern novel karyanya, yakni “Hujan”.
Mengenai, beberapa acuan kutipan yang indah dalam novel Hujan karya Tere Liye ini, adalah sebagai berikut:
- “Karena kenangan setimbang seperti Hujan. Ketika dia nomplok kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tengguli air yang merosot berasal langit? Tetapi bisa ditunggu hingga selesai dengan sendirinya.”
- “Hidup ini sekali lagi memang tentang menunggu. Menunggu kita untuk mengingat-ingat kapan kita akan berhenti menunggu.”
- “Basyar kuat itu lain karena dia memang kuat, melainkan karena ia bisa lapang membebaskan.”
Source: https://katadata.co.id/agung/berita/63203415cd124/menilik-sinopsis-novel-hujan-tere-liye-yang-sarat-nilai-kehidupan