Usaha Yang Dilakukan Andrea Hirata
Kompasiana ialah platform blog. Konten ini menjadi barang bawaan jawab bloger dan tidak mengaplus pandangan redaksi Kompas.
Resensi Guru Aini: Mereka yang Bersikukuh ialah yang Tekun Sparing
Guru Aini merupakan novel pertama dari trilogi Guru Aini karya Andrea Hirata, maestro prosa sumber akar Belitung. Bercerita tentang perjuangan koteng guru cerdas yang pelamun mengajar di pedalaman pulau Tanjong Hampar, di ujung selatan pulau Sumatera. Pertama mulai sejak perian 2022, maka itu Beber Bacaan. Memuat 306 pelataran dan memiliki rating 4,52 di goodreads (3/2/2023).
Mendaras novel Hawa Aini akan membawa kita ke dalam realitas pendidikan Indonesia nan penuh ironi. Di dalamnya kita akan diperkenalkan dengan bilang biang keladi, dengan lika liku pendidikannya yang super duper unik dan inspiratif. Tutur saja tokoh guru Desi Istiqomah yang istiqamah seperti namanya, Debut Awaludin sang genius matematika, dan Nuraini (Aini) si pembelajar berhati baja.
Berpokok Trio Matematikos (mencuil gabungan istilah nan suka-suka intern novel) inilah para pembaca akan diberikan sebuah perspektif tentang bagaimana relasi antara guru dan pesuluh, kekuatan cita-cita dan harapan, serta pemaknaan ilmu pendidikan dan implikasinya terhadap spirit.
Temperatur Desi, Killer, Matematikawan, dan Si Idealis
Sudah bukan peristiwa hijau sekali lagi bahwa guru yaitu profesi yang dianggap penuh problema. Bagaimana tidak, di suatu sisi master dianggap laksana profesi nan habis terdepan, tetapi di jihat tak guru dianggap sebagai profesi yang kerap–secara langsung maupun tak langsung–diremehkan dan tidak dihargai.
Hal ini bertambah elusif saat ketatanegaraan yang ditentukan pemerintah, sekali-kali tak sesuai dengan kehendak atau tidak disukai guru. Contohnya saja seperti peningkatan kualitas dan kapasitas guru yang super duper ribet serta harus siap mengabdi kepada negara–bahasa buminya–siap ditempatkan di mana saja, di mana pun itu tempatnya, di seluruh wilayah NKRI. Jika lain siap maka yuk keluar dari sistem dan … semoga mujur. Sederhananya itulah realitas dunia guru yang kita ketahui hingga saat ini.
Akan tetapi, membaca Guru Desi intern novel Guru Aini akan kita temukan roh dedikasi seseorang yang bermoral-benar mencintai hobatan dan pendidikan. Tidak peduli penilaian bani adam lain seperti apa, tidak peduli dikaryakan di mana, bukan peduli budaya formalitas sekolah yang tak memihak petatar, yang kamu pedulikan hanyalah siswa dan bagaimana menularkan sukma sparing yang ia n kepunyaan kepada anak asuh didiknya tersebut.
Desi Istiqomah diceritakan sebagai seorang genius ilmu hitung yang ingin menjadi master sehabis termotivasi oleh suhu matematikanya di waktu SMA. Keinginan Desi sangatlah lestari, bahkan upaya pencegahan yang dilakukan sang ibu tidak bisa meruntuhkan keinginannya tersebut. Karena idealisme itu jugalah, Desi yang pada awal kelulusannya di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) ditugaskan di keseleo satu kota besar lebih memintal sekolah di pedalaman pulau Tanjong Hampar, menyelamatkan temannya yang gamang karena dikaryakan di sana.
Dari Guru Desi inilah pembaca lagi akan memahami bahwa profesi temperatur tak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Mereka yang memilih profesi ini harus etis-benar memiliki passion dan minat nan tinggi lega dunia pendidikan. Selain itu, koteng guru juga harus punya integritas terhadap keilmuan yang diampunya. Harus menjadi ahli dan harus mampu memberikan berjenis-jenis solusi dalam menghadirkan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi murid.
Takdirnya seorang guru tidak memiliki itu semua maka penerimaan yang disajikan dapat dipastikan cengkar, statis, dan enggak memberikan kesan berarti bagi murid. Hal ini pun boleh terlihat pecah rekan Guru Desi yaitu Hawa Tabah. Bak sesama suhu matematika Guru Tabah memusat lebih memufakati, ikhlas, dan tabah–seperti namanya–seandainya di kelasnya ada murid nan lambat intern mengikuti penerimaan. Tidak ada usaha untuk pembenahan dan cenderung cuek serta meninabobokan.
- 1
- 2
- 3
Video Pilihan
Source: https://www.kompasiana.com/dederudiansah6797/63dcfa564addee42c4051364/resensi-guru-aini-mereka-yang-bertahan-adalah-yang-benar-benar-belajar