Surah Al Mulk Ayat 15
Berkelanalah, agar kita memafhumi fungsi invensi dunia bikin MakhlukNya. Pergilah, mudah-mudahan kita paham indahnya mayapada dan isinya adalah bentuk ciptaan Allah, yang pas kita syukuri. Akan doang sepantasnya Yang mahakuasa mengesir rasa syukur kita dengan menjelajah bumi demi kerjakan kemaslahatan segala makhlukNya. Kita menikmati peranakan alat pencernaan dan lainnya berasal dunia, sebagai cap bahwa bumi adalah rang kekuasaan Allah yang tiada habisnya untuk keperluan makhlukNya. Surat al-Mulk ayat 15 sebagai pengingat bahwa Allah menerimakan rezeki melintasi segala apa rang marcapada. Maka jelajailah bumi.
هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِّزْقِهِ وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Dialah nan menjadikan bumi lakukan dia nan mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari kandungan-Nya. Dan cuma kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Q.S. al-Mulk [67]: 15)
Baca pula:
Tafsir Surat Al-Mulk Ayat 12-14: Allah Maha Memahami Sesuatu, Sekalipun Isi Hati Manusia
Adverbia Surat al-Mulk Ayat 15
Pada kitab
Adverbia al-Misbah
garitan Quraish Shihab terjadwal bahwa Tuhan lah yang sudah menundukkan bumi sehingga melicinkan kalian. Maka, jelajahilah di seluruh pelosoknya dan makanlah berbunga nafkah yang dikeluarkan dari bumi itu untuk kalian. Sesungguhnya tetapi kepada-Yang mahakuasa lah kita akan dibangkitkan untuk diberi perkelahian.
Maksudnya, berjalanlah kalian ke mana pun yang beliau kehendaki di berbagai kawasannya, serta lakukanlah avontur mengerubuti semua provinsi dan kawasannya untuk keperluan mata pencaharian dan perniagaan. Dan ketahuilah bahwa upaya kalian tidak dapat menjatah kemujaraban sesuatu apapun lakukan kalian, kecuali Allah sendiri nan berkehendak bagi memudahkannya.
Meskipun mayapada itu bulat, dan terus menerus bergerak, namun Halikuljabbar SWT teguh melicinkan kita untuk tetap bisa bertualang sonder mengkhawatirkan peredaran bumi yang terus bersirkulasi.
Seperti mana dengan apa nan disampaikan oleh Pater Ahmad mengatakan, mutakadim menceritakan kepada kami Abuk Abdur Rahman, bahwa sahabat Umar kacang Khatab pernah mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah bersabda:
Jikalau kalian bertawakal kepada Yang mahakuasa dengan sebenar-benar tawakal, niscaya Engkau akan memberimu rezeki,
seperti Sang pencipta memberi rezeki
kepada burung.
Maksudnya ialah burung ketika pergi di pagi masa dengan keadaan lapar, kemudian kapan pulang tepatnya plong petang waktu, pelir tersebut sudah lalu dalam situasi kenyang.
Baca sekali lagi:
Kata tambahan Surat Al-Mulk Ayat 8-11: Penyesalan Orang yang Ingkar di Hari Kiamat
Lebih jauh lafaz
Dzaluul
pada ayat 15 surat al-mulk yaitu mufrad, jamaknyadzulul. Berasal dari kataadz dzillah ataudzalla-yadzullu yang berarti abnormal, hina, menunduk, patuh, belas kasihan, mudah dan sebagainya. Al Husain bin Muhammad Ad Damaaghani mengatakan bahwa lafadz
dzaluul
di dalam Al Qur’an mengandung beberapa makna, yaitu tawaddu’, langlai subtil, kehinaan, terpasang dan terbelenggu.
Intern
Safwah At- Tafasir,dzaluul pada ayat ini signifikan lunak dan mudah dijadikan kancah berjalan. Kemudian jika pada
tafsir Al Azhar,dzaluul diartikan dengan abnormal, maknanya bumi invalid di sumber akar tungkai manusia atau di pangkal pijakan orang. Maka, bagaimanapun tingginya gunung, apabila insan mendakinya, namun puncak gunung itu teguh terletak di asal kaki individu juga.
Baca juga:
Kata keterangan Surat Al-Mulk Ayat 5-7: Perdurhakaan Bikin yang Lain Kukuh Perintah
Berkelanalah! Hingga Sadar Kefanaan Manjapada dan Kekekalan Allah
Berkelana ataupun kembali menjelajah bumi adalah menjadikan semakin jelas bahwa di dunia ini tidak suka-suka yang kekal, kecuali bagan kekuasaan Allah dan dapat bubar kembali karena kehendak Allah. Merapah juga terlampau positif, selain memang sangat dianjurkan n domestik al-Quran. Dengan menjajap, manusia diharapkan akan semakin bersyukur dan mendapatkan banyak hikmah serta pelajaran berpangkal berjenis-jenis kejadian yang dihadapinya di pertualangan.
Dengan semacam itu, menjajat bumi akan menemukan keluhuran Tuhan, pengetahuan asing biasa, berbagai macam hobatan hidup serta mampu memahami hakikat kehidupan, dan menyadari atas perihal kefanaan dunia, segala apa sesuatu tidak terlepada dengan kehendak Yang mahakuasa SWT. Bahkan selai itu juga, lebih merasuk dalam mengetahui ayat-ayat Allah sehingga kita akan senantiasa menunduk bertasbih dan khusyuk kepada Allah. Dan tentunya Sang pencipta SWT memberikan kelimpahan alat pencernaan melalui bentuk kekuasaaNya adalah bumi. Wallahu a’lam [].
Source: https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-mulk-ayat-15-berkelanalah-hingga-sadar-kefanaan-dunia-dan-kekekalan-allah/